Perhatikan! Inilah Perkara yang Mengurangi Pahala Bahkan Membatalkan Puasa

yang membatalkan puasa

Pecihitam.org– Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Lebih daripada itu, kita harus mengetahui beberapa hal yang bisa membatalkan puasa. Baik yang membatalkan keabsahannya maupun yang membatalkan atau merusak pahalanya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Maka dalam tulisan ini, akan dijelaskan beberapa hal yang membatalkan puasa serta yang merusak pahalanya.

Daftar Pembahasan:

Hal yang Memmbatalkan Puasa

Selain makan dan minum semenjak terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari, berikut ini merupakan tujuh hal yang bisa membatalkan puasa.

Makan & Minum

Makan, minum dan segala sesuatu yang masuk melalui rongga atau lubang pada anggota tubuh jika dilakukan secara sengaja, maka akan membatalkan puasa.

Makan dan minum selama puasa Ramadan hanya dapat dilakukan sebelum fajar (waktu subuh) dan setelah matahari terbenam (magrib).

Tentang hal ini, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ

Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. (QS. Al-Baqarah ayat 187)

Batalnya puasa sebab makan dan minum adalah jika disengaja. Adapun makan atau karena lupa, maka tidak membatalkan puasa.

مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ، فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ. فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللّهُ وَسَقَاهُ

Barangsiapa lupa sedangkan dia berpuasa, kemudian dia makan atau minum, maka hendaknaya ia menyempurnakan puasanya, karena berarti Allah sedang memberinya makan dan minum. (HR. Muslim)

Bersenggama atau Hubungan Badan

Suami-istri yang melakukan hubungan seksual dengan sengaja di siang hari puasa, maka batallah puasa mereka. Untuk puasa Ramadhan, selain wajib menggantinya di hari di luar Ramadhan, maka juga ada kewajiban membayar kafarat bagi sang suami.

Alternatif kafaratnya adalah sebagai berikut:

  1. memerdekakan budak muslim yang tidak ada aib yang dapat menggangu aktivitas pekerjaannya. Kalau tidak mampu, maka
  2. berpuasa dua bulan berturut-turut. Kalau tidak mampu, maka
  3. memberi makan 60 orang fakir miskin masing-masing satu mud.

Muntah dengan Disengaja

Seseorang yang sengaja muntah, atau memasukkan benda ke dalam mulut hingga mual dan muntah, batal puasanya. Sebaliknya, jika muntah itu tidak disengaja, atau terjadi karena sakit, puasa tidak batal.

مَنْ ذَرَعَهُ الْقَيْءُ فَلْيُتِمَّ عَلَى صَوْمِهِ ، وَلاَ قَضَاءَ عَلَيْهِ وَمَنْ قَاءَ مُتَعَمِّدًا فَلْيَقْضِ

Baca Juga:  Haruskah Mengganti Hutang Puasa Ramadhan yang Belum Diqadha' Selama Bertahun-tahun?

Barangsiapa yang terpaksa muntah, maka hendaklah ia menyempurnakan / melanjutkan puasanya dan tidak ada qadha baginya. Dan barangsiapa yang muntah secara sengaja, maka hendaklah ia meng-qadha puasanya. (HR. Al-Daruquthni)

Keluar Air Mani Secara Sengaja

Keluarnya air mani yang terjadi karena sentuhan kulit meski tanpa hubungan seksual, membatalkan puasa. Keluarnya mani ini baik dalam konteks masturbasi (onani) maupun sentuhan dengan pasangan. Namun, jika mani keluar karena mimpi basah, hal ini dikategorikan tidak sengaja, sehingga puasa tidak batal.

Haid dan Nifas

Haid atau datang bulan bagi perempuan juga membatalkan puasa. Walaupun haid atau pun nifasanya ini datang atau terjadi beberapa menit menjelang waktu adzan Maghrib, maka puasanya tetap batal.

Perempuan yang mengalami haid saat Ramadan dapat menggantinya dengan puasa sejumlah hari haid di luar bulan puasa. Hal yang sama berlaku untuk nifas, ketika perempuan mengeluarkan darah akibat proses melahirkan.

Tentang kewajiban mengqadha puasa karena haid, salah satu dalilnya ada riwayat Aisyah Radiyallahu anha berikut:

كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ، فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ، وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ» صحيح مسلم

Aisyah berkata: Kita ketika haid, diperintahkan mengganti puasa tapi tidak diperintahkan mengganti shalat. (HR. Muslim)

Gila dan Epilepsi

Jika seseorang mendadak gila ketika sedang mengerjakan ibadah puasa walaupun hanya sebentar, maka puasanya batal. Atau juga orang yang menderita ayan atau epilepsi, maka juga batal puasanya jika itu terjadi sepanjang hari.

Murtad

Murtad adalah kondisi di mana seseorang keluar dari Islam, baik karena keyakinan, ucapan maupun perbuatan. Maka jika seseorang keluar dari Islam, maka dengan sendirinya puasa orang tersebut batal. Karena syarat sah puasa adalah harus Islam.

Hal yang Mengurangi Pahala Puasa

Jika 7 hal di atas merupakan hal yang membatalkan pelaksanaan puasa, maka selanjutnya saya juga akan berbagi tentang hal-hal yang merusak nilai atau pahala puasa.

