Pecihitam.org<\/strong> – Munculnya berbagai macam model busana sekarang ini membuat segenap Muslimah juga tak mau kalah dalam mengikuti trend dalam berpenampilan. Tidak sedikit kita menjumpai perempuan-perempuan muslim mengenakan celana ketat di tempat-tempat Umum. Memang bagi sebagian orang, Celana yang ketat bisa membuat penampilan terlihat lebih modis, khususnya dalam hal membuat kaki terlihat lebih jenjang. Tapi bagaimanakah Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat? Bagamana Syariat memandang hal seperti ini?<\/p>\n\n\n\n Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat sebenarnya mempunyai dua hukum. Hukum pertama, haram (diharamkan ulama kontemporer) karena melihatkan lekuk tubuh serta dikhawatirkan menimbulkan syahwat. Sedangkan hukum yang kedua ialah makruh (sesuai dengan pendapat ulama madzhab terdahulu). <\/p>\n\n\n\n Sebenarnya Islam telah menegaskan bahwa batasan aurat dalam shalat maupun di luar shalat adalah sama. Jika aurat laki-laki adalah pusar hingga dengkul, sedangkan aurat untuk perempuan semua anggota badan selain mata dan telapak tangan. Lalu bagaimanakah jika perempuan memakai celana ketat, bukankah itu telah menutup aurat?<\/p>\n\n\n\n Mengenai\nhal ini fiqih mempunyai dua pendapat; pertama <\/em>tidak\ndiperbolehkan bagi wanita memakai celana ketat sehingga menimbulkan syahwat\nbagi yang melihatnya apalagi sampai kelihatan warna kulitnya. Seperti yang\nterdapat dalam Mauhibah Dzil Fadlal juz II hal.326-327, dan dalam Minhajul\nQawim juz I halaman 234:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u0634\u0631\u0637 \u0627\u0644\u0633\u0627\u062a\u0631 \u0641\u0649 \u0627\u0644\u0635\u0644\u0627\u0629 \u0648\u062e\u0627\u0631\u062c\u0647\u0627 \u0627\u0646 \u064a\u0634\u0645\u0644\n\u0627\u0644\u0645\u0633\u062a\u0648\u0631 \u0644\u0628\u0633\u0627 \u0648\u0646\u062d\u0648\u0647 \u0645\u0639 \u0633\u062a\u0631 \u0627\u0644\u0644\u0648\u0646 \u0641\u064a\u0643\u0641\u0649 \u0645\u0627\u064a\u0645\u0646\u0639 \u0627\u062f\u0631\u0627\u0643 \u0644\u0648\u0646 \u0627\u0644\u0628\u0634\u0631\u0629<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n Hukum kedua adalah makruh seperti ditunjukkan oleh Syekh al-Bakri ad-Dimyathi dalam I\u2019anatut Thalibin juz I, halaman 134:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064a\u0643\u0641\u0649 \u0645\u0627\u064a\u062d\u0643\u0649 \u0644\u062d\u062c\u0645 \u0627\u0644\u0627\u0639\u0636\u0627\u0621 (\u0627\u064a \u0648\u064a\u0643\u0641\u064a \u062c\u0631\u0645 \u064a\u062f\u0631\u0643 \u0627\u0644\u0646\u0627\u0633 \u0645\u0646\u0647 \u0642\u062f\u0631\u0627\u0644\u0627\u0639\u0636\u0627\u0621 \u0643\u0633\u0631\u0627\u0648\u064a\u0644 \u0636\u064a\u0642\u0629) \u0644\u0643\u0646\u0647 \u062e\u0644\u0627\u0641 \u0627\u0644\u0623\u0648\u0644\u0649 (\u0627\u064a \u0644\u0644\u0631\u062c\u0644 \u0648\u0627\u0645\u0627\u0627\u0644\u0645\u0631\u0623\u0629 \u0648\u0627\u0644\u062e\u0646\u062b\u0649 \u0641\u064a\u0643\u0631\u0647 \u0644\u0647\u0645\u0627) (\u062d\u0627\u0634\u064a\u0629 \u0627\u0639\u0627\u0646\u0629 \u0627\u0644\u0637\u0627\u0644\u0628\u064a\u0646 \u062c 1 \u0635 134)<\/strong><\/p>\n\n\n\n Adapun perihal memakai celana atau pakaian ketat yang menutup aurat dan warna kulit, maka hal ini sesuatu yang makruh. Demikian pula yang dinyatakan oleh Syekh Syamsuddin ar-Ramli dalam kitabnya Nihayah al-Muhtaj, beliau menuliskan: <\/p>\n\n\n\n \u201cPerempuan tidak boleh menampakan (bagian badannya), kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Penutup aurat disyaratkan mencegah warna kulit, sekalipun sempit (ketat, red.), hanya saja hal itu makruh bagi perempuan, dan perbuatan yang menyalahi keutamaan bagi kaum laki-laki\u201d.<\/p>\n\n\n\n Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Syekh Zakariyya al-Anshari dalam kitab Syarah Raudl at-Thalib dan ulama besar lainnya dari ulama madzhab as-Syafi\u2019i. Namun Hukum Perempuan Memakai Celana Ketat pada zaman sekarang adalah haram disebabkan jika celana ketat tersebut dipakai didepan orang yang haram melihatnya yaitu selain suami dan mahramnya karena akan menimbulkan fitnah bagi yang melihatnya.<\/p>\n\n\n\n Jadi pendapat para ulama’ diatas yang menghukumi makruh dimaknai jika pakaian ketat tersebut dipakai ketika mendirikan shalat<\/a><\/strong> atau diluar shalat itupun dilakukan didalam rumah, atau sedang bersama mahramnya atau dalam kondisi yang aman dari fitnah. <\/p>\n\n\n\n