Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Sebagai seorang suami harus sadar akan batas waktu bekerja. Jangan sampai, rasa cinta pada pekerjaan membuat Anda lupa akan tanggung jawab, dan waktu untuk keluarga. Lantas, pertanyaannya berapa lama batas waktu<\/mark> suami boleh meninggalkan istri<\/mark> untuk bekerja?<\/p>\n\n\n\n Sebagaimana kodratnya wanita memang memiliki kelemahan dan kelebihan, sama halnya dengan laki-laki. Kelemahan wanita salah satunya dapat terlihat ketika dirinya ditinggalkan sementara (bekerja atau berpergian yang jauh) \u2014atau bahkan selamanya\u2014oleh suaminya.<\/p>\n\n\n\n Allah telah memerintahkan para suami untuk bergaul dengan istrinya dengan cara sebaik mungkin. Sebagaimana Allah perintahkan para istri juga menaati suaminya sebaik mungkin. Allah berfirman:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064e\u0639\u064e\u0627\u0634\u0650\u0631\u064f\u0648\u0647\u064f\u0646\u064e\u0651 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0639\u0652\u0631\u064f\u0648\u0641\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n \u201cPergaulilah istri kalian dengan cara yang ma\u2019ruf (baik).\u201d (QS an-Nisa\u2019: 19)<\/em><\/p>\n\n\n\n Bagian pergaulan yang baik terhadap istri salah satunya adalah memberi perhatian kepada istri. Itu sebabnya, meninggalkan istri dalam waktu yang cukup lama, termasuk pelanggaran dalam rumah tangga, karena bertentangan dengan perintah untuk mempergauli istri dengan baik.<\/p>\n\n\n\n Dalam kondisi suami punya uzur (mencari nafkah atau karena kebutuhan lainnya), istri tidak berhak menuntut suami untuk segera pulang atau hak melakukan hubungan badan. Ini merupakan pendapat mazhab Hanbali.<\/p>\n\n\n\n Al-Buhuti menjelaskan:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u0644\u0648 \u0633\u0627\u0641\u0631 \u0627\u0644\u0632\u0648\u062c \u0639\u0646\u0647\u0627 \u0644\u0639\u0630\u0631 \u0648\u062d\u0627\u062c\u0629\u064d \u0633\u0642\u0637 \u062d\u0642\u0647\u0627 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0642\u0633\u0645 \u0648\u0627\u0644\u0648\u0637\u0621 \u0648\u0625\u0646 \u0637\u0627\u0644 \u0633\u0641\u0631\u0647 \u060c \u0644\u0644\u0639\u0630\u0631<\/strong><\/p>\n\n\n\n \u201cKetika suami melakukan safar (perjalanan) meninggalkan istrinya karena uzur atau ada hajat, maka hak gilir dan hubungan untuk istri menjadi gugur. Meskipun safarnya lama, karena udzur.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Namun jika istri keberatan, dia berhak untuk mengajukan cerai. Maka jika dia merasa tindakannya membahayakan istrinya, suami berhak untuk melepas istrinya. Allah Swt berfirman:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064e\u0644\u0627 \u062a\u064f\u0645\u0652\u0633\u0650\u0643\u064f\u0648\u0647\u064f\u0646\u064e\u0651 \u0636\u0650\u0631\u064e\u0627\u0631\u0627\u064b \u0644\u0650\u062a\u064e\u0639\u0652\u062a\u064e\u062f\u064f\u0648\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n \u201cJanganlah kamu pertahankan mereka untuk memberi kemudaratan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka.\u201d (Q.S. al-Baqarah: 231)<\/em><\/p>\n\n\n\n Suami yang safar meninggalkan keluarga tanpa udzur, maka istri boleh menuntut untuk segera kembali pulang. Karena ada hak istri yang harus ia penuhi. Para ulama menetapkan, batas waktu seorang suami boleh meninggalkan istri adalah enam bulan. Jika lebih dari enam bulan, istri punya hak untuk menggugat suaminya ke pengadilan.<\/p>\n\n\n\n Al-Buhuti mengatakan:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u0625\u0646 \u0644\u0645 \u064a\u0643\u0646 \u0644\u0644\u0645\u0633\u0627\u0641\u0631 \u0639\u0630\u0631 \u0645\u0627\u0646\u0639 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0631\u062c\u0648\u0639 \u0648\u063a\u0627\u0628 \u0623\u0643\u062b\u0631 \u0645\u0646 \u0633\u062a\u0629 \u0623\u0634\u0647\u0631 \u0641\u0637\u0644\u0628\u062a \u0642\u062f\u0648\u0645\u0647 \u0644\u0632\u0645\u0647 \u0630\u0644\u0643<\/strong><\/p>\n\n\n\nHukum Meninggalkan Istri Karena Uzur<\/strong><\/h2>\n\n\n\n
Hukum Meninggalkan Istri Tanpa Uzur<\/strong><\/h2>\n\n\n\n