Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":6389,"date":"2019-08-27T17:03:24","date_gmt":"2019-08-27T10:03:24","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=6389"},"modified":"2019-08-27T17:03:25","modified_gmt":"2019-08-27T10:03:25","slug":"ketika-gus-dur-menolak-eksklusivisme-hukum-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/ketika-gus-dur-menolak-eksklusivisme-hukum-islam\/","title":{"rendered":"Ketika Gus Dur Menolak Eksklusivisme Hukum Islam"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Bagi Nahdlatul Ulama (NU), khususnya tokoh panutan NU generasi ketiga semisal Gus Dur, Indonesia sudah sangat islami. Pancasila sebagai dasar negara dilihat dari sudut manapun bernapas Islam. Bahkan, Pancasila ialah manifestasi dari maqashidusy syari\u2019ah<\/em> Islam itu sendiri. <\/p>\n\n\n\n
\u201cSebenarnya sudah tidak ada masalah antara Islam dan Pancasila. Karena, Pancasila juga bersumber dari Islam,\u201d urai Gus Dur dalam Merumuskan Hubungan Ideologi Nasional dan Agama.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Indonesia akan eksklusif jika menjadi sebuah negara agama tertentu. Potensi diskriminasi satu agama yang berlainan dengan agama negara akan menjadi pelik. Sedangkan semangat kebinekaan adalah \u201cmenjadi setara\u201d, bukan saling berebut superioriti, terutama kesetaraan di mata hukum.<\/p>\n\n\n\n
Beberapa alasan NU menolak eksklusivisme dan formalisme hukum Islam (baca; negara Islam), menurut Mahfud MD dalam Gus Dur; Islam, Politik, dan Kebangsaan<\/em>, sebab Indonesia sebagai negara hukum memiliki empat kaidah penuntun hukum yang khas.<\/p>\n\n\n\n
Pertama<\/strong><\/em>, hukum harus menjamin keutuhan bangsa dan negara, baik ideologi maupun teritorial. Tidak boleh ada produk hukum yang dapat menimbulkan disintegrasi, misalnya pemberlakuan hukum agama yang memberikan kesan diskriminatif terhadap agama lain.<\/p>\n\n\n\n
Kedua<\/strong><\/em>, hukum harus dibuat secara demokratis dan nomokratis. Meski suatu rancangan hukum didukung mayoritas dalam proses demokrasi, ia tidak boleh dijadikan hukum jika tidak memenuhi syarat nomokrasi, yaitu filosofi dan asas hukum yang sesuai dengan Pancasila<\/a><\/strong>. <\/p>\n\n\n\n