Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":64385,"date":"2020-08-11T13:29:56","date_gmt":"2020-08-11T06:29:56","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=64385"},"modified":"2020-08-11T13:29:58","modified_gmt":"2020-08-11T06:29:58","slug":"fikih-jinayah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/fikih-jinayah\/","title":{"rendered":"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org<\/a> –<\/strong> Jika dalam hukum positif kita mengenal istilah hukum Pidana, maka dalam Fikih atau islam, disebut dengan Fikih Jinayah. Kedua istilah ini memiliki arti yang sama, hanya saja melalui prespektif yang berbeda.<\/p>\n

Fikih jinayah termasuk dalam satu bab tersendiri dalam kitab-kitab fikih. Berikut paparan definisi dan dasarnya berdasarkan Al-Quran<\/p>\n

Apa Itu Fiqih Jinayah?<\/strong><\/h2>\n

Secara etimologis, fiqih berasal dari kata \u0647\u0642\u0641\u064a \u0647\u0642\u0641 yang berarti faham atau memahami ucapan secara baik, secara terminologis, fiqih didefisinikan oleh wahab al-Zuhali dan Umar Sulaiman dengan mengutip definisi Al-Syafi\u2019i yaitu ilmu tentang hukum-hukum syariah yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang terperinci.<\/p>\n

Kata hukum dalam definisi ini menjelaskan bahwa hal-hal yang beradadi luar apa yang dimaksud dengan kata \u201chukum\u201d, seperti zat, tidaklah termasuk kedalam pengertian fikih.<\/p>\n

Penggunan kata syari\u2019yyah atau syari\u2019ah dalm definisi ini menjelaskan bahwa fiqih itu menyangkut ketentuan yang bersifat syar\u2019I yaitu segala sesuatu yang berasal dari kehendak Allah.<\/p>\n

Jadi, fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syari\u2019ah yang bersifat praktis dan merupakan hasil mujtahid terhadap dalil-dalil yang terperinci baik yang terdapat dalam Al-Qur\u2019an maupun hadist.<\/p>\n

Adapun istilah Jinayah yang juga berasal dari bahasa arab dari kata \u00a0\u064a\u0646\u062c\u064a \u062c\u0646\u064a\u0627 \u0648\u062c\u0646\u0627 \u064a\u0629 \u2013 \u00a0\u062c\u0646\u0649 \u00a0yang berarti melakukan dosa, itulah arti kata jinayah secar etimonologis.<\/p>\n

Sedangkan secara terminologis jinayah didefinisikan dengan semua perbuatan yang dilarang dan mengandung kemadaratan terhadap jiwa atau terhadap selain jiwa, dan wajib dijatuhi hukum qishash<\/a> atau membayar denda.<\/p>\n

Jadi fiqih jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan criminal yang dilakukan oleh orang-orang mukalaf sebagai hasil dari pemahaman atas dalil-dalil hukum yang terperinci dari Alqur\u2019an dan hadist.<\/p>\n

Jinayat bentuk jamak (plural) dari jinayah. Menurut bahasa, jinayat bermakna penganiayaan terhadap badan, harta, jiwa. Sedangkan menurut istilah, jinayat pelanggaran terhadap badan yang didalamnya diwajibkan qisas atau diyat.<\/p>\n

Jinayat juga bermakna sanksi-sanksi yang dijatuhkan atas penganiayaan atas badan. Dengan demikian, tindak penganiayaan itu sendiri dan sanksi yang dijatuhkan atas penganiayaan badan disebut jinayat.<\/p>\n

Jinayat secara garis besar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut:<\/p>\n

    \n
  1. Jinayat terhadapa jiwa, yaitu pelanggaran terhadap seseorang dengan menghilangkan nyawa, baik sengaja maupun tidak sengaja.<\/li>\n
  2. Jinayat terhadap organ tubuh, yaitu pelanggaran terhadap seseorang dengan merusak salah satu organ tubuhnya, atau melukai salah satu badannya, baik sengaja maupun tidak sengaja.<\/li>\n<\/ol>\n

    Tujuan disyari\u2019atkan Fiqih Jinayah adalah dalam rangka untuk memelihara akal, jiwa, harta dan keturunan. Dan ruang lingkup jinayah meliputi pencurian, perzinahan, homoseksual, menuduh seseorang berzina, minum khamar, membunuh atau melukai orang lain, merusak harta orang dan melakukan gerakan kekacauan dan lain sebagainya.<\/p>\n

    Dikalangan para fuqaha\u2019 perkataan jinayah berarti perbuatan- perbuatan yang terlarang menurut syara\u2019. Selain itu terdapat fuqaha\u2019yang membatasi istilah jinayah kepada perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman hudud dan qishash tidak termasuk perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman ta\u2019zir.<\/p>\n

