Pecihitam.org<\/strong> – Sering kali kita mendengar macam-macam hukum islam, seperti; wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah, namun tidak sedikit dari kita yang belum mengetahui apa definisi dari hukum-hukum tersebut, maka dalam tulisan ini secara singkat akan menjelaskan tentang hukum-hukum islam serta perbedaannya. <\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana yang kita tau bahwa hukum islam terbagi menjadi dua,\nyaitu taklifi <\/em>dan wadh\u2019i<\/em>. Hukum taklifi<\/em> adalah pembebanan\nhukum yang diberikan Allah kepada orang mukallaf atau pemberian status hukum\npada perbuatan manusia, sedangkan hukum wadh\u2019i<\/em> adalah lebih berupa\nsyarat, sebab, ataupun mani\u2019 (pencegahan) dari hukum taklifi tersebut, <\/p>\n\n\n\n

Disebutkan dalam kitab Mausu\u2019ah Ushul Fiqih<\/em> juz 45 halaman (98) macam-macam hukum taklifi, diantaranya;<\/p>\n\n\n\n

Wajib<\/strong>, yaitu segala perbuatan jika dilakukan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa, hukum ini disebabkan oleh adanya perintah yamg mutlak, seperti contoh: perintah untuk melakukan sholat dan zakat. <\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan al-Qur\u2019an surat al-Baqaroh ayat 43, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u0623\u0642\u064a\u0645\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0635\u0644\u0627\u0629 \u0629\u0623\u062a\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0632\u0643\u0627\u0629 <\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cDan\nlakukan sholat serta tunaikan zakat\u201d.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Perintah untuk melaksanakan sholat dan zakat <\/a><\/strong>tersebut bersifat mutlak dan tidak ada dalil lain yang membatalkannya, maka dari itu lahirlah hukum wajib atasnya.<\/p>\n\n\n\n

Sunnah<\/strong>, ialah segala perbuatan jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapat dosa, hukum sunnah ini disebabkan oleh perintah yang tidak mutlak, seperti syariat pelaksaan sholat tarawih, hal ini berdasarkan perbuatan nabi pada suatu malam, yang mana  beliau melakukan sholat tarawih berjamaah di masjid, namun hari selanjutnya beliau tidak pergi masjid.<\/p>\n\n\n\n

Maka dapat disimpulkan bahwa pada hari pertama adalah\nperintah untuk melakukan sholat tarawih namun pada hari setelahnya adalah batal\nkemutlaknnya. Hal semacam inilah yang melahirkan hukum sunnah, karena perbuatan\nyang dilakukan Nabi tidak bersifat perintah secara mutlak.<\/p>\n\n\n\n

Haram<\/strong>, adalah perbuatan yang jika ditinggalkan mendapat pahala dan jika dikerjakan mendapat dosa, karena adanya dalil yang mutlak atas keharamannya, seperti: larangan zina dalam surat al-Isra\u2019 ayat 32.<\/p>\n\n\n\n

Makruh<\/strong>, ialah perbuatan yang jika ditinggalkan akan mendapat pahala dan jika dikerjakan tidak mendapat dosa, dan hukum makruh ini disebabkan oleh larangan yang tidak mutlak, seperti: larangan nabi sholat di tempat yang biasanya dilintasi onta, namun larangan ini bukan karena tempatnya tapi karena adanya was was akan injakan onta.<\/p>\n\n\n\n

Perlu diperhatikan, seseorang yang bisa mendapat pahala\nkarena meninggalkan perkara yang dimakruhkan dan diharamkan, jika ia\nmeninggalkannya karena Allah bukan yang lainnya, seperti contoh dia\nmeninggalkan merokok karena takut sakit, maka tidak ada pahala baginya sebab\napa yang ia tinggalkan bukan karena Allah.<\/p>\n\n\n\n

Mubah<\/strong>, ialah perbuatan yang dilakukan atau ditinggalkan tidak berkaitan dengan pahala dan dosa, seperti dalam surat al-Baqorah ayat 57:<\/p>\n\n\n\n

\u0643\u0644\u0648\u0627 \u0645\u0646 \u0637\u064a\u0628\u0627\u062a \u0645\u0627 \u0631\u0632\u0642\u0646\u0627\u0643\u0645 <\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201c Makanlah kalian semua dari hal-hal yang baik yang telah kami berikan rizki pada kalian\u201d<\/p>\n\n\n\n

Kata \u2018makanlah\u2019 diatas bukan perintah namun kebebasan\nuntuk memakan apa saja yang baik untuk mereka, pada dasarnya mubah bukan\ntermasuk kategori hukum taklif, karena bersifat membebaskan kecuali ada dalil\nyang lain yang menjelaskan keharaman atau kewajibannya, seperti apabila ia\ntidak makan maka akan menyebabkan kematian, maka hukum makan baginya adalah\nwajib.<\/p>\n\n\n\n

Atau apabila makan dengan niat agar kuat menjalankan\nibadah maka sunnah baginya, dan jika makan terlalu berlebihan maka dapat\nmenjadikan makruh, dan lain sbagainya. <\/p>\n\n\n\n

Oleh karena itu, sebagai umat yang beragama islam, maka harus memahami macam-macam hukum islam dan perbedaanya serta mematuhinya, Dengan memahami macam-macam hukum islam maka akan lebih memudahkan dalam beribadah dan kehati-hatianya . Wallahu A\u2019lam.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Sering kali kita mendengar macam-macam hukum islam, seperti; wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah, namun tidak sedikit dari kita yang belum mengetahui apa definisi dari hukum-hukum tersebut, maka dalam tulisan ini secara singkat akan menjelaskan tentang hukum-hukum islam serta perbedaannya. Sebagaimana yang kita tau bahwa hukum islam terbagi menjadi dua, yaitu taklifi dan […]<\/p>\n","protected":false},"author":17,"featured_media":6840,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,6],"tags":[3542,3540,2049,3541],"yoast_head":"\n