\u201cJadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh<\/em>\u201d<\/strong> (QS. Al- A\u2019raf [7]: 199)<\/p>\n\n\n\n Pecihitam.org<\/strong> – Memaafkan! Sudah seberapa sering kita memaafkan kesalahan orang lain? Atau malah menyimpan dendam tak karuan dan merasa terus tersakiti? Ada yang mengatakan bahwa kita tersakiti karena kita memilih untuk tersakiti. Mengingat ingat kejadian itu sampai berlarut larut dan sampai melewati banyak waktu, alhasil? <\/p>\n\n\n\n Kita merasa tidak rela jika kejadian itu berlalu begitu saja. Perlu ada tindakan dan perlu ada pembalasan. Padahal? Memaafkan jauh lebih hebat, hanya saja kadang kita tidak punya ruang untuk memaafkan. Entah karena kita terlalu menyakiti diri sendiri atau karena kita tak ingin dianggap tak berdaya sampai sampai kita gengsi untuk memaafkan.<\/p>\n\n\n\n Sebenarnya, Memaafkan tidak identik dengan kehinaan dan ketidakberdayaan. Bahkan sifat memaafkan merupakan cermin kebesaran jiwa dan kekuatan hati yang tegar, serta lapang dada yang begitu luas. Sebab, pada dasarnya ada kesanggupan untuk membalas. Hanya saja kita lebih memilih untuk memaafkan ketimbang balas dendam.<\/p>\n\n\n\n Namun jika membahas tentang perbuatan yang buruk satu ini (Dendam) rupanya Rasulullah pernah berniat untuk balas dendam kepada seseorang. seperti yang diceritakan oleh Abu Hurairah r.a., ketika Rasulullah melihat jenazah Hamzah r.a., yang gugur sebagai syahid dalam perang uhud dalam keadaan yang mengenaskan, seketika itu, Rasulullah Saw., bersumpah <\/p>\n\n\n\n \u201cSungguh, aku akan membalas dendam kepada orang orang kafir. Aku akan benar benar membantai tujuh puluh orang diantara mereka<\/em>\u201d (Asy-Syaikh Mamduh al Muhsini, Qabasat Fi Ayatil Qur\u2019an, 2005: 79)<\/p>\n\n\n\n Maka disaat itulah Allah Berfirman <\/p>\n\n\n\n \u201cDan jika kamu membalas, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang bersabar<\/em>\u201d (QS. An Nahl [16]: 126).<\/p>\n\n\n\n