Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":6427,"date":"2019-08-27T19:29:24","date_gmt":"2019-08-27T12:29:24","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=6427"},"modified":"2019-08-27T19:29:25","modified_gmt":"2019-08-27T12:29:25","slug":"bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/","title":{"rendered":"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Munculnya berbagai macam model busana sekarang ini membuat segenap Muslimah juga tak mau kalah dalam mengikuti trend dalam berpenampilan. Tidak sedikit kita menjumpai perempuan-perempuan muslim mengenakan celana ketat di tempat-tempat Umum. Memang bagi sebagian orang, Celana yang ketat bisa membuat penampilan terlihat lebih modis, khususnya dalam hal membuat kaki terlihat lebih jenjang. Tapi bagaimanakah Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat? Bagamana Syariat memandang hal seperti ini?<\/p>\n\n\n\n

Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat sebenarnya mempunyai dua hukum. Hukum pertama, haram (diharamkan ulama kontemporer) karena melihatkan lekuk tubuh serta dikhawatirkan menimbulkan syahwat. Sedangkan hukum yang kedua ialah makruh (sesuai dengan pendapat ulama madzhab terdahulu). <\/p>\n\n\n\n

Sebenarnya Islam telah menegaskan bahwa batasan aurat dalam shalat maupun di luar shalat adalah sama. Jika aurat laki-laki adalah pusar hingga dengkul, sedangkan aurat untuk perempuan semua anggota badan selain mata dan telapak tangan. Lalu bagaimanakah jika perempuan memakai celana ketat, bukankah itu telah menutup aurat?<\/p>\n\n\n\n

Mengenai\nhal ini fiqih mempunyai dua pendapat; pertama <\/em>tidak\ndiperbolehkan bagi wanita memakai celana ketat sehingga menimbulkan syahwat\nbagi yang melihatnya apalagi sampai kelihatan warna kulitnya. Seperti yang\nterdapat dalam Mauhibah Dzil Fadlal juz II hal.326-327, dan dalam Minhajul\nQawim juz I halaman 234:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u0634\u0631\u0637 \u0627\u0644\u0633\u0627\u062a\u0631 \u0641\u0649 \u0627\u0644\u0635\u0644\u0627\u0629 \u0648\u062e\u0627\u0631\u062c\u0647\u0627 \u0627\u0646 \u064a\u0634\u0645\u0644\n\u0627\u0644\u0645\u0633\u062a\u0648\u0631 \u0644\u0628\u0633\u0627 \u0648\u0646\u062d\u0648\u0647 \u0645\u0639 \u0633\u062a\u0631 \u0627\u0644\u0644\u0648\u0646 \u0641\u064a\u0643\u0641\u0649 \u0645\u0627\u064a\u0645\u0646\u0639 \u0627\u062f\u0631\u0627\u0643 \u0644\u0648\u0646 \u0627\u0644\u0628\u0634\u0631\u0629<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Hukum kedua adalah makruh seperti ditunjukkan oleh Syekh al-Bakri ad-Dimyathi dalam I\u2019anatut Thalibin juz I, halaman 134:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064a\u0643\u0641\u0649 \u0645\u0627\u064a\u062d\u0643\u0649 \u0644\u062d\u062c\u0645 \u0627\u0644\u0627\u0639\u0636\u0627\u0621 (\u0627\u064a \u0648\u064a\u0643\u0641\u064a \u062c\u0631\u0645 \u064a\u062f\u0631\u0643 \u0627\u0644\u0646\u0627\u0633 \u0645\u0646\u0647 \u0642\u062f\u0631\u0627\u0644\u0627\u0639\u0636\u0627\u0621 \u0643\u0633\u0631\u0627\u0648\u064a\u0644 \u0636\u064a\u0642\u0629) \u0644\u0643\u0646\u0647 \u062e\u0644\u0627\u0641 \u0627\u0644\u0623\u0648\u0644\u0649 (\u0627\u064a \u0644\u0644\u0631\u062c\u0644 \u0648\u0627\u0645\u0627\u0627\u0644\u0645\u0631\u0623\u0629 \u0648\u0627\u0644\u062e\u0646\u062b\u0649 \u0641\u064a\u0643\u0631\u0647 \u0644\u0647\u0645\u0627) (\u062d\u0627\u0634\u064a\u0629 \u0627\u0639\u0627\u0646\u0629 \u0627\u0644\u0637\u0627\u0644\u0628\u064a\u0646 \u062c 1 \u0635 134)<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Adapun perihal memakai celana atau pakaian ketat yang menutup aurat dan warna kulit, maka hal ini sesuatu yang makruh. Demikian pula yang dinyatakan oleh Syekh Syamsuddin ar-Ramli dalam kitabnya Nihayah al-Muhtaj, beliau menuliskan: <\/p>\n\n\n\n

\u201cPerempuan tidak boleh menampakan (bagian badannya), kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Penutup aurat disyaratkan mencegah warna kulit, sekalipun sempit (ketat, red.), hanya saja hal itu makruh bagi perempuan, dan perbuatan yang menyalahi keutamaan bagi kaum laki-laki\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Syekh Zakariyya al-Anshari dalam kitab Syarah Raudl at-Thalib dan ulama besar lainnya dari ulama madzhab as-Syafi\u2019i. Namun Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat pada zaman sekarang adalah haram disebabkan jika celana ketat tersebut dipakai didepan orang yang haram melihatnya yaitu selain suami dan mahramnya karena akan menimbulkan fitnah bagi yang melihatnya.<\/p>\n\n\n\n

