Pecihitam.org<\/strong> – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 103 \u2013 Kitab Ilmu ini, menjelaskan tentang larangan keras berdusta dengan membawa nama Rasulullah saw, karena hal tersebut akan membuat pelakunya dimasukkan kedalam neraka. Larangan ini sangat jelas dan terang bagi mereka yang selalu mengada-adakan kedustaan atau membuat hadis palsu dan menyandarkannya kepada Rasulullah saw. Maka sangat keras ancaman yang diancamkan kepada mereka. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 1 Kitab Ilmu. Halaman 384-385.<\/p>\n\n\n\n

\u062d\u064e\u062f\u064e\u0651\u062b\u064e\u0646\u064e\u0627 \u0639\u064e\u0644\u0650\u064a\u064f\u0651 \u0628\u0652\u0646\u064f \u0627\u0644\u0652\u062c\u064e\u0639\u0652\u062f\u0650 \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0623\u064e\u062e\u0652\u0628\u064e\u0631\u064e\u0646\u064e\u0627 \u0634\u064f\u0639\u0652\u0628\u064e\u0629\u064f \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0623\u064e\u062e\u0652\u0628\u064e\u0631\u064e\u0646\u0650\u064a \u0645\u064e\u0646\u0652\u0635\u064f\u0648\u0631\u064c \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0633\u064e\u0645\u0650\u0639\u0652\u062a\u064f \u0631\u0650\u0628\u0652\u0639\u0650\u064a\u064e\u0651 \u0628\u0652\u0646\u064e \u062d\u0650\u0631\u064e\u0627\u0634\u064d \u064a\u064e\u0642\u064f\u0648\u0644\u064f \u0633\u064e\u0645\u0650\u0639\u0652\u062a\u064f \u0639\u064e\u0644\u0650\u064a\u064b\u0651\u0627 \u064a\u064e\u0642\u064f\u0648\u0644\u064f \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0628\u0650\u064a\u064f\u0651 \u0635\u064e\u0644\u064e\u0651\u0649 \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0633\u064e\u0644\u064e\u0651\u0645\u064e \u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0643\u0652\u0630\u0650\u0628\u064f\u0648\u0627 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u064e\u0651 \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u064e\u0651\u0647\u064f \u0645\u064e\u0646\u0652 \u0643\u064e\u0630\u064e\u0628\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u064e\u0651 \u0641\u064e\u0644\u0652\u064a\u064e\u0644\u0650\u062c\u0652 \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0627\u0631\u064e<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Terjemahan: <\/strong>Telah menceritakan kepada kami [‘Ali bin Al Ja’d] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu’bah] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Manshur] berkata, aku mendengar [Rib’i bin Jirasy] berkata, aku mendengar [‘Ali] berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian berdusta terhadapku (atas namaku), karena barangsiapa berduasta terhadapku dia akan masuk neraka.”<\/p>\n\n\n\n

Keterangan Hadis: <\/strong>\u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0643\u0652\u0630\u0650\u0628\u064f\u0648\u0627 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u064e\u0651<\/strong> <\/strong>(Janganlah kalian berbohong atas namaku). Bohong dalam hadits ini mengandung pengertian umum, yaitu mencakup semua jenis kebohongan. Maksudnya. janganlah kalian menisbatkan kebohongan kepadaku. Kata \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u064e\u0651<\/strong> <\/strong>(atas diriku) tidak mempunyai maksud lain, yaitu diperbolehkan melakukan kebohongan untuk Nabi saw, karena Nabi saw sendiri telah melarang semua bentuk kebohongan.<\/p>\n\n\n\n

Suatu kaum yang bodoh telah terpedaya. sehingga mereka membuat hadits-hadits palsu mengenai targhib<\/em> (janji) dan tarhib<\/em> (ancaman) dan mengatakan, “Kami tidak melakukan kebohongan atas Nabi saw, tapi kami sebenarnya melakukan ini dalam rangka untuk membela agama dan syariat beliau.” Mereka beralasan bahwa mengatakan sesuatu yang tidak dikatakan Nabi saw tidak berarti melakukan kebohongan kepada Allah SWT, karena kebohongan tersebut telah membantu untuk menguatkan hukum-hukum syariah; seperti wajib, sunah, haram dan makruh.<\/p>\n\n\n\n

