Mengenal Zamakhsyari Penulis Tafsir al Kasyaf , Karya Monumental dengan Kualitas Sastra Tinggi

Mengenal Zamakhsyari Penulis Tafsir al Kasyaf , Karya Monumental dengan Kualitas Sastra Tinggi

PeciHitam.org –  Sejak masa tabiin penulisan tafsir al-Quran mulai banyak dilakukan, ada salah satu tafsir yang sangat fenomenal dan banyak dikagumi oleh banyak ulama karena keindahan gaya bahasa dan pemaparannya yang khas yaitu Tafsir al-Kasyaf karya Zamakhsyari.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun, secara umum, semua orang sepakat bahwa dalam menulis tafsirnya Zamakhsyari banyak memasukkan pemikiran-pemikiran Mu’tazilah seperti yang dia percaya. Dimana dalam sejarahnya, kemudian muncullah Ahlussunnah yang muncul sebagai reaksi atas berkembangnya Mu’tazilah itu sendiri.

Biografi dan Perjalanan Hidupnya

Nama lengkap beliau adalah Abu al-Qasim Mahmud ibn Umar ibn Muhammad ibn Umar az-Zamakhsyari al-Khawarizme. Beliau dilahirkan di Zamakhsyar, sebuah desa di wilayah Khawarizm kawasan Turkistan.

Zamakhsyari bergelar Jaarullah atau berarti tetangga Allah dimana gelar tersebut diberikan kepada seseorang yang telah bermukin di Makkah dalam kurun waktu yang cukup lama.

Zamakhsyari mempunyai seorang ayah yang baik, wara’, zuhud dan alaim. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang aktif dalam kegiatan ilmiah, berpendidikan dan berakhlak mulia sehingga dikenal sebagai keluarga yang berilmu dan soleh.

Selama berada di kampung halaman bersama kedua orang tua atau tepatnya sebelum umur baligh Zamakhsyari menghabiskan umurnya di tengah-tengah lingkungan sosial yang penuh dengan semangat kemakmuran dan keilmuan.

Baca Juga:  Siapa yang Belum Kenal Gus Mus? Seorang Seniman, Budayawan, dan Kyai yang Terkenal Santuy!

Faktor ini merupakan pendorong baginya untuk mengembangkan kemempuan intelektual yang dia miliki. Dan pada saat itu juga dia sudah mulai menimba ilmu dari orang tuanya. Namun, karena diduga terlibat masalah politik dengan penguasa saat itu, ayahnya dimasukkan ke dalam penjara.

Ibn al-Asīr, sebagaimana dikutip al- Juwainī, menggambarkan bahwa perdana menteri saat itu adalah orang yang berperilaku buruk, hingga akhirnya ayah az-Zamakhsyarī meninggal karena mengalami penyiksaan di dalam penjara.

Zamakhsyari adalah sosok yang selalu bersemangat dalam mencari ilmu, dia sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.  Seperti. Khurasan, Quds (Pelastina), Baghdad, Naisabur, Hijaz dan Mekkah.

Di tempat-tempat inilah ia berguru kepada ulama-ulama termasyhur ketika itu. Perjalananya ke beberapa daerah selalu disambut baik dan dimuliakan oleh penduduk setempat, baik ketika berjumpa dengan orang awam ataupun ulama.

Sementara itu, pengetahuan Zamakhsyari tentang sastra diperolehnya dari seorang pakar bahasa dan sastra Arab Mahmud ibn jarir ad-Dabbi al-Asfahani atau yang dikenal dengan panggilan Abu Mudar al-nahwi (w. 507 H) dimana beliau adalah pembawa paham Mu’tazilah pertama kali di daerah khawarizm.

Baca Juga:  Ibnu Khaldun; Latar Belakang Kehidupan, Perjalanan Karir dan Karya Karyanya

Beliau mendapat julukan far’id al-‘asr wa wahid ad-dahr dalam bidang sastra, sementara Zamakhsyari sendiri termasuk salah satu muridnya yang cerdas. Karena itu pula tidak heran jika pengetahuan tentang sastra dan paham Mu’tazilahnya mempengaruhi pemikiran az-Zamakhsyari.

Dalam perjalanan hidupnya, Zamakhsyari memilih untuk tidak menikah dan hidup membujang, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, disamping karena kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan juga dikarenakan beliau memiliki penyakit jasmani serta kondisi finansial yang kurang memadai.

Beliau wafat pada malam Arafah tahun 538 H di Jurjaniyah, Khawarizm sepulangnya dari Makkah untuk kedua kalinya.

Karya Imam Az-Zamakhsyari

Az-Zamakhsyarī sepanjang hidupnya menyusun buku yang berjumlah lebih dari lima puluh judul dalam berbagai disiplin ilmu.  Dalam bidang tafsir, al-Kasyaf merupakan salah satu kitabnya yang populer. Selain itu, dia juga menulis beberapa karya lain diantaranya yaitu:

  • Dalam bidang akidah: Risalat fi Kalimat asy-Syahadah, al-Kasyaf fi Qiraat al-Quran, I’rab Garib al-Quran.
  • Dalam bidang bahasa dan sastra: Nawabig al-Kalam, Atwaq az-Zahab, al-Muqamat, Syarh al-Muqamat as-Sabiqah, Asas al-Balagah, al-Qistas dan lain-lain.
  • Dalam bidang nahwu: al-Mufassal, al-Anmuzaj fi an-nahwi, Syarh li al-Kitab Sibawaih, al-Mufrad wa al-Muallaf.
  • Dalam bidang hadis dan ilmu hadis: al-Fa’iq fi Garib al-Hadis, Mukhtasar al-Muwafaqat baina Ahl al-bait wa as-Sahabah, Khasais al-‘Asyarah al-Kiram al-Bararah.
  • Dalam bidang fiqih dan akhlaq: ar-raid fi al-faraid, Mutasyabih Asma ar-Ruwat, al-kalim an-Nawabig fi al-Mawa’iz, an-Nasaih al-Kibar an-Nasa’ih as-Sigar, kitab manaqib al-imam Abi Hanifah.

Begitulah sedikit biografi tentang Zamakhsyari  yang terkenal berpaham Mu’tazilah, tapi pernahkah kita membaca tafsirnya yang ternyata di dalamnya terdapat banyak sekali unsur dan pemikiran ahulussunah? Akan kita bahas pada pembahasan selanjutnya.

Baca Juga:  Presiden RI ke-3 Telah Pergi, Inilah Rekam Jejak dan Biografi Pak Habibie

Mohammad Mufid Muwaffaq