Dinasti Mamalik, Negeri dengan Sistem Militer Terkuat pada Masanya

dinasti mamalik

Pecihitam.org – Dalam sejarah perjalanan panjang pemerintahan, Islam telah mengalami pasang surut silih berganti, dari satu khalafah ke khalifah yang lain, dari satu Dinasti ke Dinasti yang baru. Mulai dari bertahtanya Dinasti Umayyah kemudian digantikan oleh dinasti Abbasiyah dan Dinasti Dinasti berikutnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam proses pergantian dinasti ini, munculnya dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti ini berkuasa selama kurang lebih 267 tahun, dari tahun 1250 M. Sampai 1517 M. Periode Mamluk ini menjadi sorotan, dikarenakan Dinasti ini melakukan penyempurnaan sistem militer budak pasca Dinasti Abbasiyah.

Proses pembentukan Dinasti mamalik ini berawal dari terbunuhnya Sultan Malik Al Saleh Najamuddin, pada tanggal 14 Sya’ban 647 H atau 22 November 1249 M. Dalam suatu pertempuran mempertahankan Kota Kairo dari serangan tentara salib di bawah pimpinan Louis IX dari Perancis.

Kemudian Permaisuri Sultan yang bernama Syajaratuddur memanggil seorang anak tirinya yang bernama Turansyah. (Putra Malik Al Saleh dari istri yang lain), Untuk menyelamatkan negara dari serangan kaum salib.

Turansyah datang ke Mesir dengan bala tentara mamluknya sendiri yang berasal dari Mesopotamia, maka terjadilah pertempuran yang sangat dahsyat di daerah Mansyuriah yang berakhir dengan kemenangan di tangan Turansyah dan secara tidak langsung Turansyah memegang tampuk kekuasaan di Mesir.

Baca Juga:  Perang Riddah, Sejarah Kelam Kemurtadan Bangsa Arab setelah Nabi Wafat

Beliau mulai mempromosikan anak buahnya yang berasal dari suku Kurdi untuk menempati posisi-posisi strategis dalam pemerintahan, yang mengakibatkan terjadinya kecemburuan dan iri hati, serta ketakutan dari kelompok Mamluk pengikut Syajaradattur (Mamluk Bahri).

Karena ketidakharmonisan inilah, maka pada tanggal 8 Muharram 648 H atau 2 masehi 1250, sekelompok perwira Mamluk Bahri yang dipimpin oleh Ayabek dan Baybars berhasil membunuh Turansyah.

Kemudian mereka memngumumkan bahwa Syajaratuddur menjadi penguasa Dinasti yang baru, sekaligus sebagai penguasa pertama perempuan dalam kerajaan Islam. Dengan terbunuhnya Turansyah, maka berakhirlah kekuasaan Bani Ayyub di Mesir dan digantikan oleh kerajaan Mamalik Bahriyah.

Kepemimpinan Syajaratuddur ini tidak berlangsung lama, hanya sekitar 80 hari, karena mendapat kecaman keras dari Khalifah Al Mu’tasim di Baghdad. Yang mana, menurut tradisi kekhalifahan, seorang perempuan tidak boleh menjadi pemimpin pemerintahan.

Untuk menghadapi kemelut ini, lalu Syajaratuddur kawin dengan Izzudin Ayabek at-Turkuman, seorang pemimpin Mamalik yang terkenal. Ia juga    menyerahkan tampuk kekuasaan kepada suaminya, dengan harapan Ia tetap dapat berkuasa di balik tabir.

Baca Juga:  Semangat Perjuangan NU Yang Tak Kunjung Padam

Sejak itu, maka resmilah pembentukan dinasti Mamalik di Mesir dan Izzudin Ayabek at-Turkuma dinobatkan sebagai Sultan yang pertama. Ia  berkuasa selama 7 tahun.

Namun karena ia dianggap terlalu monopoli kekuasaan, dan terutama setelah rencananya untuk mengawini salah seorang pangeran putri dari Mousul, menimbulkan sakit hati dan amarah dari istrinya. Hingga ia berusaha membunuh suaminya, dan rencana ini  berhasil dilakukan pada 25 Robiul awal 655 H atau 12 April 1257 M.

Akan tetapi putra Izzudin yang bernama Nuruddin bin Ayabek berhasil menuntut balas dengan membunuh ibu tirinya melalui perantara beberapa inang istana.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa betapa kerasnya ambisi dan hausnya akan kekuasaan para pemuka Mamalik. Sehingga siapa pun yang menjadi penghalang dari ambisi perebutan kekuasaan tersebut, termasuk suami pun, maka akan dibunuh. Sebagaimana yang dialami oleh Izzudin Ayabek  walaupun besar jasanya di dalam pembentukan Minasti Mamluk tersebut.

Baca Juga:  Sejarah Lengkap Gerakan Wahhabisme dari Masa ke Masa

Dinasti Mamalik ini sangat kuat pertahanannya, sebab mereka berlatar belakang budak yang telah dididik untuk menjadi militer kerajaan. Oleh sebab itu, jika ada pertanyaan, Negeri Islam manakah yang selamat dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol baik serangan Hulagu Khan maupun Timur Lenk, maka jawabannya adalah Mesir yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Mamalik.

Hal ini juga yang menjadikan Mesir sebagai pusat peradaban Islam di bagian Timur hingga sekarang.

Seperti itulah sedikit uraian sejarah tentang berdirinya Dinasti Mamalik di Mesir. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

Refrensi: Jurnal Dinasti Mamalik di Mesir, karya Abdullah Nur

Nur Faricha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *