Perkembangan media digital dalam berbagai variannya menjadikan fleksibilitas kegiatan dakwah berkembang dengan cepat. Ribuan bahkan puluhan ribu akun dakwah yang menjelaskan tentang dakwah sunnah <\/em>ala salafi wahabi <\/em>ternyata banyak berisi klaim dan tuduhan kepada Amaliah Muslim di Nusantara.<\/p>\n

Ghirah <\/em>atau semangat berdakwah dengan label sunnah <\/em>ternyata dibarengi semangat untuk menyalahkan Muslim lainnya yang\u00a0 tidak sesuai dengan amaliahnya.<\/p>\n

Tokoh Ustadz yang banyak melakukan serangan-serangan bid\u2019ah <\/em>adalah Ustadz yazid Jawwas, Ustadz Badrussalam, atau sekelas Ustadz Subhan Bawazier.<\/p>\n

Bahkan nama terakhir mengatakan bahwa model Sorban Walisongo termasuk Pangeran Diponegoro sama sekali tidak Islami. Penggunaan Tasbeh <\/em>juga diakui sama dengan orang Shaolin dan orang Katholik maka harus ditinggalkan karena merupakan simbol agama lain. Dalil yang banyak dicatut oleh salafi wahabi <\/em>adalah;<\/p>\n

\u0645\u064e\u0646\u0652 \u062a\u064e\u0634\u064e\u0628\u064e\u0651\u0647\u064e \u0628\u0650\u0642\u064e\u0648\u0652\u0645\u064d \u0641\u064e\u0647\u064f\u0648\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652\u0647\u064f\u0645\u0652<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cBarangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.\u201d (HR. Ahmad <\/em>dan Abu Daud)<\/em><\/p>\n

Hadits riwayat Abdullah bin Umar tersebut sangat terkenal dikalangan salafi wahabi <\/em>dalam menuduh bid\u2019ah <\/em>dan sesat Muslim Nusantara yang memiliki kemiripan amaliah dengan orang lain.<\/p>\n

Penggunaan dalil lainnya yang sangat massif digunakan adalah dalil bid\u2019ah <\/em>sebagaimana dalam artikel pertama. Segala yang berbau baru maka bakal dicap sebagai bid\u2019ah <\/em>dan sesat.<\/p>\n