Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":7134,"date":"2019-09-02T21:38:10","date_gmt":"2019-09-02T14:38:10","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=7134"},"modified":"2019-09-02T21:38:10","modified_gmt":"2019-09-02T14:38:10","slug":"hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/","title":{"rendered":"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam?"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org – <\/strong>Dalam sebuah pernikahan, akan ada masanya sebuah pasangan bersitegang dan mengeluarkan ancaman, bahkan sering ditemukan banyak suami yang mengancam cerai istrinya. Lalu, bagaimanakah Islam mengatur hal ini? Bagaimana Hukum Mengancam Cerai Istri bagi suami? Apakah ancaman tersebut menyebabkan jatuhnya talak?<\/p>\n

Sebelum berbicara jauh tentang ancaman talak atau cerai, tentu harus diketahui terlebih dahulu bagaimana hakikat ancaman itu sendiri. Setelah mengetahui, baru dilihat apakah ancaman talak dapat menjatuhkan talak atau tidak.<\/p>\n

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2019), kata mengancam bermakna (1) menyatakan maksud, niat, atau rencana untuk melakukan sesuatu yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan, membahayakan, mencelakakan pihak lain; (2) memberi pertanda atau peringatan mengenai kemungkinan malapetaka yang akan terjadi.<\/p>\n

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa mengancam adalah menyampaikan sesuatu yang akan merugikan pihak lain, baik disyaratkan dengan terjadinya sebuah peristiwa atau tidak. Namun yang jelas sesuatu yang diancamkan belum dilakukan.<\/p>\n

Berbeda halnya jika ancaman itu sebagai puncak dari kemarahan. Ancaman itu benar-benar dilakukan oleh si pengancam jika perkara yang disyaratkan terjadi. Dengan kata lain, ancaman hakikatnya adalah menyampaikan sesuatu yang akan dilakukan: mungkin jadi dilakukan, mungkin juga tidak.<\/p>\n

Karena itu, ancaman tanpa syarat seperti ungkapan, \u201cSaya pukul kamu!\u201d bisa diartikan, \u201cAkan saya pukul kamu!\u201d Sedangkan aktivitas memukulnya belum dilakukan. Mungkin dilakukan, mungkin juga tidak.<\/p>\n

Bila tujuan si pengancam mengatakan itu adalah menakuti-nakuti pihak yang diancam agar tidak pulang malam lagi, biasanya ia tidak jadi memukulnya walau si terancam kalau pulang malam. Berbeda jika ia mengatakan itu sebagai puncak kekesalannya, tentu ia benar-benar memukulnya jika si terancam pulang malam.<\/p>\n

Pertanyaannya, bagaimana dengan ungkapan seorang suami kepada istrinya, \u201cJika kamu memasukkan laki-laki itu lagi ke rumah, saya cerai kamu!\u201d Apakah ia dapat menjatuhkan talak? Jawabannya, jika itu sebagai ancaman, tentu saja tidak jatuh. Sama halnya, orang yang mengancam akan menampar tadi.<\/p>\n

Ancaman talak di atas dapat diartikan, \u201cJika kamu memasukkan laki-laki itu lagi ke rumah, akan saya cerai kamu!\u201d Terlebih jika tujuan ancaman itu sekadar menakut-nakuti dan tak bermaksud menjatuhkan talak, si suami tidak jadi menceraikan walau si istri benar memasukkan laki-laki itu lagi ke rumah.<\/p>\n

Dikecualikan jika ungkapan itu sebagai puncak kemarahan, ia benar mencerainya setelah diketahui istrinya melakukan hal tersebut. Namun, talaknya tetap harus diucapkan lagi, karena yang tadi hanya sekadar ancaman.<\/p>\n

Dalam bahasa Arab, kata kerja yang bisa disisipi kata akan salah satunya adalah fiil mudhari. Sementara ungkapan talak dengan fiil mudhari tidak dianggap jatuh, sebagaimana petikan berikut.<\/p>\n

\u0623\u0644\u0641\u0627\u0638 \u0635\u0631\u064a\u062d\u0629: \u0648\u0647\u064a \u0627\u0644\u0623\u0644\u0641\u0627\u0638 \u0627\u0644\u0645\u0648\u0636\u0648\u0639\u0629 \u0644\u0647\u060c \u0627\u0644\u062a\u064a \u0644\u0627 \u062a\u062d\u062a\u0645\u0644 \u063a\u064a\u0631\u0647\u060c \u0648\u0647\u064a \u0644\u0641\u0638 \u0627\u0644\u0637\u0644\u0627\u0642 \u0648\u0645\u0627 \u062a\u0635\u0631\u0651\u064e\u0641 \u0645\u0646\u0647\u060c \u0645\u0646 \u0641\u0639\u0644 \u0645\u0627\u0636\u060c \u0645\u062b\u0644: \u0637\u0644\u0651\u064e\u0642\u062a\u0643\u060c \u0623\u0648 \u0627\u0633\u0645 \u0641\u0627\u0639\u0644\u060c \u0645\u062b\u0644: \u0623\u0646\u062a \u0637\u0627\u0644\u0642\u060c \u0623\u0648 \u0627\u0633\u0645 \u0645\u0641\u0639\u0648\u0644\u060c \u0645\u062b\u0644: \u0623\u0646\u062a \u0645\u0637\u0644\u0642\u0629. \u0641\u0647\u0630\u0647 \u0627\u0644\u0623\u0644\u0641\u0627\u0638 \u062a\u062f\u0644 \u0639\u0644\u0649 \u0625\u064a\u0642\u0627\u0639 \u0627\u0644\u0637\u0644\u0627\u0642\u060c \u062f\u0648\u0646 \u0627\u0644\u0641\u0639\u0644 \u0627\u0644\u0645\u0636\u0627\u0631\u0639 \u0623\u0648 \u0627\u0644\u0623\u0645\u0631\u060c \u0645\u062b\u0644: \u062a\u0637\u0644\u0642\u064a\u0646 \u0648\u0627\u0637\u0644\u0642\u064a.<\/strong><\/p>\n

