Forum 17-an; GUSDURian Makassar Gelar Bedah dan Diskusi Film

Pecihitam.org – Komunitas GUSDURian Makassar gelar Forum 17-an Bedah dan Diskusi Film “Beragam Setara” bekerja sama dengan Prodi Studi Agama-Agama dan LAPAR Sulsel, bertempat di UIN Alauddin Makassar kampus II, LT Fakultas Ushuluddin Filsafat pada rabu, 21 September 2022.

Forum 17-an ini menghadirkan Dr. Muhsin Mahfudz, M. Th.I yang merupakan Dekan Fakultas Ushuluddin Filsafat (FUF) sebagai Keynote Speaker, Narasumber pertama, Dr. H. Muammar Muhammad Bakry, LC., M.Ag yang juga merupakan dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), ada Guruh Riyan Aulia, M.Han selaku Akademisi Prodi Studi Agama Agama, Farahdiba Rahma Bachtiar, S.IP.,M.A.,PH.D selaku ketua Forum Peneliti Muda dan Sekertaris Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Alauddin Makassar dan Muhammad Iqbal Arsyad, Direktur Eksekutif LAPAR Sulse, Serta moderator Musfirah Nurul, Penggerak Komunitas GUSDURian Makassar.

Baca Juga:  Pojok GUSDURian Kampus UIN Alauddin Makassar Kembali di Gelar, Dengan Tajuk Nilai Universal Islam

Pada bedah dan diskusi film beragam setara kali ini, Guruh Riyan Aulia mengungkapkan ketika terjadi konflik penegak hukum dan penegak adat harusnya lebih tegas.

“Banyak konflik yang terjadi dalam tayangan tadi, menggambarkan bahwasanya toko agama dan toko Adat merupakan satu bagian yang ketika terjadi konflik mereka dapat menegakkan hukum dengan tegas karena ketika tidak, konflik akan melebar kemana mana dan menjadi tidak terkendali, seperti yang terjadi di Ambon dimana konflik berlangsung selama 4 tahun, Dan untuk membangun yang namanya perdamaian maka pergunakan sosial media sebaik baiknya, gunakan untuk menebar kebaikan dan ketika seseorang melihat, dia mencontoh dan menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga perdamaian itu tercapai walaupun kita beragam,” ungkapnya.

Baca Juga:  Tak Hanya Manfaatkan 212, Investasi Bodong Kampoeng Kurma Juga Bawa Nama Tokoh Agama

Muhammad Iqbal Arsyad juga mengatakan bahwa kita dikatakan beragam karena banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia, yang harus di kelola dengan baik.

“Kita dikatakan bangsa yang beragam karena memiliki banyak suku, ras, adat, dan juga agama besar yang di akui oleh negara serta banyaknya aliran kepercayaan lokal yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana kita memiliki satu tujuan yang sama, yaitu Pancasila, dan inilah kekayaan yang di miliki Indonesia yang menjadikan kita sebagai suatu keberagaman, namun keberagaman ini jika tidak kita kelola dengan baik akan menimbulkan potensi negatif seperti konflik yang terjadi dimana-mana, sama halnya dengan apa yang terjadi di tayangan tadi,” tutupnya.

Baca Juga:  Arab Saudi Putuskan Tetap Gelar Ibadah Haji 2020 Secara Terbatas

Indonesia adalah rumah bagi kita semua, Indonesia bukan rumah bagi kaum mayoritas, ataupun minoritas melainkan rumah kita bersama.

Untuk diketahui bersama, forum ini diikuti oleh 84 mahasiswa UIN Alauddin Makassar.

Kontributor: Nur Rahmi, Penggerak GUSDURia Makassar

Redaksi