    Istilah ini yang sepadan dengan istilah jinayah adalah jarimah, yaitu larangan \u2013 larangan syara\u2019 yang diancam oleh Allah dengan hukuman had dan ta\u2019zir.<\/p>\n

    Dasar Hukum Fiqih Jinayah<\/h2>\n

    Adapun dasar hukum dari fikih jinayah, adalah beberapa ayat al-Quran, di antaranya:<\/p>\n

    Al-Baqarah Ayat 179 yang artinya : Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.<\/em><\/p>\n

    An-Nisa\u2019 Ayat 65 yang artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya<\/em>.<\/p>\n

    Al-Hijr Ayat 9 yang artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.<\/em><\/p>\n

    An-Nisa\u2019 Ayat 10 yang artinya : Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).<\/em><\/p>\n

    Ash-Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    PeciHitam.org – Jika dalam hukum positif kita mengenal istilah hukum Pidana, maka dalam Fikih atau islam, disebut dengan Fikih Jinayah. Kedua istilah ini memiliki arti yang sama, hanya saja melalui prespektif yang berbeda. Fikih jinayah termasuk dalam satu bab tersendiri dalam kitab-kitab fikih. Berikut paparan definisi dan dasarnya berdasarkan Al-Quran Apa Itu Fiqih Jinayah? Secara […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":64386,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691],"tags":[12737],"yoast_head":"\nPengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"PeciHitam.org - Jika dalam hukum positif kita mengenal istilah hukum Pidana, maka dalam Fikih atau islam, disebut dengan Fikih Jinayah. Kedua istilah ini\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"PeciHitam.org - Jika dalam hukum positif kita mengenal istilah hukum Pidana, maka dalam Fikih atau islam, disebut dengan Fikih Jinayah. Kedua istilah ini\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-08-11T06:29:56+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-08-11T06:29:58+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1280\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"720\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mochamad Ari Irawan\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mochamad Ari Irawan\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mochamad Ari Irawan\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d\"},\"headline\":\"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah\",\"datePublished\":\"2020-08-11T06:29:56+00:00\",\"dateModified\":\"2020-08-11T06:29:58+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/\"},\"wordCount\":596,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg\",\"keywords\":[\"Fikih Jinayah\"],\"articleSection\":[\"Fiqih\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/\",\"name\":\"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg\",\"datePublished\":\"2020-08-11T06:29:56+00:00\",\"dateModified\":\"2020-08-11T06:29:58+00:00\",\"description\":\"PeciHitam.org - Jika dalam hukum positif kita mengenal istilah hukum Pidana, maka dalam Fikih atau islam, disebut dengan Fikih Jinayah. Kedua istilah ini\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg\",\"width\":1280,\"height\":720,\"caption\":\"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d\",\"name\":\"Mochamad Ari Irawan\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mochamad Ari Irawan\"},\"description\":\"Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin | Sarjana Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab.\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/arirawan\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah - Pecihitam.org","description":"PeciHitam.org - Jika dalam hukum positif kita mengenal istilah hukum Pidana, maka dalam Fikih atau islam, disebut dengan Fikih Jinayah. Kedua istilah ini","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah - Pecihitam.org","og_description":"PeciHitam.org - Jika dalam hukum positif kita mengenal istilah hukum Pidana, maka dalam Fikih atau islam, disebut dengan Fikih Jinayah. Kedua istilah ini","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-08-11T06:29:56+00:00","article_modified_time":"2020-08-11T06:29:58+00:00","og_image":[{"width":1280,"height":720,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mochamad Ari Irawan","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mochamad Ari Irawan","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/"},"author":{"name":"Mochamad Ari Irawan","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d"},"headline":"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah","datePublished":"2020-08-11T06:29:56+00:00","dateModified":"2020-08-11T06:29:58+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/"},"wordCount":596,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg","keywords":["Fikih Jinayah"],"articleSection":["Fiqih"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/","name":"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg","datePublished":"2020-08-11T06:29:56+00:00","dateModified":"2020-08-11T06:29:58+00:00","description":"PeciHitam.org - Jika dalam hukum positif kita mengenal istilah hukum Pidana, maka dalam Fikih atau islam, disebut dengan Fikih Jinayah. Kedua istilah ini","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/08\/Pengertian-dan-Dasar-Hukum-Fikih-Jinayah.jpg","width":1280,"height":720,"caption":"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/fikih-jinayah\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Pengertian dan Dasar Hukum Fikih Jinayah"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d","name":"Mochamad Ari Irawan","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g","caption":"Mochamad Ari Irawan"},"description":"Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin | Sarjana Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab.","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/arirawan\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/64385"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/40"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=64385"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/64385\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/64386"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=64385"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=64385"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=64385"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}