Artinya: \u201cUngkapan-ungkapan sharih (tegas) adalah ungkapan-ungkapan yang dibuat untuk tujuan menjatuhkan talak, di mana ia tidak memiliki makna selain makna talak. Ungkapan sharih adalah ungkapan yang mengandung kata talak itu sendiri, fi\u2018il madhi yang diderivasi dari kata itu, seperti ungkapan thallaqtuki (Saya [telah] menalak\/menceraikan kamu); isim fiil bermakna maf\u2018ul, seperti anti thaliq (Kamu [telah] tertalak); atau ism maf\u2018ul, seperti anti muthallaqah (Kamu [telah] ditalak). Semua ungkapan itu menunjukkan jatuhnya talak. Namun dikecualikan kata talak dalam bentuk fi\u2019il mudhari seperti tathluqin (Engkau akan tertalak), dan fiil amr seperti Uthluqi (Talaklah engkau!)” (Al-Fiqh al-Muyassar fi Dhau al-Kitab wa al-Sunnah, [Madinah: Majma Malik Fahd], 1424, jilid 1, hal. 313).<\/p>\n

Dari pendapat diatas, sudah jelas bahwa Hukum Mengancam Cerai Istri tidak menyebabkan jatuhnya talak itu sendiri.<\/p>\n

salah satu contoh ancaman yang benar-benar diwujudkan pun dinyatakan dengan bentuk fiil mudhari adalah ancaman Qabil kepada saudaranya habis dalam ayat dibawah ini:<\/p>\n

\u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0644\u0623\u064e\u0642\u0652\u062a\u064f\u0644\u064e\u0646\u0651\u064e\u0643\u064e \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0645\u064e\u0627 \u064a\u064e\u062a\u064e\u0642\u064e\u0628\u0651\u064e\u0644\u064f \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u062a\u0651\u064e\u0642\u0650\u064a\u0646\u064e\u00a0<\/strong><\/p>\n

\u00a0\u201cQabil berkata, \u201cAku benar-benar akan membunuhmu!\u201d Habil menjawab, \u201cSesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) orang-orang yang bertakwa,\u201d (QS al-Mai\u2019dah [5]: 27).<\/p>\n

Ini artinya ancaman tidak sampai menyebabkan jatuhnya talak. Sebab, ancaman mengandung makna\u00a0mustaqbal\u00a0(masa mendatang) yang biasa diungkapkan dengan\u00a0fiil mudhari. Sedangkan\u00a0fiil mudhari\u00a0bukan redaksi menjatuhkan talak.<\/p>\n

Sekilas, ungkapan \u201cAku cerai kamu!\u201d atau \u201cJika kamu memasukkan laki-laki itu lagi ke rumah, saya cerai kamu!\u201d seperti ungkapan\u00a0sharih. Sedangkan ungkapan\u00a0sharih\u00a0dihukumi jatuh walaupun tidak disertai niat. Namun, akibat perbedaan sistem bahasa Arab dan sistem bahasa Indonesia, keduanya terlihat sama.<\/p>\n

Padahal, jika maksudnya sebagai ancaman, mestinya berbunyi, \u201cAkan kucerai kamu!\u201d sebagaimana ancaman dalam bahasa Arab yang diungkapkan dengan\u00a0fiil mudhari. Sayangnya, dalam bahasa lisan, kata akan seringkali dilesapkan.<\/p>\n

Kemudian, jika ingin dianggap ungkapan sharih, ungkapan itu harus berbunyi, \u201cAku [telah] menceraikanmu.\u201d Namun, dalam bahasa lisan, kata telah seringkali dilesapkan, dan kata menceraikan disingkat menjadi ceraikan.<\/p>\n

Sehingga tak salah pula jika ada yang mengatakan bahwa ungkapan yang ini seperti ungkapan kinayah yang talaknya tidak jatuh bila tanpa niat, karena mengandung beberapa kemungkinan makna.<\/p>\n

Karenanya, jika ungkapan itu ingin menjadi ungkapan sharih, harusnya berbunyi, \u201cAku menjatuhkan talak kepadamu bila kamu memasukkan laki-laki itu lagi ke rumah,\u201d tanda bernada ancaman atau pertanyaan. Sulitnya, bahasa lisan itu bisa ditarik kepada makna lain sesuai dengan intonasinya.<\/p>\n

