Para ulama sepakat mengenai hukum kebolehan hawalah. Hawalah dibolehkan pada hutang yang tidak berbentuk barang\/ benda, karena hawalah adalah perpindahan utang, oleh sebab itu harus pada utang atau kewajiban yang berbentuk finansial.<\/p>\n\n\n\n

Rukun Hiwalah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Menurut mazhab Hanafi, rukun hiwalah hanya ijab (pernyataan melakukan hiwalah) dari pihak pertama, dan qabul (penyataan menerima hiwalah) dari pihak kedua dan pihak ketiga saja. Sedangkan menurut mazhab Maliki, Syafi\u2019i dan Hambali rukun hiwalah ada enam yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. Pihak pertama, muhil (\u0627\u0644\u0645\u062d\u064a\u0644<\/strong>) yaitu orang yang berhutang dan sekaligus berpiutang,<\/li>
2. Pihak kedua, muhal atau muhtal (\u0627\u0644\u0645\u062d\u0627\u0644 \u0627\u0648 \u0627\u0644\u0645\u062d\u062a\u0627\u0644<\/strong>) yaitu orang berpiutang kepada muhil.<\/li>
3. Pihak ketiga muhal \u2018alaih (\u0627\u0644\u0645\u062d\u0627\u0644 \u0639\u0644\u064a\u0647<\/strong>) yaitu orang yang berhutang kepada muhil dan wajib membayar hutang kepada muhtal.<\/li>
4. Ada hutang pihak pertama pada pihak kedua, muhal bih (\u0627\u0644\u0645\u062d\u0627\u0644 \u0628\u0647<\/strong>) yaitu hutang muhil kepada muhtal.<\/li>
5. Ada hutang pihak ketiga kepada pihak pertama.<\/li>
6. Ada sighoh (pernyataan hiwalah).<\/li><\/ol>\n\n\n\n

   Syarat-syarat Hawalah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

   Persyaratan hiwalah ini berkaitan dengan Muhil, Muhal, Muhal Alaih dan Muhal Bih.<\/p>\n\n\n\n

   Persyaratan yang berkaitan dengan Muhil.<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

   • Pertama, berkemampuan untuk melakukan akad (kontrak). Hal ini hanya dapat dimiliki jika ia berakal dan baligh. Hawalah tidak sah dilakukan oleh orang gila dan anak kecil karena tidak bisa atau belum dapat dipandang sebagai orang yang bertanggung secara hukum. <\/li>
   • Kedua, kerelaan Muhil. Ini disebabkan karena hawalah mengandung pengertian kepemilikan sehingga tidak sah jika ia dipaksakan. Di samping itu persyaratan ini diwajibkan para fukoha terutama untuk meredam rasa kekecewaan atau ketersinggungan yang mungkin dirasakan oleh Muhil ketika diadakan akad hawalah.<\/li><\/ul>\n\n\n\n

     Persyaratan yang berkaitan dengan Muhal.<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

     • Pertama, Ia harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan kontrak. Ini sama dengan syarat yang harus dipenuhi oleh Muhil. <\/li>
     • Kedua, kerelaan dari Muhal karena tidak sah jika hal itu dipaksakan.<\/li>
     • Ketiga, ia bersedia menerima akad hawalah.<\/li><\/ul>\n\n\n\n

       Persyaratan yang berkaitan dengan Muhal Alaih.<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

       • Pertama, sama dengan syarat pertama bagi Muhil dan Muhal yaitu berakal dan balig.<\/li>
       • Kedua, kerelaan dari hatinya karena tidak boleh dipaksakan. Ketiga, ia menerima akad hawalah dalam majlis atau di luar majlis.<\/li><\/ul>\n\n\n\n

         Persyaratan yang berkaitan dengan Muhal Bih.<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

         • Pertama, ia harus berupa hutang dan hutang itu merupakan tanggungan dari Muhil kepada Muhal.<\/li>
         • Kedua, hutang tersebut harus berbentuk hutang lazim artinya bahwa hutang tersebut hanya bisa dihapuskan dengan pelunasan atau penghapusan.<\/li><\/ul>\n\n\n\n

           Jenis-jenis Hawalah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

           Ada dua jenis hiwalah yaitu hiwalah muthlaqoh dan hawalah Muqoyyadah.<\/p>\n\n\n\n

           Hawalah Muthlaqoh<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

           Hawalah muthlaqoh terjadi jika orang yang berhutang mengalihkan kewajiban bayar hutangnya kepada pihak ketiga tanpa didasari adanya hutang pihak ketiga dengan orang yang memberi hutang.<\/p>\n\n\n\n

           Hawalah Haq<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

           Hawalah Haq’ ialah pemindahan piutang dari satu piutang kepada piutang yang lain dalam bentuk uang bukan dalam bentuk barang. Dalam hal ini yang bertindak sebagai Muhil adalah pemberi utang dan ia mengalihkan haknya kepada pemberi hutang yang lain sedangkan orang yang berhutang tidak berubah atau berganti, yang berganti adalah piutang.<\/p>\n\n\n\n

           Wallahua’lam bisshawab.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

           Pecihitam.org – Hiwalah ( \ufea3\ufeee\u0675\ufedf\ufeea) bermakna \u201cmengalihkan\u201d atau \u201cmemindahkan\u201d. Di dalam istilah ilmu fiqih hiwalah berarti pengalihan penagihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang yang menanggung hutang tersebut. Sedangkan pengertian Hiwalah secara istilah, para Ulama\u2019 berbeda-beda dalam mendefinisikannya, antara lain sebagai berikut: Menurut Hanafi, yang dimaksud hiwalah \u201cMemidahkan tagihan dari tanggung jawab yang berutang […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":62334,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,2215],"tags":[12449,12450],"yoast_head":"\n