Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":63650,"date":"2020-08-03T09:52:45","date_gmt":"2020-08-03T02:52:45","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=63650"},"modified":"2020-08-03T09:52:47","modified_gmt":"2020-08-03T02:52:47","slug":"kaum-sufi-di-antara-wahabi-dan-syiah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/kaum-sufi-di-antara-wahabi-dan-syiah\/","title":{"rendered":"Kaum Sufi di antara Wahabi dan Syiah"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Wahabi dan Syiah adalah dua aliran dalam Islam yang berlawanan paham namun sangat ekstrim. Wahabi begitu mencintai sahabat, namun juga sangat membenci Ahlul Bait (keluarga\/keturunan Nabi).<\/p>\n\n\n\n

Di lain sisi, Syiah<\/a> sangat berlebihan mencintai Ahlul Bait<\/a>, namun juga membenci sahabat. Bagaimana dengan kaum sufi? Kaum Sufi, mencintai keduanya, Ahlul Bait dan juga para sahabat.<\/p>\n\n\n\n

Perbedaan yang mencolok dari tiga kelompok di atas dikarenakan perbedaan penafsiran nash-nash Alquran maupun hadis nabi.<\/p>\n\n\n\n

Wahabi<\/a> menafsirkan teks Al Quran dan hadis terlalu tekstual hanya kulit luarnya saja. Syiah menafsirkan teks al Quran dan hadis secara substantif. Sedangkan kelompok Sufi menjelaskan bahwa substansi dari ayat-ayat tersebut hanya diperoleh melalui komunikasi manusia dengan Tuhan.<\/p>\n\n\n\n

Sikap ekstrim wahabi muncul karena kesalahan mereka dengan memutlakkan pemahaman ayat-ayat tentang siksa (al-\u2018azab), bentuk turunan (derivatif), dan beberapa peristiwa yang berkaitan dengan siksa. Itu sebabnya mereka selalu menuduh kafir yang tidak sepaham dan yang kafir harus masuk neraka.<\/p>\n\n\n\n

Adapun sikap longgar kaum fundamentalis juga berawal dari memutlakkan ayat-ayat yang menerangkan rahmat, dermawan, ampunan, taubat, dan sebagainya.<\/p>\n\n\n\n

Kedua pemutlakan tersebut sebetulnya juga cukup mustahil dan kurang logis, hal ini bisa dijawab dengan dua argumen:<\/p>\n\n\n\n