Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":58692,"date":"2020-06-25T16:42:30","date_gmt":"2020-06-25T09:42:30","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=58692"},"modified":"2020-06-25T16:42:30","modified_gmt":"2020-06-25T09:42:30","slug":"hukum-jual-beli-emas-pegadaian-secara-online","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-jual-beli-emas-pegadaian-secara-online\/","title":{"rendered":"Sah kah Hukum Jual Beli Emas Pegadaian Secara Online? Ini Penjelasannya"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Emas adalah barang yang termasuk katagori ribawi. Jual beli emas, umumnya terjadi di pasaran konvensional. Namun dewasa ini dalam dunia online, transaksi jual beli emas juga sudah mulai diakomodir dalam bentuk perdagangan berjangka namun bersifat satu titik (spot). Lantas bagaimana hukum Jual beli emas secara online tersebut?<\/p>\n\n\n\n

Namun sebelum mebahas mengenai hukum jual beli emas secara online, ada baiknya kita ketahui terlebiih dahulu apa itu barang ribawi, karena hal ini akan berkaitan dengan cara transaksi jual belinya nanti.<\/p>\n\n\n\n

Apa Itu Barang Ribawi?<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Barang ribawi, yaitu barang yang senantiasa fluktuatif harganya. Adapun menurut para ulama, barang ribawi adalah barang- barang yang apabila diperjual-belikan tidak sesuai dengan kaidah jual beli yang ditetapkan syaria\u2019t dengan syarat-syarat tertentu maka akan terjadi transaksi riba.<\/p>\n\n\n\n

Apa saja yang termasuk dengan barang ribawi itu? Simak ulasan dari kitab Manhaju al-Thulab, berikut:<\/p>\n\n\n\n

\u0625\u0646\u0645\u0627 \u064a\u062d\u0631\u0645 \u0641\u064a \u0646\u0642\u062f \u0648\u0645\u0627\u0642\u0635\u062f \u0644\u0637\u0639\u0645 \u062a\u0642\u0648\u062a\u0627 \u0623\u0648\u062a\u0641\u0643\u0647\u0627 \u0623\u0648\u062a\u062f\u0627\u0648\u064a\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cSesungguhnya riba diharamkan dalam emas, perak (nuqud), dan bahan pangan yang berfaedah sebagai sumber kekuatan, lauk pauk dan obat-obatan.\u201d (Syekh Abu Zakaria Yahya Muhyiddin bin Syaraf al-Nawawy, Manhaju al-Thul\u00e2b, Kediri: Pesantren Fathul Ulum, tt.: 1\/161)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Keterangan di atas menjelaskan bahwa riba dilarang dalam jual beli barang yang terdiri atas emas, perak, dan bahan makanan. Oleh karena itu, emas dan perak (nuqud) serta bahan makanan dikenal dengan istilah barang ribawi, yaitu barang yang dapat mengakibatkan terjadinya akad riba bila terjadi kelebihan dalam salah satu pertukarannya (jual belinya).<\/p>\n\n\n\n

Jual Beli Barang Ribawi<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Ada dua model transaksi jual beli barang ribawi yang diperbolehkan dalam syariat, yaitu: Pertama, transaksi barter barang ribawi sejenis, dan kedua, transaksi jual beli barang ribawi tidak sejenis yang disertai instrumen transaksi berupa harga (\u2018iwadh).<\/p>\n\n\n\n

Pertama, Jual Beli barang ribawi yang sejenis.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Di dalam akad muamalah jenis ini, syarat yang harus dipenuhi oleh kedua orang yang saling bertransaksi adalah:<\/p>\n\n\n\n

  1. Harus kontan (yadan bi yadin\/hulul).<\/li>
  2. Harus sepadan (tamatsul), yaitu tidak boleh beda timbangan atau takaran.<\/li>
  3. Harus taqabudl (saling menerima). Tidak boleh salah satu menunda penyerahan bagi barang yang lainnya.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

    Kedua, muamalah pertukaran barang ribawi tidak sejenis.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

    Di dalam akad muamalah jenis ini, yang wajib dilakukan hanya dua, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

    1. Saling taqabudl (serah terima).<\/li>
    2. Harus kontan (hulul).<\/li><\/ol>\n\n\n\n

      Karena emas termasuk barang ribawi dan jual belinya sudah ditentukan sebagaimana dua cara diatas. Maka bagaimana hukum dan skema jual beli emas secara online, apakah sah?<\/p>\n\n\n\n

      Hukum Jual Beli Emas secara Online<\/h2>\n\n\n\n

      Banyak sekali platform jual beli emas secara online, namun untuk mememudahkan analogi kita akan menggunakan contoh dari versi Pegadaian<\/a><\/strong>.<\/p>\n\n\n\n

      Pegadaian mengeluarkan sebuah produk baru yang diberi nama Tabungan Emasku. Merujuk pada situs yang dirilis oleh pegadaian, bahwa program ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n

      Nasabah memiliki buku rekening Tabungan Emasku di Pegadaian dengan jalan mendaftar menjadi nasabah. Nasabah menabung emas dengan jalan jual beli emas dilakukan dengan cara pembeli memesan emas dengan berat 0,01 gram yang harganya disesuaikan dengan besaran harga emas per gramnya pada hari itu.<\/p>\n\n\n\n

      Jika harga 1 gram emasnya adalah 800 ribu, maka untuk emas dengan berat 0,01 gram, harganya adalah 8 ribu. Jika harga emas mengalami penurunan senilai Rp 500 ribu per gram, maka harga 0.01 gram emas menjadi senilai 7.500 rupiah.<\/p>\n\n\n\n

      Selanjutnya, karena kecilnya emas yang dibeli, kemudian emas itu disimpan dalam bentuk saldo deposit dalam bentuk berat (gram) yang dibeli. Bila membeli sejumlah 0,02 gram, maka saldo deposit itu juga dituliskan bahwa emas kita adalah 0,02 gram.<\/p>\n\n\n\n

      Jika suatu ketika kita mampu membeli tambahan seberat 1 gram, maka saldo deposit kita otomatis bertambah menjadi 1,02 gram, hasil penjumlahan dengan transaksi sebelumnya.<\/p>\n\n\n\n

      Kemudian jika kita ingin mencetak emas dari saldo deposit E-Mas yang kita miliki, maka diperlukan adanya transaksi baru, yaitu:<\/p>\n\n\n\n