Pecihitam.org<\/a><\/strong> \u2013 Siapa yang tidak kenal dengan Imam Syafi\u2019i<\/a><\/strong> seorang mujtahid besar dan imam mazhab. Keulamaannya dalam bidang fikih dan kemampuannya dalam berijtihad, tak menghalangi beliau untuk menulis syair-syair penggugah semangat. Karenanya, beliau dijuluki sebagai penerang ulama, sastrawan kaum fuqaha, dan fuqaha yang sastrawan.<\/p>\n\n\n\n

Nama lengkap Imam Syafi\u2019i Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi\u2019i al-Muththalibi al-Qurasyi. Nama Syafi\u2019i diambilkan dari nama kakeknya, Syafi\u2019i dan Qusayy bin Kilab<\/a><\/strong> adalah juga kakek Nabi Muhammad SAW. Pada Abdul Manaf nasab Asy-Syafii bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.<\/p>\n\n\n\n

Imam Syafi\u2019i lahir di Palestina tahun 150 H, di sebuah perkampung orang-orang Yaman. Beliau wafat pada usia 55 tahun (tahun 205 H), yaitu hari kamis malam jum\u2019at setelah shalat maghrib, pada bulan Rajab, bersamaan dengan tanggal 28 juni 819 H di Mesir.<\/p>\n\n\n\n

Imam Syafii memiliki banyak syair, di antaranya tentang menuntut ilmu. Syair ini sering kita dapatkan di dalam nazham \u201cAlala\u201d yang pastinya tak asing di kalangan para kaum santri pensantren. Karena mereka biasanya membacanya ketika hendak belajar bersama di pesantren.<\/p>\n\n\n\n

Berikut nadham tersebut:<\/p>\n\n\n\n

\u062a\u064e\u063a\u064e\u0631\u0651\u064e\u0628 \u0639\u064e\u0646\u0650 \u0627\u0644\u0623\u064e\u0648\u0637\u064e\u0627\u0646\u0650 \u0641\u064a \u0637\u064e\u0644\u064e\u0628\u0650 \u0627\u0644\u0639\u064f\u0644\u0649# \u0648\u064e\u0633\u0627\u0641\u0650\u0631\u0652 \u0641\u064e\u0641\u0650\u064a \u0627\u0644\u0623\u064e\u0633\u0641\u064e\u0627\u0631\u0650 \u062e\u064e\u0645\u0633\u064f \u0641\u064e\u0648\u0627\u0626\u0650\u062f\u064e<\/strong>
\u062a\u064e\u0641\u064e\u0631\u0651\u064f\u064a\u062c\u064f \u0647\u064e\u0645\u064d\u0651 \u0648\u064e\u0627\u0650\u0643\u062a\u0650\u0633\u064e\u0627\u0628\u064f \u0645\u064e\u0639\u064a\u0634\u064e\u0629\u064d #\u0648\u064e\u0639\u0650\u0644\u0645\u064c \u0648\u064e\u0622\u062f\u0627\u0628\u064c \u0648\u064e\u0635\u064f\u062d\u0628\u064e\u0629\u064f \u0645\u0627\u062c\u0650\u062f\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merantaulah dan pergilah jauh dari kampung halaman
Ada lima manfaat yang akan kau dapatkan
Menggapai cita-cita, mencari nafkah,
Mendapat ilmu pengetahuan, belajar adab tata krama,
dan bersahabat dengan orang mulia<\/em><\/p>\n\n\n\n

Dari syair itu kita mendapat banyak pelajaran penting, hal ini dapat dilihat pada kalimat anjuran Imam Syafii “Merantaulah” agar kita mendapatkan 5 manfaat. Nah berikut adalah rincian lima manfaat dalam bait-bait di atas.<\/p>\n\n\n\n

1. Menggapai Cita-cita<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Setiap individu pasti memiliki impian dan cita-cita yang telah mereka pikirkan sejak kecil. Merantau tentunya menjadi peluang emas demi terwujudnya cita-cita, apapun cita-citanya.<\/p>\n\n\n\n

