7 Keutamaan Shalat Sunah Awwabin Yang Harus Kamu Tahu

7 Keutamaan Shalat Sunah Awwabin Yang Harus Kamu Tahu

PeciHitam.org – Bagi kebanyakan orang awam mungkin belum paham dengan keutamaan shalat sunah Awwabin dan di antara shalat yang disunahkan ialah shalat sunah Awwabin yang mana terdapat dua persepsi yaitu dapat diartikan shalat Dhuha dan dapat juga diartikan shalat sunah di antara Maghrib dan Isya sebagaimana yang dikemukakan para ulama di kalangan Madzhab Syafi’i.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Perihal Madzhab Syafi’i maka cenderung menggunakan istilah shalat sunah Awwabin sebagaimana pengertian yang kedua yaitu shalat sunah yang dilakukan di antara Maghrib dan Isya.

وَيُؤْخَذُ مِمَّا جَاءَ عَنْ صَلاَةِ الضُّحَى وَالصَّلاَةِ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ أَنَّ صَلاَةَ الْأَوَّابِينَ تُطْلَقُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى ، وَالصَّلاَةِ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ . فَهِيَ مُشْتَرَكَةٌ بَيْنَهُمَا كَمَا يَقُول الشَّافِعِيَّةُ .وَانْفَرَدَ الشَّافِعِيَّةُ بِتَسْمِيَةِ التَّطَوُّعِ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِصَلاَةِ الْأَوَّابِينَ

Artinya: “Dari apa yang telah dijelaskan mengenai shalat Dhuha dan shalat sunah di antara Maghrib dan Isya dapat diambil simpulan bahwa ‘shalat Awwabin’ dikatakan untuk menyebut shalat sunah Dhuha dan shalat sunah di antara Maghrib dan Isya, karenanya shalat Awwabin dikonotasikan di antara keduanya sebagaimana dikemukakan oleh Madzhab Syafi’I, hanya Madzhab Syafi’i yang menamakan shalat di antara Maghrib dan Isya dengan shalat Awwabin.” (Lihat: Al-Mawsu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, Mesir, cet.1, juz.27)

Adapun keutamaan shalat sunah Awwabin yaitu diantaranya:

  • Orang yang menjalankannya kembali kepada Allah SWT dan bertaubat dari kesalahan yang dilakukan pada siang hari.

Disebut “shalat Awwabin” karena orang yang menjalankannya kembali kepada Allah SWT dan bertaubat dari kesalahan yang dilakukan pada siang hari dan ketika menjalankan shalat tersebut secara istiqomah maka hal tersebut merupakan bentuk taubat atau kembali kepada Allah SWT meski tidak disadari.

Baca Juga:  Inilah Dua Amalan Manusia yang Tidak Bisa Ditiru Malaikat

وَصَلَاةُ الْأَوَّابِينَ وَإِنَّمَا سُمِّيَتْ صَلَاةَ الْأَوَّابِينَ ؛ لِأَنَّ فَاعِلَهَا رَجَعَ إلَى اللَّهِ تَعَالَى وَتَابَ مِمَّا فَعَلَهُ فِي نَهَارِهِ فَإِذَا تَكَرَّرَ ذَلِكَ مِنْهُ دَلَّ عَلَى رُجُوعِهِ إلَى اللَّهِ تَعَالَى وَلَوْ لَمْ يُلَاحَظْ ذَلِكَ الْمَعْنَى

Artinya: “Dinamai shalat Awwabin sebab orang yang menjalankannya itu kembali kepada Allah dan bertobat dari kesalahan yang ia lakukan pada siang hari, karenanya ketika ia melakukannya berulang-ulang maka hal tersebut merupakan penanda kembalinya ia bertaubat kepada Allah ta’ala meskipun itu tidak disadarinya.” (Lihat: Sulaiman Al-Jamal, Hasyiyatul Jamal, juz. 609, Beirut)

  • Shalat Awwabin disebut juga shalat lalai atau shalat Ghaflah agar menghindari lalai mengingat Allah SWT.

Shalat Awwabin disebut juga shalat lalai atau shalat Ghaflah, berdasarkan keterangan kitab Al-Iqna’ yaitu disebut demikian karena pada umumnya orang cenderung lalai pada saat antara Maghrib dan Isya karena disibukkan dengan kegiatan yang lain.

وَصَلَاةُ الْأَوَّابِينَ وَتُسَمَّى صَلَاةَ الْغَفْلَةِ لِغَفْلَةِ النَّاسِ عَنْهَا بِسَبَبِ عَشَاءٍ أَوْ نَوْمٍ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةٍ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَأَقلُّهَا رَكْعَتَانِ

Artinya: “Shalat Awwabin atau ‘shalat Ghaflah’ (lalai) karena kelalaian orang-orang atas shalat tersebut oleh aktifitas seperti makan malam, tidur, dan selainnya, sedang jumlah rakaatnya ialah dua puluh di antara Maghrib dan Isya, minimal ialah dua rakaat,” (Lihat: Al-Iqna’ fi Halli Alfazhi Abi Syujja’, Muhammad Asy-Syarbini Al-Khathib, Beirut, 1415 H)

  • Bagi yang menjalankannya enam rakaat akan mendapatkan pahala setara ibadah dua belas tahun.
Baca Juga:  Khotbah Nabi Muhammad Saw Saat Memasuki Bulan Ramadhan

Dalam HR. Tirmidzi dijelaskan mengenai keutamaan dari shalat Awwabin yang mana dijelaskan bahwa bagi yang menjalankannya enam rakaat akan mendapatkan pahala setara ibadah dua belas tahun.

مَنْ صَلَّى سِتَّ رَكَعَاتٍ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ كَتَبَ اللهُ لَهُ عِبَادَةَ اثْنَتَيْ عَشَرَةَ سَنَةً

Artinya: “Barang siapa yang melaksanakan shalat Awwabin enam rakaat maka Allah catat baginya pahala ibadah dua belas tahun.” (HR Tirmidzi)

  • Bagi yang telah shalat dua rakaat dhuha maka sama halnya bersedekah sejumlah ruas tulang yang ada pada tubuhnya.

Diketahui bahwa shalat awwabin ialah shalat dhuha yang dilaksanakan pada waktu yang paling utama dan ada penjelasan bagi yang telah shalat dua rakaat dhuha maka sama halnya bersedekah sejumlah ruas tulang yang ada pada tubuhnya.

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Artinya: “Setiap pagi semua persendian dalam tubuh perlu untuk disedekahi, setiap ucapan ‘subhanallah’ merupakan sedekah, setiap ucapan ‘alhamdulillah’ merupakan sedekah, setiap ucapan ‘laa ilaaha illallah’ merupakan sedekah, setiap ucapan ‘allahu akbar’ merupakan sedekah, memerintahkan pada kebaikan merupakan sedekah, melarang dari kemungkaran merupakan sedekah, dan dua rakaat shalat dhuha mencukupi sedekah semua persendian.” (HR. Muslim)

  • Bagi yang shalat empat rakaat dhuha akan dilindungi Allah SWT dari berbagai bahaya diakhir harinya.
Baca Juga:  Sedekah Secara Terang-Terangan atau Tersembunyi? Begini Penjelasannya

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits sebagai berikut:

ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Artinya; “Wahai anak cucu Adam shalatlah empat rakaat diawal siang ikhlas karena-Ku, pasti Aku akan melindungimu dari berbagai mara bahaya dan bencana diakhir hari” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud)

  • Memiliki predikat “awwabin” bagi yang melaksanakannya.

Bagi orang yang selalu melaksanakan shalat tersebut maka merupakan seorang yang memiliki predikat “awwabin”.

لاَ يُحَافِظُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ

Artinya: “Tidak akan bisa menjaga shalat dhuha kecuali orang-orang yang berpredikat awwabin.”

وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ

Artinya: “dan shalat itu dinamakan shalatnya para awwabin” (HR. Al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah)

  • Merupakan wasiat Rasulullah SAW.

Shalat dhuha merupakan wasiat Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah ra.

أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثٍ: صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ

Artinya: “Kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat kepadaku dengan tiga perkara: untuk selalu berpuasa tiga hari setiap bulannya, shalat dua rakaat dhuha, dan untuk shalat witir sebelum tidur.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Demikianlah manfaat serta keutamaan shalat sunah Awwabin, semoga senantiasa istiqomah bagi kita yang menjalankannya.

Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *