Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":58063,"date":"2020-06-23T09:33:59","date_gmt":"2020-06-23T02:33:59","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=58063"},"modified":"2020-06-23T09:34:00","modified_gmt":"2020-06-23T02:34:00","slug":"perang-riddah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/perang-riddah\/","title":{"rendered":"Perang Riddah, Sejarah Kelam Kemurtadan Bangsa Arab setelah Nabi Wafat"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Perang Riddah atau Perang Melawan Kemurtadan, adalah serangkaian konflik militer antara kaum Muslimin melawan pemberontakan beberapa suku Arab. Perang ini terjadi setelah Rasulullah Saw wafat yang dilancarkan oleh Khalifah Abu Bakar selama tahun 632 dan 633 M.<\/p>\n\n\n\n

Pemberontakan-pemberontakan kaum Arab dalam historiografi Islam pada masa itu dianggap bersifat keagamaan, dikarenakan ada salah seorang pengikut Nabi Muhammad Saw yang kemudian mengaku sebagai seorang nabi yaitu, Musailamah.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan menurut sejarawan lain, pemberontakan-pemberontakan itu lebih bersifat politis, dan memiliki aspek keagamaan lainnya yaitu, Madinah telah menjadi pusat sistem sosial dan politik, yang di dalamnya agama menjadi bagian penting; akibatnya tidak terelakkan lagi bahwa reaksi melawan sistem ini juga memiliki aspek keagamaan.<\/p>\n\n\n\n

Nabi Muhammad Wafat<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Pada 12 Rabiul Awwal 11 Hijriyah atau bertepatan dengan 3 Juni 632 Masehi, Nabi Muhammad SAW berpulang ke rahmatullah. Setelah tersiar kabar wafatnya beliau Saw, para sahabat sangat terkejut.<\/p>\n\n\n\n

Umar bin Khattab yang duduk di tengah mereka tidak terima dengan kabar itu. Ia mengatakan bahwa Rasulullah tidak wafat, melainkan sedang pergi menghadap Tuhan-nya. Umar terus mengancam bahkan mau membunuh siapa saja yang mengatakan bahwa Rasulullah telah wafat.<\/p>\n\n\n\n

Ketika tersiar kabar Rasulullah wafat, Abu Bakar sudah pulang ke rumahnya di Sunh di pinggir kota Madinah. Lalu, bergegaslah ia menuju rumah Aisyah. Dilihatnya Nabi Muhammad SAW sudah diselubungi kain di salah satu bagian rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Abu Bakar lantas menyingkap kain itu dari wajah Rasulullah Saw lalu menciumnya dan berkata: \u201cAlangkah sedapnya sewaktu engkau hidup, dan alangkah sedapnya waktu engkau wafat.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Setelah itu, Abu Bakar segera keluar lalu berkata kepada mereka: \u201cSaudara-saudara! Barangsiapa menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa yang menyembah Allah, Allah selalu hidup, tak pernah mati.\u201d Kemudian Abu Bakar membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 144,<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0645\u064e\u0627 \u0645\u064f\u062d\u064e\u0645\u0651\u064e\u062f\u064c \u0625\u0650\u0644\u0651\u064e\u0627 \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0644\u064c \u0642\u064e\u062f\u0652 \u062e\u064e\u0644\u064e\u062a\u0652 \u0645\u0650\u0646 \u0642\u064e\u0628\u0652\u0644\u0650\u0647\u0650 \u0671\u0644\u0631\u0651\u064f\u0633\u064f\u0644\u064f \u06da \u0623\u064e\u0641\u064e\u0625\u0650\u064a\u06df\u0646 \u0645\u0651\u064e\u0627\u062a\u064e \u0623\u064e\u0648\u0652 \u0642\u064f\u062a\u0650\u0644\u064e \u0671\u0646\u0642\u064e\u0644\u064e\u0628\u0652\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649\u0670\u0653 \u0623\u064e\u0639\u0652\u0642\u064e\u0670\u0628\u0650\u0643\u064f\u0645\u0652 \u06da \u0648\u064e\u0645\u064e\u0646 \u064a\u064e\u0646\u0642\u064e\u0644\u0650\u0628\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649\u0670 \u0639\u064e\u0642\u0650\u0628\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0644\u064e\u0646 \u064a\u064e\u0636\u064f\u0631\u0651\u064e \u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064e \u0634\u064e\u064a\u0652\u0640\u0654\u064b\u0627 \u06d7 \u0648\u064e\u0633\u064e\u064a\u064e\u062c\u0652\u0632\u0650\u0649 \u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f \u0671\u0644\u0634\u0651\u064e\u0670\u0643\u0650\u0631\u0650\u064a\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cMuhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya pun telah berlalu rasul-rasul. Apabila dia mati atau terbunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berbalik ke belakang sama sekali tak akan merugikan Allah, tetapi Allah akan memberi pahala kepada orang-orang yang bersyukur.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Umar bin Khattab yang mendengar itu, seketika jatuh tersungkur dan baru meyakini bahwa Rasulullah telah wafat.<\/p>\n\n\n\n

Pergantian Khalifah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Setelah Rasulullah wafat dan sedang menunggu dimakamkan, sebagian kaum muslimin mengadakan pertemuan di Safiqah (balai kota) Bani Saidah. Mereka membicarakan siapa sosok yang tepat untuk menggantikan posisi Nabi sebagai khalifah.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Anshar mengusulkan Sa’ad bin Ubadah<\/a><\/strong>. Kabar itu terdengar para sahabat dan keluarga yang sedang mengurus jenazah Nabi. Lalu tiga orang sahabat yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah menyusul ke pertemuan.<\/p>\n\n\n\n

Saat kaum Anshar bertemu kaum Muhajirin, terjadilah perdebatan. Masing-masing bersikukuh mengajukan calon pemimpin pengganti Nabi. Perundingan tak juga mencapai titik temu. Hingga Abu Ubaidah menyampaikan: “Sahabat-sahabatku dari kalangan Ansar, kalian adalah pihak yang pertama menolong dan membela agama Islam. Oleh karena itu, janganlah kamu menjadi orang pertama yang memecah belah dan merusaknya,” ujar Abu Ubaidah.<\/p>\n\n\n\n

Setelah suasana tenang, akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai pengganti Nabi. Alasan terpilihnya Abu Bakar yakni:<\/p>\n\n\n\n