Orang-orang salafi wahabi <\/em>memberikan gelar kepada Ibnu Taimiyah dengan Syaikhul Islam <\/em>atau Tokoh Pemikiran Islam. Termasuk kutub rujukan salafi wahabi <\/em>adalah Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah\u00a0 yang menjadi murid paling terkenal Ibnu Taimiyah.<\/p>\n

Agak rancu melihat salafi wahabi <\/em>yang menolak taqlid <\/em>(menggunakan rujukan pemikiran orang lain) dengan jargon kembali ke Al-Qur\u2019an ternyata dengan fasih menisbatkan pemikiran kepada dua tokoh di atas.<\/p>\n

Dan fakta bahwa pemikiran Ibnu Taimiyah banyak tertolak oleh para Ulama yang sezaman dengan beliau. Hal ini menunjukan pandangan Ibnu Taimiyah bermasalah.<\/p>\n

Imam As-Subki sedikitnya mengidentifikasi 60 isu\/ permasalahan agama yang Ibnu Taimiyah menyelisihinya dengan Jumhur Ulama\u2019. <\/em>Rujukan Ulama salafi wahabi <\/em>kepada Ibnu Taimiyah menjadi bukti otentik penyelisihan beliau kepada Ijma\u2019 Ulama.<\/em><\/p>\n

Syaikh Idahram menuliskan pensifatan Ibnu Taimiyah terhadap af\u2019al <\/em>Allah SWT ketika duduk;<\/p>\n

\u0627\u0630\u0627 \u062c\u0644\u0633 \u062a\u0628\u0627\u0631\u0643 \u0648\u062a\u0639\u0627\u0644\u0649 \u0639\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0643\u0631\u0633\u0649 \u0633\u0645\u0639 \u0644\u0647 \u0627\u0637\u064a\u0637 \u0643\u0627\u0621\u0637\u064a\u0637 \u0627\u0644\u0631\u062d\u0644 \u0627\u0644\u062c\u062f\u064a\u062f<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cApabila Allah SWT duduk di atas kursi, maka akan terdengar bunyi mengiuk seperti bunyi pelana kursi unta yang baru diduduki<\/em>\u201d <\/em><\/p>\n

Pandangan Ibnu Taimiyah terhadap af\u2019al <\/em>Allah SWT ketika duduk di Arsy di atas sangat bertolak belakang dengan pandangan Jumhur Ulama <\/em>(Ijma\u2019 Ulama<\/em>).<\/p>\n

Bahwa Ulama Ahlussunnah wal Jamaah <\/em>sangat menghindari penyifatan yang berkaitan dengan sifat Jismiyah <\/em>atau Tajassum.<\/em> Penyifatan yang mendorong kepada Tashawwur <\/em>(penggamabaran makhluk) tersebut sangat berbahaya.<\/p>\n

Karena seorang Muslim yang menelan pemahaman tersebut akan berpikir bahwa Dzat Allah SWT seperti makhluk. Sedangkan Imam Abul Hasan Al-Asy\u2019ari sebagaimana dalam sifat 20 menyebutkan bahwa Allah itu Mukhalafatu Li Al-Hawadits, <\/em>Pasti Berbeda dengan Makhluk.<\/p>\n

Penolakan Ulama terhadap Duduknya Allah SWT<\/strong><\/h2>\n

Pertanyaan mendasar pemahaman Ibnu Taimiyah tentang bentuk Duduknya Allah SWT yaitu \u2018Pantaskah Allah disifati sebagaimana sifat duduk Mahkhluk?\u2019.<\/p>\n

Akal yang selamat PASTInya akan menolak simpulan Ibnu Taimiyah yang mengatakan bahwa Allah SWT duduk selayaknya manusia duduk dikursi sampai mengeluarkan suara.<\/p>\n

Bantahan tidak langsung dituliskan oleh Imam Syafii dalam riwayat Qadli Husain dalam Kifayatul Nabih fi Syarhil Tanbih. <\/em>Imam Syafii menggolongkan pandangan Allah SWT duduk di Arsy selaiknya manusia sebagai pandangan sesat.<\/p>\n

\u0648\u0645\u0646 \u0643\u0641\u0631\u0646\u0627\u0647 \u0645\u0646 \u0623\u0647\u0644 \u0627\u0644\u0642\u0628\u0644\u0629: \u0643\u0627\u0644\u0642\u0627\u0626\u0644\u064a\u0646 \u0628\u062e\u0644\u0642 \u0627\u0644\u0642\u0631\u0622\u0646\u060c \u0648\u0628\u0623\u0646\u0647 \u0644\u0627 \u064a\u0639\u0644\u0645 \u0627\u0644\u0645\u0639\u062f\u0648\u0645\u0627\u062a \u0642\u0628\u0644 \u0648\u062c\u0648\u062f\u0647\u0627\u060c \u0648\u0645\u0646 \u0644\u0627 \u064a\u0624\u0645\u0646 \u0628\u0627\u0644\u0642\u062f\u0631\u060c \u0648\u0643\u0630\u0627 \u0645\u0646 \u064a\u0639\u062a\u0642\u062f \u0623\u0646 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u062c\u0627\u0644\u0633 \u0639\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0639\u0631\u0634<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cOrang yang kami kafirkan dari kalangan orang yang shalat adalah: mereka yang berkata bahwa al-Qur\u2019an adalah makhluk, bahwa Allah tak mengetahui sesuatu sebelum terjadinya, juga orang yang tak percaya takdir, demikian juga orang yang mengatakan bahwa Allah duduk di atas Arasy<\/em>\u201d<\/em><\/p>\n

Imam Syafii hidup jauh sebelum Ibnu Taimiyah sudah memberikan peringatan kepada umat Islam jangan sampai menyifati Allah dengan jisim Makhluk. <\/em><\/p>\n

Sanggahan Imam Syafii sebenarnya untuk memberikan kontra argumen kepada kalangan Mu\u2019tazilah <\/em>dan Jahmiyah <\/em>yang berkembang\u00a0 pada masa beliau.<\/p>\n

Namun kesalahan sama tetap dilakukan oleh Ibnu Taimiyah yang menyifati Allah SWT selayaknya makhluk yang duduk di Kursi. Ijma\u2019 Ulama <\/em>menyatakan bahwa perlu adanya takwil <\/em>terhadap af\u2019al <\/em>Allah SWT yang teksnya berisiko menggiring kepada tajassum.<\/em><\/p>\n

Konyolnya, pendapat yang sudah usang dan tertolak oleh Jumhur Ulama <\/em>dan menyelisihi Ijma\u2019 <\/em>tetap dirujuk oleh salafi wahabi. Ash-Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org –\u00a0Ibnu Taimiyah merupakan salah satu tokoh sentral yang selalu menjadi rujukan oleh golongan salafi wahabi. Ulama produktif yang banyak mengarang kitab tersebut banyak menuai silang pendapat dari para Ulama sezaman dengan beliau. Silang\u00a0 pendapat dimaksud adalah perbedaan qaul beliau dengan Ulama Jumhur. Sebagaimana penolakan-penolakan beliau dalam menerima dalil Ijma\u2019 Ulama tentang aqidah dan sifat-sifat […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":63678,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2030],"tags":[12658],"yoast_head":"\n