Jadi pendapat para ulama’ diatas yang menghukumi makruh dimaknai jika pakaian ketat tersebut dipakai ketika mendirikan shalat<\/a><\/strong> atau diluar shalat itupun dilakukan didalam rumah, atau sedang bersama mahramnya atau dalam kondisi yang aman dari fitnah. <\/p>\n\n\n\n

Sementara pakaian ketat yang biasa dipakai para wanita<\/a><\/strong> saat ini diluar rumah tidak pernah terjadi pada zaman ulama’ dahulu. Karena hukum asal perempuan adalah tidak boleh keluar rumah kecuali ada hajat. Mana mungkin wanita yang tidak diperkenankan keluar rumah tanpa hajat bisa diperkenankan keluar rumah dengan pakaian ketat yang jelas mengundang godaan? <\/p>\n\n\n\n

Dalil yang digunakan ialah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: \u201cAda dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: pertama, suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan kedua, para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, <\/em>padahal\nbaunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian<\/em> (maksudnya\njarak yang sangat jauh).\u201d (Shahih Muslim, no. 2128).<\/p>\n\n\n\n

Imam\nAn Nawawi dalam Syarah Muslimnya menjelaskan bahwa hadits ini merupakan salah\nsatu mu’jizat nabi Muhammad, dikarenakan apa yang telah dijelaskan oleh Nabi\nkala itu telah terjadi pada masa ini. Sedangkan memahami maksud dari \u201ckasiyatun\n\u2018ariyatun\u201d (berpakaian tapi telanjang) yang disebutkan pada hadits tersebut,\nbeliau menjelaskan beberapa penjelasan salah satunya maksud dari kalimat\ntersebut adalah wanita yang memakai pakaian tipis sehingga tampak bagian dalam\ntubuhnya, jadi maksudnya wanita tersebut secara lahiriah memakai pakaian tapi\nsejatinya tidak.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Munculnya berbagai macam model busana sekarang ini membuat segenap Muslimah juga tak mau kalah dalam mengikuti trend dalam berpenampilan. Tidak sedikit kita menjumpai perempuan-perempuan muslim mengenakan celana ketat di tempat-tempat Umum. Memang bagi sebagian orang, Celana yang ketat bisa membuat penampilan terlihat lebih modis, khususnya dalam hal membuat kaki terlihat lebih jenjang. Tapi […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":6430,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,1913],"tags":[3403,3404,3402,3401],"yoast_head":"\nBagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat sebenarnya mempunyai dua hukum. Hukum pertama, haram Sedangkan hukum yang kedua ialah makruh. Ini penjelasan lengkapnya\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat sebenarnya mempunyai dua hukum. Hukum pertama, haram Sedangkan hukum yang kedua ialah makruh. Ini penjelasan lengkapnya\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-08-27T12:29:24+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-08-27T12:29:25+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam\",\"datePublished\":\"2019-08-27T12:29:24+00:00\",\"dateModified\":\"2019-08-27T12:29:25+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/\"},\"wordCount\":587,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg\",\"keywords\":[\"hukum memakai celana ketat dalam islam\",\"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat\",\"perempuan memakai celana ketat\",\"wanita memakai celana ketat\"],\"articleSection\":[\"Fiqih\",\"Wanita\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/\",\"name\":\"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg\",\"datePublished\":\"2019-08-27T12:29:24+00:00\",\"dateModified\":\"2019-08-27T12:29:25+00:00\",\"description\":\"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat sebenarnya mempunyai dua hukum. Hukum pertama, haram Sedangkan hukum yang kedua ialah makruh. Ini penjelasan lengkapnya\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam - Pecihitam.org","description":"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat sebenarnya mempunyai dua hukum. Hukum pertama, haram Sedangkan hukum yang kedua ialah makruh. Ini penjelasan lengkapnya","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam - Pecihitam.org","og_description":"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat sebenarnya mempunyai dua hukum. Hukum pertama, haram Sedangkan hukum yang kedua ialah makruh. Ini penjelasan lengkapnya","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-08-27T12:29:24+00:00","article_modified_time":"2019-08-27T12:29:25+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam","datePublished":"2019-08-27T12:29:24+00:00","dateModified":"2019-08-27T12:29:25+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/"},"wordCount":587,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg","keywords":["hukum memakai celana ketat dalam islam","Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat","perempuan memakai celana ketat","wanita memakai celana ketat"],"articleSection":["Fiqih","Wanita"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/","name":"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg","datePublished":"2019-08-27T12:29:24+00:00","dateModified":"2019-08-27T12:29:25+00:00","description":"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat sebenarnya mempunyai dua hukum. Hukum pertama, haram Sedangkan hukum yang kedua ialah makruh. Ini penjelasan lengkapnya","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/Hukum-Perempuan-Memakai-Celana-Ketat.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/bagaimana-hukum-perempuan-memakai-celana-ketat-dalam-islam\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Bagaimana Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat dalam Islam"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6427"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=6427"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6427\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/6430"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=6427"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=6427"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=6427"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}