Pecihitam.org <\/strong>– Sering kita mendengar istilah sujud syukur. Kita juga tidak jarang melihat di tayangan televisi seorang pemenang kontes atau audisi seketika melakukan sujud setelah dinobatkan sebagai pemenang. Atau beberapa kali kita melihat pemain sepakbola yang melakukan sujud setelah mencetak gol dan melakukan selebrasi. Secara umum sujud syukur merupakan pengertian dari sujud yang dilakukan kedalam kondisi ketika mendapatkan nikmat atau terlepas dari bahaya. Kaitannya dengan mendapatkan nikmat, kadang ada yang berupa nikmat dzahir, seperti lahirnya seorang anak, datangnya orang yang telah lama pergi atau sembuh dari sakit. Ada juga yang berupa nikmat batin, seperti mendapatkan ilmu. Ada pula yang berwujud nikmat umum, seperti turunnya hujan saat dibutuhkan pada musim kemarau panjang. \u0648\u0623\u062e\u0631\u062c \u0628\u0627\u0644\u062d\u062f\u0648\u062b \u0627\u0644\u0625\u0633\u062a\u0645\u0631\u0627\u0631 \u0643\u0627\u0644\u0639\u0627\u0641\u064a\u0629 \u0648\u0627\u0644\u0625\u0633\u0644\u0627\u0645 \u0648\u0627\u0644\u063a\u0646\u0649 \u0639\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0627\u0633 \u0644\u0623\u0646 \u0630\u0644\u0643 \u064a\u0624\u062f\u064a \u0625\u0644\u0649 \u0627\u0633\u062a\u063a\u0631\u0627\u0642 \u0627\u0644\u0639\u0645\u0631 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0633\u062c\u0648\u062f.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Tidak termasuk dari hudus (datangnya nikamat) suatu nikmat yang dirasakan terus-menerus, seperti sehat, Islam dan tercukupi dari meminta-minta pada orang lain. Karena itu menuntut untuk menghabiskan umur dalam melakukan sujud. Orang yang dianjurkan untuk melakukan sujud syukur ketika melihat orang yang tertimpa musibah adalah orang yang diselamatkan dari musibah serupa atau mengalami musibah yang serupa tetapi lebih ringan. <\/p>\n\n\n\n Misalnya orang yang tidak pernah mendapatkan musibah kebakaran disunnahkan sujud syukur ketika melihat orang lain tertimpa kebakaran. Atau musibah kebakaran yang pernah dialami tidak separah yang ia lihat.<\/p>\n\n\n\n Diterangkan dalam kitab Busyra al-Karim bi Syarh Masail al-Ta’lim<\/em> <\/p>\n\n\n\n \u0625\u0646\u0645\u0627 \u064a\u0633\u062c\u062f \u0639\u0646\u062f \u0631\u0624\u064a\u0629 \u0645\u0628\u062a\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0633\u0644\u064a\u0645 \u0645\u0646 \u062a\u0644\u0643 \u0627\u0644\u0628\u0644\u064a\u0629 \u0623\u0648 \u0645\u0646 \u0647\u0648 \u0628\u0647 \u0623\u062e\u0641 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0645\u0631\u0626\u064a<\/strong><\/p>\n\n\n\n Selain melakukan sujud syukur orang yang melihat orang yang tertimpa musibah dianjurkan untuk membaca doa berikut dengan suara pelan sekiranya tidak didengar oleh orang yang tertimpa musibah<\/p>\n\n\n\n \u0627\u0644\u062d\u0645\u062f \u0644\u0644\u0647 \u0627\u0644\u0630\u064a \u0639\u0627\u0641\u0627\u0646\u064a \u0645\u0645\u0627 \u0627\u0628\u062a\u0644\u0627\u0643 \u0628\u0647 \u0648\u0641\u0636\u0644\u0646\u064a \u0639\u0644\u0649 \u0643\u062b\u064a\u0631 \u0645\u0645\u0646 \u062e\u0644\u0642 \u062a\u0641\u0636\u064a\u0644\u0627 <\/strong><\/p>\n\n\n\n Segala puji milik Allah yang telah menyelamatkan dari musibah yang menimpamu dan mengutamakanku atas orang banyak. (HR. Tirmidzi)<\/p>\n\n\n\n Orang yang mebaca doa ini, maka seumur hidupnya ia tidak akan ditimpa musibah seperti yang ia lihat.<\/p>\n\n\n\n 4. Ketika melihat orang yang terang-terangan melakukan maksiat atau orang yang melakukan maksiat yang membahayakan orang lain. <\/em><\/strong><\/p>\n\n\n\n Ketika pada suatu kesempatan kita melihat orang seperti ini, disunnahkan untuk sujud syukur. Karena maksiat dan kefasikan merupakan musibah dalam agama yang lebih dahsyat daripada musibah lainnya. Kita sujud syukur karena Allah menyelamatkan kita dari kemaksiatan dan kefasikan. Oleh karena itu, Nabi berdoa <\/p>\n\n\n\n \u0627\u0644\u0644\u0647\u0645 \u0644\u0627 \u062a\u0639\u062c\u0644 \u0645\u0635\u064a\u0628\u062a\u0646\u0627 \u0641\u064a \u062f\u064a\u0646\u0646\u0627 <\/strong><\/p>\n\n\n\n Ya Allah, jangan jadikan musibah kami menimpa agama kami.<\/p>\n\n\n\n 5. Ketika membaca Surat Shaad ayat 24<\/em><\/strong><\/p>\n\n\n\n Sujud syukur karena membaca Surat Shaad<\/em> adalah dalam rangka mengikuti Nabi dan sebagai bentuk syukur atas diterimanya taubat Nabi Daud. <\/p>\n\n\n\n Konon pernah terbesit dalam hati Nabi Daud jika menterinya gugur dalam peperangan, maka ia akan menikahi isteri menterinya tersebut. Walaupun hal ini adalah boleh (bukan termasuk doa. Karena hanya sekadar besitan dalam hati, tidak wujud dalam perkataan dan perbuatan). Tapi kalau untuk malam para Nabi ini kurang baik.<\/p>\n\n\n\n
Tapi karena sujud syukur merupakan sujud yang tidak tiap hari dilakukan, tidak semua orang memahami hakikat dan tata caranya. Tulisan di bawah ini akan memberikan pemahaman kepada Anda tentang pengertiannya dan dengan membaca artikel ini, Anda akan memahami tuntutannya sehingga mudah melakukannya dengan benar.<\/p>\n\n\n\nPengertian dan Hal-hal yang Menyebabkan Sujud Syukur <\/strong><\/h2>\n\n\n\n
Tapi dalam konteks yang lebih luas, selain dua kondisi di atas, ada beberapa kondisi di mana seseorang dianjurkan untuk melakukan sujud syukur. Berikut detailnya:
1. Ketika mendapatkan nikmat<\/strong><\/em><\/p>\n\n\n\n
Hanya saja perlu diketahui sujud syukur atas nikmat tidak berkaitan dengan nikmat terus-menerus yang dirasakan tiap waktu. Misalnya nikmat sehat dan nikmat Islam. Sekalipun dua nikmat ini merupakan nikmat terbesar, tapi tidak disyariatkan untuk disyukuri dengan bentuk sujud. Karena jika demikian, maka kita akan bersujud sepanjang waktu untuk mensyukurinya.
Syaikh Muhammad Khatib as-Syarbainy menulis dalam kitabnya Mughnil<\/em> Muhtaj<\/em> mengenai hal ini<\/p>\n\n\n\n
2. <\/strong>Ketika terlepas dari bahaya<\/strong><\/em>
Terlepas dari bahaya bisa berupa selamat dari musibah kebakaran, tenggelam, kecopetan ataupun musibah-musibah lainnya.
3. Ketika melihat orang yang mendapatkan musibah <\/strong><\/em>
<\/strong>Maksud disunnahkan melakukan sujud syukur ketika melihat orang yang tertimpa musibah bukan untuk mensyukuri atas musibah tersebut. Tapi bersyukur kepada Allah kita telah diselamatkan dari musibah itu.<\/p>\n\n\n\n