2. Mencari Nafkah<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Ada pepatah mengatakan, sukses di kampung sendiri sudah biasa, sukses di kampung orang itu luar biasa. Sudah tak asing lagi jika di daerah tempat kita tinggal, ada beberapa orang perantauan yang akhirnya menetap di sana. Tujuan mereka di antaranya mencari penghidupan. Mereka rela untuk meninggalkan kampung halamannya demi keluarganya.<\/p>\n\n\n\n

3. Ilmu Pengetahuan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merantau juga salah sattu cara untuk memperoleh ilmu pengetahun dan pengalaman yang banyak. Hal ini bahkan dicontohkan oleh imam Syafi\u2019i sendiri, sebagaimana beliau merantau untuk menuntut ilmu kepada gurunya, yaitu Imam Malik bin Anas<\/strong><\/a> yang berada di kota Madinah.<\/p>\n\n\n\n

4. Adab Tata Krama<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Adab tata krama adalah hal yang sangat penting dalam berinteraksi dengan manusia. Yang dimaksud di sini, jika kita merantau, maka kita akan mendapatkan adab pergaulan yang baru.<\/p>\n\n\n\n

Kita akan bergaul dengan berbagai golongan, bermacam-macam ras, suku dan budaya yang bervariasi. Dengan demikian maka kita akan semakin memahami perbedaan pendapat dan juga memahami sikap-sikap tiap individu. Karenanya, merantaulah dan dapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya.<\/p>\n\n\n\n

5. Bersahabat dengan Orang Mulia<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Bersahabat dengan orang baik sangatlah penting, mungkin saja mereka dapat menolongmu, bukan hanya di dunia, namun juga di akhirat kelak. Sebagaimana disebutkan dalam bait Alala:<\/p>\n\n\n\n

\u0639\u064e\u0646\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0631\u0652\u0625\u0650 \u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0633\u0652\u0623\u064e\u0644\u0652 \u0648\u064e\u0633\u064e\u0644\u0652 \u0639\u064e\u0646\u0652 \u0642\u064e\u0631\u0650\u064a\u0652\u0646\u0650\u0647\u0650 # \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u064e\u0651 \u0627\u0644\u0652\u0642\u064e\u0631\u0650\u064a\u0652\u0646\u064e \u0628\u0650\u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u0642\u064e\u0627\u0631\u0650\u0646\u0650 \u064a\u064e\u0642\u0652\u062a\u064e\u062f\u0650\u064a<\/strong>
\u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u0652 \u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u0630\u064e\u0627 \u0634\u064e\u0631\u0651\u064d \u0641\u064e\u062c\u064e\u0646\u0651\u0650\u0628\u0652\u0647\u064f \u0634\u064f\u0631\u0652\u0639\u064e\u0629\u064b # \u0648\u064e\u0625\u0650\u0646\u0652 \u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u0630\u064e\u0627 \u062e\u064e\u064a\u0652\u0631\u064d \u0641\u064e\u0642\u064e\u0627\u0631\u0650\u0646\u0652\u0647\u064f \u062a\u064e\u0647\u0652\u062a\u064e\u062f\u0650\u064a<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika ingin mengetahui seseorang tanyakan saja kepada temannya, karena sesungguhnya seorang teman itu mengikuti (menyerupai) temannya.<\/em>

Maka apabila ia buruk, segeralah jauhi, namun apabila ia baik dekatilah ia, maka kamu akan mendapat petunjuk (hidayah)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Itulah nasehat Imam Syafii dan 5 manfaat yang akan didapat di perantauan dari. Merantaulah, manfaatkan masa mudamu cairlah pengalaman sebanyak mungkin. Semoga bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n

Wallahua’lam bisshawab.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org \u2013 Siapa yang tidak kenal dengan Imam Syafi\u2019i seorang mujtahid besar dan imam mazhab. Keulamaannya dalam bidang fikih dan kemampuannya dalam berijtihad, tak menghalangi beliau untuk menulis syair-syair penggugah semangat. Karenanya, beliau dijuluki sebagai penerang ulama, sastrawan kaum fuqaha, dan fuqaha yang sastrawan. Nama lengkap Imam Syafi\u2019i Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi\u2019i al-Muththalibi […]<\/p>\n","protected":false},"author":46,"featured_media":60319,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[12216,12217],"yoast_head":"\n