PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Hal yang sebaiknya direncanakan dalam persiapan pernikahan adalah bulan yang baik untuk menikah. Sebagai orang Muslim, menentukan bulan yang baik untuk menikah juga menjadi hal yang penting sebab pernikahan sendiri adalah acara sakral. Sebagian orang akan memakai hadis untuk menentukan bulan yang baik untuk menikah yang diharapkan membawa kebaikan untuk pasangan pengantin dan juga keluarga.<\/p>\n\n\n\n Sebenarnya, semua hari dan bulan\ntidak memiliki larangan untuk menikah selama tidak melanggar dari syariat\nkecuali jika terdapat dalilnya. Tetapi, untuk permasalahan bulan terbaik untuk\nmelangsungkan pernikahan yang bisa dipertimbangkan adalah bulan Syawal dan bulan\nRamadhan yng juga disebutkan sebagai bulan yang baik untuk menikah.<\/p>\n\n\n\n Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa\nRasulullah SAW menikah bertepatan dengan bulan Syawal, selain itu disunnahkan\njuga oleh Sayyidah Aisyah jika bulan syawal merupakan bulan yang baik untuk\nmelangsungkan pernikahan. Sementara Rasulullah SAW berkata jika bulan Ramadhan\nmenjadi bulan yang baik untuk menikah menurut Islam.<\/p>\n\n\n\n \u201cRasulullah SAW menikahiku di bulan\nSyawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka\nisteri-isteri Rasulullah SAW yang manakah yang lebih beruntung di sisinya\ndariku?\u201d Perawi berkata: \u201cAisyah ra. dahulu suka menikahkan para wanita di\nbulan Syawal\u201d (HR. Muslim)<\/p>\n\n\n\n Ibnu Katsir menjelaskan, \u201cRasulullah\nSAW menikahi \u2018Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat\nyaitu tidak suka menikah di antara dua \u2018ied (bulan Syawal termasuk di antara\n\u2018ied fitri dan \u2018idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan\nini tidaklah benar.\u201d (Al-Bidayah wan Nihayah, 3\/253)<\/p>\n\n\n\n Anggapan thiyarah atau merasa sial\nmerupakan keyakinan tidak baik dan bisa mendekatkan pada kesyirikan. Masyarakat\nyang percaya dengan hari, bulan dan keadaan yang dianggap sial adalah perbuatan\nyang tentunya sangat bertentangan dengan ajaran Islam sebab untung dan rugi\nsendiri merupakan takdir Allah SWT.<\/p>\n\n\n\n Rasulullah SAW menjelaskan jika\nanggapan sial merupakan syirik: \u201cTidak ada (sesuatu) yang menular (dengan sendirinya)\ndan tidak ada \u201cThiyarah\u201d atau sesuatu yang sial (yaitu secara dzatnya), dan aku\nkagum dengan al-fa\u2019lu ash-shalih, yaitu kalimat (harapan) yang baik\u201d (HR.\nAl-Bukhari dan Muslim).<\/p>\n\n\n\n Imam Ahmad dari Abdullah bin Mas\u2019ud,\nRasulullah SAW bersabda: \u201cThiyarah (menggantungkan nasib) adalah syirik dan\ntidaklah dari kami kecuali Allah menghilangkannya dengan tawakkal.\u201d<\/p>\n\n\n\n Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah\nbin \u2018Amru, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: \u201cBarangsiapa tidak melanjutkan\naktifitas kebutuhannya karena thiyarah (tahayul, beranggapan sial karena\nmelihat burung atau yang lainnya) maka sungguh ia telah berbuat syirik.\u201d<\/p>\n\n\n\n Banyak anggapan ketika seseorang menikah\ndi bulan Safar maka akan mendatangkan musibah dan tidak akan mendapat berkah,\nsaat menjalani rumah tangga, hal tersebut merupakan opini yang salah. Di dalam\nIslam bulan paling baik untuk menikah adalah yang dilakukan sesegera mungkin\ndan tidak ada larangan untuk menikah di bulan tertentu seperti bulan Safar.<\/p>\n\n\n\n Shafar sendiri di dalam bahasa Arab\nberarti nol dan orang Arab menyebut nol dengan shifrun, dan pada bulan ini\nmasyarakat Jahiliyah mengadakan perjalanan jauh untuk perang sesudah sebelumnya\ndilarang perang pada bulan Muharram.<\/p>\n\n\n\n \u201cDan kawinkanlah orang-orang yang sedirian\ndiantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu\nyang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah\nakan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya)\nlagi Maha Mengetahui.\u201d (QS. An Nur 24:32)<\/p>\n\n\n\n \u201cSesungguhnya mengundur-undurkan bulan\nharam itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan\nmengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan\nmengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan\nbilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang\ndiharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang\nburuk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.\u201d (QS. At-Taubah 9:37)<\/p>\n\n\n\n \u201cSesungguhnya bilangan bulan pada sisi\nAllah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan\nlangit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang\nlurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan\nperangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu\nsemuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.\u201d (Qs At-Taubah 9:36)<\/p>\n\n\n\n Pada ayat tersebut konsep yang sudah\nditetapkan Allah SWT yaitu 12 bulan Qomariyah setahun dan dalam setahun ada 4\nbulan yang disebut sebagai bulan haram karena haram untuk melakukan peperangan\npada bulan tersebut.<\/p>\n\n\n\n \u201cAllah mengkhususkan 4 bulan, maka\nAllah menjadikannya haram dan mengagungkan kemulyaan-kemulyaan-Nya, menjadikan\ndosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar dan begitu pula halnya dengan\namal sholeh dan pahalanya.\u201d (Tafsir Al-Qur\u2019an al \u2018Azhim, Ibnu Katsir).<\/p>\n\n\n\n