Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":6553,"date":"2019-08-29T13:40:33","date_gmt":"2019-08-29T06:40:33","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=6553"},"modified":"2019-08-29T15:36:51","modified_gmt":"2019-08-29T08:36:51","slug":"berjimak-dengan-dua-istri-bersamaan-bagaimanakah-hukumnya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/berjimak-dengan-dua-istri-bersamaan-bagaimanakah-hukumnya\/","title":{"rendered":"Berjimak Dengan Dua Istri Bersamaan, Bagaimanakah Hukumnya?"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Dalam islam memang diperbolehkan mempunyai istri lebih dari satu (poligami) dengan catatan calon pelakunya memastikan keadilan di antara sekian istrinya. Seperti halnya pemberian nafkah baik itu secaara materi maupun nafkah batin. Dalam sebuah kasus ada seorang suami yang mempunyai dua istri tinggal dalam satu rumah. Dalam benaknya sang suami ingin melakukan hubungan intim secara bersamaan dengan kedua istrinya dalam satu ranjang. Pertanyaannya berjimak dengan dua istri bersamaan, bagaimanakah hukumnya?<\/p>\n\n\n\n

Hubungan suami istri ialah salah satu ibadah yang mencakup kenikmatan dunia. Dikutip dari kitab Fathul Izar bab Senggama dan Rahasianya.<\/a><\/strong> Sebagian Masayikh (guru besar) dimintai komentar tentang seberapa banyak kenikmatan dunia, kemudian sebagian Masayikh tersebut menjawab; \u201cKenikmatan dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Akan tetapi kenikmatan yang paling hebat teringkas pada 3 macam kenikmatan yaitu mencium wanita, menyentuhnya dan memasukkan penis pada vagina\u201d. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Karena kenikmatan dunia tersebut terkadang manusia berkreasi sesuai dengan imajinasinya masing-msing seperti kasus suami diatas tersebut. Untuk menjawab bagaimana hukumnya jika seorang suami yang mempunya dua istri, berjimak dengan dua istri bersamaan (Treesome) ? Para Ulama berpendapat hukumnya ialah tidak boleh. Dengan alasan (illat) idza’ atau menyakiti dan juga karena perbuatan tersebut termasuk tanda hilangnya malu. Walaupun dengan alasan sama sama rela. <\/p>\n\n\n\n

\u0648\u0644\u0627\u0627\u0646 \u064a\u062c\u0645\u0639\u0647\u0646 \u0628\u0645\u0633\u0643\u0646 \u0627\u0644\u0627\u0628\u0631\u0636\u0627\u0647\u0646 \u0642\u0648\u0644\u0647 \u0628\u0631\u0636\u0627\u0647\u0646 \u0625\u0644\u062e \u0644\u0643\u0646 \u064a\u0643\u0631\u0647 \u0648\u0637\u0621\u0627\u062d\u062f\u0627\u0647\u0646 \u0628\u062d\u0636\u0631\u0629 \u0627\u0644\u0628\u0642\u064a\u0629 \u0648\u0645\u062d\u0644 \u0627\u0644\u0643\u0631\u0627\u0647\u0629 \u062d\u064a\u062b \u0644\u0645 \u064a\u0642\u0635\u062f\u0623\u062f\u064a\u0629 \u063a\u064a\u0631\u0647\u0627\u0648\u0644\u0645 \u064a\u0631\u064a\u0646 \u0634\u064a\u0623 \u0645\u0646 \u0639\u0648\u0631\u062a\u0647\u0627\u0648\u0625\u0644\u0627\u062d\u0631\u0645 \u0648\u0639\u0644\u0649 \u0647\u062f\u0627 \u064a\u062d\u0645\u0644 \u0627\u0644\u0642\u0648\u0644 \u0628\u0627\u0644\u062a\u062d\u0631\u064a\u0645 \u0625\u0644\u062e \u0648\u064a\u062d\u0631\u0645 \u0627\u0644\u062a\u0645\u0643\u064a\u0646 \u0641\u064a \u0647\u062f\u0647 \u0627\u0644\u062d\u0627\u0644\u0629 \u0639\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0645\u0631\u0623\u0629 \u0623\u064a\u0636\u0627 \u0644\u0627\u0646\u0647 \u0625\u0642\u0631\u0627\u0631 \u0639\u0644\u064a \u0645\u0639\u0635\u064a\u0629 \u0628\u062c\u064a\u0631\u0645\u064a \u062e\u0637\u064a\u0628 \u0627\u0644\u062c\u0632\u0621\u0627\u0644\u0631\u0627\u0628\u0639 \u0628\u0627\u0628 \u0627\u0644\u062a\u0633\u0648\u064a\u0629 \u0628\u064a\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0633\u0627\u0621<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Para ulama juga menjelaskan, melakukan hubungan suami istri dengan beberapa istri sekaligus hukumnya haram jika istri yang satu melihat aurat dari istri yang lainnya. Karena aurat wanita muslimah di depan wanita muslimah yang lain yaitu bagian tubuh antara pusar dan lutut.<\/p>\n\n\n\n

Menurut ulama, seperti Qadhi Abu Thayyib dan Imam Adzrai berjima’ dengan dua istri bersamaan hukumnya tetap haram. Imam Adzrai berpendapat bahwa pemahaman yang diambil dari penjelasan Imam Syafi\u2019i dalam kitab Al Umm mengarah pada hukum haram. Sebab hal seperti itu dianggap sebagai mu\u2019asyarah ( cara bergaul ) yang buruk dan perbuatan itu telah menghilangkan sifat malu.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan menurut pendapat Imam Nawawi dalam Ta\u2019liq kitab At-Tanbih apabila istri yang satu tidak sampai melihat auratnya istri yang lain hukumnya makruh.<\/p>\n\n\n\n

Dari keterangan pendapat para ulama bahwasanya:<\/p>\n\n\n\n