Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":7390,"date":"2019-09-08T07:47:37","date_gmt":"2019-09-08T00:47:37","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=7390"},"modified":"2019-09-08T07:47:38","modified_gmt":"2019-09-08T00:47:38","slug":"menganggap-janji-sebagai-hal-yang-sepele-bagaimana-pandangan-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/menganggap-janji-sebagai-hal-yang-sepele-bagaimana-pandangan-islam\/","title":{"rendered":"Menganggap Janji Sebagai Hal yang Sepele, Bagaimana Pandangan Islam?"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Janji, satu kata yang bisa dibilang paling mudah terucap dan dilontarkan dari seseorang, namun dalam menepatinya sendiri kadang kita merasa keberatan bahkan mengabaikannya begitu saja. <\/p>\n\n\n\n
Padahal ketika seseorang menepati janjinya dengan sepenuh hati dan tepat waktu maka secara tidak langsung dia telah menghormati janji janjinya, komitmen atas apa yang telah diucapkannya dan memberi kepercayaan atas seseorang yang telah diajak untuk melakukan perjanjian.<\/p>\n\n\n\n
Namun lain halnya dengan kita yang mungkin telah membuat kesepakatan, persetujuan ataupun sejenis perjanjian lainnya namun hanya menganggapnya sebagai hal yang sepele bahkan memang sengaja mengungkapkannya tanpa adanya niat untuk melakukan <\/em>atau membuktikan dari perkataan itu. <\/p>\n\n\n\n
Padahal dalam pedoman kita kitab Al-Qur\u2019an telah mencantumkan secara jelas perihal kebiasaan buruk ini,<\/p>\n\n\n\n
\u201cDan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya\u201d <\/em>(QS. Al Isra\u2019 [17]: 34)<\/p>\n\n\n\n
Selain dijelaskan dalam ayat rupanya dalam sebuah Hadits, Rasulullah mendefinisikan sifat pengingkar janji merupakan ciri ciri orang munafik. Seperti dalam riwayat hadits Muslim, dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash r.a., Nabi Saw. Bersabda:<\/p>\n\n\n\n
\u201cEmpat keadaan, manakalah salah seorang berada di dalamnya, ia benar benar termasuk orang munafik. Apabila ia berada di salah satu dari empat keadaan tersebut maka ia tergolong sebagai orang munafik, kecuali jika ia meninggalkannya. Empat keadaan yang dimaksud adalah apabila ia diberi amanah, ia mengkhianatinya; apabila ia berbicara, ia bohong; apabila ia berjanji, ia melanggarnya; apabila ia berselisih maka ia curang\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n
Pendefinisian yang amat begitu buruk, maka darinya Rasulullah Saw., yang merupakan manusia yang telah dijamin Surga atas dirinya pun tak henti hentinya memohon perlindungan pada Allah dari perbuatan berkhianat atau melanggar janji. Maka tak heran jikalau Hadits dari Abu Dawud, Nasa\u2019i, dan Ibnu Majah meriwayatkan Doa Rasulullah seperti berikut:<\/p>\n\n\n\n
\u201cYa Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan karena ia seburuk buruk teman tidur. Dan aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan Khianat karena ia adalah seburuk buruk sesuatu yang tersembunyi\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n
Begitu sangat jelas tentang pelanggaran janji yang telah di lontarkan sebelumnya. Namun entah mengapa di dewasa ini begitu banyak orang yang memang sengaja tidak menepati janji tersebut dan menganggap janji itu sebagai bentuk main main saja. <\/p>\n\n\n\n