Ini sangat penting, karena jangan sampai puasa kita seperti yang digambarkan oleh Nabi

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطْشُ

Tidak sedikit orang berpuasa hanya mendapatkan bagian lapar dan dahaga (HR. Ibnu Khuzaimah)

Dan inilah 6 hal yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali pahala puasa

Baca Juga:  Tidak Semua Ibadah Boleh Dilakukan, Ini Jenis Puasa yang Diharamkan

Berbohong

Hal pertama yang dapat mengurangi pahala saat berpuasa adalah berbohong. Dalam kehidupan sehari-hari, berbohong sudah dilarang karena akan mendatangkan dosa. Jadi, puasa mesti menjadi latihan bagi kita untuk menghentikan kebiasaan berbohong.

Marah

Saat berpuasa, kita harus menahan hawa nafsu. Marah akan mengurangi pahala kita saat berpuasa, karena marah adalah tanda bahwa seseorang tidak bisa menahan hawa nafsunya.

Maka saat diprovokasi untuk marah, seorang yang berpuasa, dianjurkan untuk mengingatkan dirinya sendiri dengan berkata, “Sesungguhnya aku sedang berpuasa”

Berkata Jorok dan Kotor

Tentang hal ini, Nabi Muhammad SAW mengingatkan

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Tidur Sepanjang Hari

Memang tidurnya seorang yang berpuasa bisa bernilai ibadah. Akan tetapi jika sepanjang hari siang Ramadhan hanya digunakan untuk tidur dan bermalas-malasan, maka esensi puasa sebagai menahan diri tidaklah bisa didapatkan.

Terlebih apalagi jika tidurnya sampai melewatkan hal-hal yang diwajibkan, seperti melaksanakan shalat, maka hal itu bukan hanya mengurangi pahala puasa akan tetapi bisa mendapatkan dosa.

Melihat Hal yang Membuat Nafsu

Melihat lawan jenis dengan nafsu dan hasrat, ataupun melihat foto, menonton tayangan yang mengundang nafsu dan syahwat, maka hal-hal yang disebutkan tadi bisa menghilangkan nilai puasa kita. Karena walaupun tidak makan dan minum, akan tetapi tidak bisa menginternalisasi hakikat dari puasa, yakni menahan dari sesuatu yang dilarang oleh agama.

Ghibah atau Menggunjing

Ketika mulut dicegaj dari makan dan minum, tetapi tidak dipelihara dari menggunjing atau membicarakan kekurangan saudaranya, maka sama saja itu melakukan puasa yang sia-sia. Puasa hanya sebagai tameng untuk menggugurkan kewajiban, sementara mulut masih lepas kontrol.

Itulah enam hal yang bisa mengurangi bahkan menghilangkan sama sekali pahala puasa kita.

Hal-hal yang Disunnahkan Saat Puasa

Selanjutnya, agar hari hari puasa kita tidak diisi dengan hal-hal yang kurang baik yang bisa mengurangi bahkan menghabiskan serta merta pahala puasa, maka inilah beberapa hal yang dianjurkan atau disunnahkan saat berpuasa.

Baca Juga:  Bagaimana Hukum Sikat Gigi Saat Berpuasa?

Membaca Al-Qur’an

Baik siang atau malam hari bulan Ramadhan, agar lebih sempurna dan supaya tidak ada kekosongan waktu yang sia-sia atau terisi dengan hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa, sebaiknya kita memperbanyak membaca Al-Qur’an. Bisa dengan membacanya sendiri di rumah ataupun bersama dengan teman dan orang lain di masjid atau mushola yang biasa kita sebut dengan tadarus.

Sedekah

Selain membaca Alquran dan tadarus, hal lain yang dianjurkan ketika kita melaksanakan ibadah puasa adalah dengan memperbanyak sedekah. Terlebih dengan memberikan makan kepada orang yang berbuka puasa. Maka pahalanya sebagaimana yang disebutkan di dalam sabda Nabi adalah sama dengan orang yang menjalani puasa itu sendiri.

Shalat

Puasa Ramadhan merupakan momen yang bisa kita gunakan untuk mengganti shalat yang mungkin pernah terlewatkan di masa-masa yang lalu. Atau dengan memperbanyak ibadah shalat sunat yang pahalanya setara dengan shalat fardhu di bulan lain.

Salah satu salat yang sangat dianjurkan adalah Shalat tarawih yang dilaksanakan setiap malam bulan Ramadan. Maka jangan sampai kita meewatkan shalat karena keutamaannya sangat banyak.

Belajar Agama

Bulan puasa merupakan momen di mana hati kita mudah tersentuh dan terharu. Maka k kondisi ini sangat cocok jika digunakan untuk belajar agama dan mengaji.

Kita bisa belajar agama dengan menonton pengajian-pengajian ataupun ceramah dari para dai dan Uustadz yang ada di Youtube. Atau bahkan kita bisa mendatangi pesantren atau Majelis Taklim terdekat yang memang mengadakan pengajian atau pesantren kilat selama bulan Ramadan.

Demikianlah tulisan ini yang mengulas tentang beberapa hal yang membatalkan puasa, mengurangi pahalanya serta amal-amal yang dianjurkan selama bulan Ramadan dalam rangka menyempurnakan fadhilah puasa yang kita jalani.

Faisol Abdurrahman