Contohnya, \u201cJika kamu begitu lagi, saya cerai kamu!\u201d (diakhiri tanda seru sebagai tanda ancaman). Atau, \u201cJika kamu begitu lagi, saya cerai kamu.\u201d (diakhiri tanda titik, sehingga mirip ungkapan sharih, \u201cSaya menceraikanmu.\u201d). Atau, \u201cJika kamu begitu lagi, saya cerai kamu?\u201d (diakhiri tanda tanya, sehingga tak menjatuhkan talak).<\/p>\n

Tapi, tak sedikit pula orang yang menganggap bahwa ungkapan \u201cJika kamu begitu lagi, saya cerai kamu!\u201d ini sebagai ungkapan talak ta\u2019liq sharih, yakni talak yang dipersyaratkan atau digantungkan jatuhnya pada perkara lain. Hal ini tak lain disebabkan oleh kemiripan di atas, sebagaimana yang telah dijelaskan.<\/p>\n

Namun inilah pendapat yang dapat kita pilih saat ini di tengah banyaknya orang yang dengan mudahnya mengumbar ancaman talak. Sebab, jika ancaman talak dianggap menjatuhkan talak, berapa banyak orang yang jatuh talaknya.<\/p>\n

Padahal, kebanyakan dari mereka sesungguhnya\u00a0sekadar menyimpan motif mengancam alias menakut-nakuti, bukan benar-benar berencana untuk bercerai.<\/p>\n

Hanya saja sebagai bentuk kehati-hatian, agar keluar dari pendapat orang yang mengatakan ungkapan \u201cSaya cerai kamu!\u201d ini sebagai ungkapan sharih, maka sebaiknya para suami lebih arif dan bijak dalam melontarkan kata-kata talak atau cerai. Sebab, dalam urusan nikah, talak, dan rujuk, bercanda atau sendau gurau pun dianggap seriaus (HR Ibnu Majah).<\/p>\n

Begitulah, beberapa pendapat mengenai Hukum Mengancam Cerai Istri yang menjadi perdebatan di kalangan ulama, khususnya mengenai apakah hal tersebut menyebabkan jatuhnya talak atau tidak.<\/p>\n

Jadi, sebagai seorang suami, setidaknya perlu berhati hati dalam mengeluarkan ucapan yang takutnya dapat menyakiti sang istri.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org – Dalam sebuah pernikahan, akan ada masanya sebuah pasangan bersitegang dan mengeluarkan ancaman, bahkan sering ditemukan banyak suami yang mengancam cerai istrinya. Lalu, bagaimanakah Islam mengatur hal ini? Bagaimana Hukum Mengancam Cerai Istri bagi suami? Apakah ancaman tersebut menyebabkan jatuhnya talak? Sebelum berbicara jauh tentang ancaman talak atau cerai, tentu harus diketahui terlebih dahulu […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":7197,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,22],"tags":[3659],"yoast_head":"\nHukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam? - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"PeciHitam.Org - Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah dalam Islam? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hukumnya, silahkan baca artikel berikut.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam? - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"PeciHitam.Org - Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah dalam Islam? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hukumnya, silahkan baca artikel berikut.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-09-02T14:38:10+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam?\",\"datePublished\":\"2019-09-02T14:38:10+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-02T14:38:10+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/\"},\"wordCount\":984,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg\",\"keywords\":[\"Hukum Mengancam Cerai Istri\"],\"articleSection\":[\"Fiqih\",\"Keluarga - Nikah\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/\",\"name\":\"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam? - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg\",\"datePublished\":\"2019-09-02T14:38:10+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-02T14:38:10+00:00\",\"description\":\"PeciHitam.Org - Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah dalam Islam? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hukumnya, silahkan baca artikel berikut.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam?\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam?\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam? - Pecihitam.org","description":"PeciHitam.Org - Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah dalam Islam? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hukumnya, silahkan baca artikel berikut.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam? - Pecihitam.org","og_description":"PeciHitam.Org - Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah dalam Islam? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hukumnya, silahkan baca artikel berikut.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-09-02T14:38:10+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam?","datePublished":"2019-09-02T14:38:10+00:00","dateModified":"2019-09-02T14:38:10+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/"},"wordCount":984,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg","keywords":["Hukum Mengancam Cerai Istri"],"articleSection":["Fiqih","Keluarga - Nikah"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/","name":"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam? - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg","datePublished":"2019-09-02T14:38:10+00:00","dateModified":"2019-09-02T14:38:10+00:00","description":"PeciHitam.Org - Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah dalam Islam? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hukumnya, silahkan baca artikel berikut.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Hukum-Mengancam-Cerai-Istri-Bolehkah-Dalam-Islam.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam?"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-mengancam-cerai-istri-bolehkah-dalam-islam\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Hukum Mengancam Cerai Istri, Bolehkah Dalam Islam?"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7134"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7134"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7134\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7197"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7134"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7134"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7134"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}