Hejaz Railway, Mega Proyek Jalur Kereta Api Istanbul-Mekah Era Turki Utsmani

hejaz railway

Pecihitam.org – Mungkin banyak yang tidak tahu, bahwa dalam perjalanan sejarahnya kekhalifahan Turki Utsmani pernah membangun rel kereta dari Istanbul sampai ke Madinah, dan seharusnya rel tersebut tersambung sampai ke Makkah yang kemudian dikenal dengan nama Hejaz Railway.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hejaz Railway ini dibangun pada masa pemerintahan Turki Utsmani pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid II. Jalur ini terbentang antara Damaskus (Suriah) – Amman (Yordania) sampai ke Madinah (Arab Saudi).

Pembangunan jalur kereta api ini dimulai pada tahun 1840 M namun baru direalisasikan pada tahun 1908. Proyek ini adalah salah satu proyek besar-besaran dari Kekhalifahan Turki Utsmani untuk lebih menyatukan wilayah Usmaniyah yang luas dengan sarana transportasi dan telekomunikasi yang memadai.

Selain itu proyek ini juga bertujuan agar bisa mengontrol stabilitas keamanan di wilayah Jazirah Arab pada saat itu, atau tepatnya di awal tahun 1900-an. Untuk melakukan proyek ini, tim khalifah Utsmani dibantu oleh para insinyur dari Jerman.

Pengerjaan ini dilakukan atas perintah Sultan Abdul Hamid II yang memerintahkan segenap kaum muslimin untuk berpartisipasi dalam pembangunan suci ini.

Baca Juga:  Sejarah Kodifikasi Hadits dan Perkembangannya (Bagian 1)

Proyek Hejaz Railway tersebut konon memerlukan biaya sebesar 16 juta USD dengan nilai dolar saat itu. Biaya datang dari sumbangan kaum muslimin, pemerintah, angkatan bersenjata, Tokoh Masyarakat serta gubernur Khedive Mesir serta pemerintahan Shah di Iran. Pengerjaan ini melibatkan 5000 anggota Angkatan Darat serta penduduk sipil.

Konstruksi pembangunan jalur ini cukup sulit, karena melalui daerah kawasan gurun pasir yang memiliki rintangan cukup tinggi seperti perjalanan yang jauh, terjadinya badai gurun dan juga menghadapi wilayah gunung batu seperti lereng Naqab di selatan Yordania. Selain itu sering lerjadinya longsor dan banjir di beberapa wilayah ketika musim hujan dan risiko kekurangan air ketika musim kemarau.

Sayang sekali, rencana pembangunan yang seharusnya sampai ke Mekkah dan pelabuhan Jeddah, karena terbentur masalah biaya dan terjadi pertentangan serta pemberontakan oleh penduduk wilayah tersebut, maka jalur ini hanya berakhir sampai Madinah.

Pada tanggal 1 September 1908 jalur ini selesai dibangun dan mulai dioperasikan dan pada tahun 1912. Perjalanan haji semakin mudah serta menumbuhkan bisnis dan perdagangan di kawasan itu.

Baca Juga:  Sejarah Singkat Terjadinya Perang Salib 6 (1228 M - 1229 M)

Tercatat pada tahun 1914 Kereta Api ini telah mencapai 300.000 penumpang. Selain para jamaah haji, angkatan bersenjata Kesultanan Utsmaniyah memanfaatkannya untuk mengirimkan suplai pasukan dan barang.

Pada periode selanjutnya terjadilah Perang Dunia ke 1. Dalam perang ini, Jerman yang menjadi sekutu Turki Utsmani ternyata kalah. Akibatnya support Jerman terhadap kekhalifahan Turki Utsmani juga berkurang.

Tidak sampai disitu, kondisi politik Turki Utsmani kian buruk dengan munculnya pemberontakan-pemberontakan dari suku-suku Arab yang ada di semenanjung Arabia, yang dibantu oleh tentara Inggris. Salah satu tentara Inggris yang terkenal pada masa ini adalah TE Lawrence, yang kemudian dikenal dengan nama Lawrence of Arabia.

Akhirnya, pemberontakan suku-suku Arab berhasil memisahkan daerah semenanjung Arabia dari kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmani. Lalu muncullah kerajaan-kerajaan di semenanjung Arabia, seperti yang saat ini kita kenal.

Terjadinya Perang Dunia ke 1 dan pemberontakan suku-suku arab, jalur kereta Istanbul-Madinah tersebut mengalami kerusakan cukup parah. Setelah Perang Dunia I berakhir tahun 1971, ada usaha usaha untuk memperbaiki kembali jalur kereta api ini, tetapi memerlukan biaya yang cukup mahal.

Baca Juga:  5 Cara Dakwah Wali Songo Hingga Islam Diterima di Tanah Jawa

Saat ini, jalur kereta api Hejaz dari Istanbul menuju Mekkah itu hanya tinggal angan-angan. Yang tersisa tinggal bangunan stasiun, bengkel, menara dan pompa air serta benteng-benteng yang dibangun pada masa Kesultanan Turki Utsmani. Dan ini akhirnya menjadi fakta sejarah bahwa kekhalifahan Turki Utsmani pernah mengontrol wilayah semenanjung Arabia.

Sementara Stasiun Madinah yang tersisa, oleh pemerintah Arab Saudi dijadikan Museum yang terletak di jalan keluar kota Madinah menuju Mekkah melalui Bir Ali atau Dzulkhulaifah yang digunakan sebagai patokan (miqat) untuk niat melaksanakan Ibadah haji.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik