Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":64631,"date":"2020-08-14T21:59:30","date_gmt":"2020-08-14T14:59:30","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=64631"},"modified":"2020-08-14T21:59:32","modified_gmt":"2020-08-14T14:59:32","slug":"syarat-dan-rukun-khulu","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/syarat-dan-rukun-khulu\/","title":{"rendered":"Begini Syarat dan Rukun Khulu\u2019 Versi Abdur Rahman al-Juzairi"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org<\/a> –<\/strong> Segala perilaku hukum tidak ada satupun hal yang bisa dilakukan dengan seenaknya, semua telah di atur dalam ikatan yang bertujuan untuk menjaga nilai dan maksud dari hukum itu dibentuk.<\/p>\n

Termasuk dalam hal ini, pengajuan khulu\u2019 yang diakukan oleh perempuan, haruslah melewati beberapa prosedur, apa saja itu? Berikut penjelasannya.<\/p>\n

Syarat dan Rukun Khulu\u2019 Abdur Rahman al-Juzairi<\/strong><\/p>\n

Khulu\u2019 <\/em>dianggap sah dan jatuh apabila telah memenuhi beberapa unsur, diantaranya rukun dan syarat. Adapun dalam setiap rukun khulu\u2019 <\/em>mempunyai syarat yang masing-masing harus ada pada rukun tersebut.<\/p>\n

Sesuai dengan akibat daripada khulu\u2019 <\/em>adalah sebagai talak ba\u2019in<\/em>, Sehingga suami tidak diperbolehkan meruju\u2019 <\/em>kembali, kecuali setelah mantan istri dan mantan suami mengadakan pernikahan lagi melalui proses akad nikah yang baru.<\/p>\n

Adapun Syarat dan rukun dari khulu\u2019 <\/em>itu menurut Abdur Rahman al- Juzairi mengatakan ada 5 yaitu:<\/p>\n

1.) Seseorang yang wajib baginya tebusan ( menebus )<\/strong><\/p>\n

Yaitu seseorang yang wajib harta atasnya, adapun seseorang tersebut istri atau selain istri.<\/p>\n

2.) Kemaluan<\/strong><\/p>\n

Yaitu kemaluan istri yang dimiliki suami untuk bersenang-senang dengan kemaluan itu, yaitu kemaluan istri jika suami mentalak <\/em>istrinya dengan talak bain <\/em>maka hilanglah kepemilikan suami atas kemaluan istri.<\/p>\n

3.) Al-Iwadh<\/em>\u00a0<\/strong><\/p>\n

Dengan syarat harta tersebut tidak berbahaya, suci dan milik sah.<\/p>\n

Iwadh <\/em>yaitu sesuatu uang tebusan atau barang ganti rugi yang diberikan istri kepada suami agar suami mau menceraikan istrinya. Tentang iwadh <\/em>ini para ulama berbeda pendapat, mayoritas ulama menempatkan iwadh <\/em>itu sebagai rukun yang tidak boleh ditinggalkan untuk syah nya khulu\u2019, <\/em>pendapat lain diantara satu riwayat dari Ahmad dan Imam Malik mengatakan boleh terjadi khulu\u2019 <\/em>tanpa iwadh<\/em>.<\/p>\n

Alasannya adalah bahwa khulu\u2019 <\/em>merupakan salah satu bentuk dari putusnya perkawinan, oleh karena itu boleh tanpa iwadh<\/em>, sebagaimana berlaku dalam talak<\/em>.<\/p>\n

Adapun tolok ukurnya menurut Jumhur Ulama adalah kelayakan benda tersebut untuk dijadikan mahar. Dengan demikian, apa yang boleh dijadkan mahar, maka juga diperbolehkan dijadikan kompensasi khulu\u2019. <\/em><\/p>\n

Dalam hal ini para Ulama berbeda pendapat, Menurut Hanafiyyah dan Malikiyyah, khulu\u2019 <\/em>sah meskipun tidak memakai iwadh<\/em>, misalnya si istri mengatakan \u201cKhulu\u2019 <\/em>lah saya ini,\u201d lalu si suami mengatakan \u201cSaya telah mengkhulu\u2019 <\/em>kamu\u201d, tanpa menyebutkan adanya iwadh. Di antara alasannya adalah;<\/p>\n