Golongan Karramiyah membolehkan melakukan kebohongan dalam masalah targhib<\/em> dan tarhib<\/em> untuk menguatkan apa yang ada dalam Al Qur’an dan Sunnah. dengan alasan bahwa kebohongan itu adalah untuk Nabi. Alasan itu menunjukkan kebodohan mereka dalam memahami bahasa Arab. Sebagian mereka berpegang kepada beberapa riwayat hadits yang tidak dapat dikukuhkan kebenarannya karena adanya penambahan matan hadits, misalnya hadits yang dikeluarkan oleh Al Bazzar dari Ibnu Mas’ud yang menyebutkan, \u0645\u064e\u0646\u0652 \u0643\u064e\u0630\u064e\u0628\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u064e\u0651 \u0644\u0650\u064a\u064f\u0636\u0650\u0644\u0651 \u0628\u0650\u0647\u0650 \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0627\u0633<\/strong> “Barangsiapa yang melakukan kebohongan atas namaku untuk menyesatkan manusia<\/em>.”<\/p>\n\n\n\n

Hadits ini masih dipertentangkan, apakah hadits mursal atau maushul. Daruquthni dan Hakim lebih condong untuk mengatakan, bahwa hadits ini adalah hadits mursal. Demikian pula dengan firman Allah, \u0641\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0638\u0652\u0644\u064e\u0645 \u0645\u0650\u0645\u064e\u0651\u0646\u0652 \u0627\u0650\u0641\u0652\u062a\u064e\u0631\u064e\u0649 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647 \u0643\u064e\u0630\u0650\u0628\u064b\u0627 \u0644\u0650\u064a\u064f\u0636\u0650\u0644\u0651 \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0627\u0633<\/strong> “Siapa yang lebih zhalim dari orang yang berbual kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan manusia<\/em>” (Qs. Al An’aam (6): 144) \u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0623\u0652\u0643\u064f\u0644\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0631\u0650\u0651\u0628\u064e\u0627 \u0623\u064e\u0636\u0652\u0639\u064e\u0627\u0641\u064b\u0627 \u0645\u064f\u0636\u064e\u0627\u0639\u064e\u0641\u064e\u0629<\/strong> “Janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda<\/em>, ” (Qs.Aali Imraan (3):130) dan ayat, \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0642\u0652\u062a\u064f\u0644\u064f\u0648\u0627 \u0623\u064e\u0648\u0652\u0644\u064e\u0627\u062f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0625\u0650\u0645\u0652\u0644\u064e\u0627\u0642<\/strong> “Dan janganlah kamu membunuh anak anak kamu karena takut kemiskinan.<\/em>” ( Qs. Al an’aam:151) dimana membunuh anak, melipatgandakan riba dan menyesatkan dalam ayat-ayat di atas berfungsi untuk menekankan (ta’kid<\/em>) masalah yang disebutkan dalam ayat, bukan untuk mengkhususkan hukum tertentu.<\/p>\n\n\n\n

\u0641\u064e\u0644\u0652\u064a\u064e\u0644\u0650\u062c\u0652 \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0627\u0631<\/strong> (Hendaknya ia masuk neraka). Masuknya seseorang ke dalam neraka adalah sebab kebohongan yang dilakukannya. Hadits ini diperkuat oleh hadits lain yang diriwayatkan oleh Muslim melalui jalur sanad Ghundar dan Syu’bah dengan lafadz \u0645\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064e\u0643\u0652\u0630\u0650\u0628 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u064e\u0651 \u064a\u064e\u0644\u0650\u062c \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0627\u0631<\/strong> “Barangsiapa berbohong atas namaku maka akan masuk neraka.” Juga hadits yang diriwayatkan oleh ibnu Majah melalui jalur sanad Syarik dan Manshur, “Kebohongan yang disampaikan atas namaku akan dimasukkan ke dalam neraka.”<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 103 \u2013 Kitab Ilmu ini, menjelaskan tentang larangan keras berdusta dengan membawa nama Rasulullah saw, karena hal tersebut akan membuat pelakunya dimasukkan kedalam neraka. Larangan ini sangat jelas dan terang bagi mereka yang selalu mengada-adakan kedustaan atau membuat hadis palsu dan menyandarkannya kepada Rasulullah saw. Maka sangat keras ancaman […]<\/p>\n","protected":false},"author":48,"featured_media":60234,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[3665],"tags":[],"yoast_head":"\n