Beragam Ekspresi Maulid Nabi Muhammad di Nusantara

Beragam Ekspresi Maulid Nabi Muhammad di Nusantara

Pecihitam.org – Setiap memasuki bulan Rabi’ul Awwal dalam perhitungan tahun Hijriyah umumnya masyarakat muslim di belahan dunia mulai mempersiapkan perayaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai bentuk kemeriahannya, termasuk di Nusantara

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam peringatan tersebut, banyak yang memperingatinya dengan berbagai rangkaian acara. Sering juga, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di penjuru wilayah nusantara yang masih memegang teguh tradisi dan budaya dengan mengadakan berbagai serangkaian acara seperti mengarak gunungan, sedekah bumi dan lain sebagainya.

Nah, bulan maulid Nabi bagi umat islam di Nusantara ini merupakan momen untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai wujud ekspresi kecintaan Umat Islam kepada Nabi.

Meskipun terdapat juga segelintir yang menolak serta membid’ahkan peringatan tersebut, dengan dalih peringatan tersebut tidak pernah dilakukan masyarakat muslim sebelumnya dan tidak dianjurkan Nabi. Namun, yang berbeda pandangan ini hanyalah sekelompok kecil Umat Islam.

Meskipun begitu, dalam tradisi masyarakat muslim Indonesia sendiri, umat Islam memiliki keyakinan bahwa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki keutamaan tersendiri.

Baca Juga:  Analisis atas Dalil Menikahi Golongan Ahli Kitab Menurut Para Ulama

Banyak wilayah di Indonesia yang masih memegang teguh ajaran Islam yang mengakomodir tradisi untuk kearifan lokal. Hal ini, tentu saja mempermudah untuk terjadinya akulturasi budaya pada masyarakat muslim di wilayah setempat.

Di masyarakat jawa sendiri, banyak mengisi peringatan Maulid Nabi Muhammad dengan membaca shalawat, berjanjen, diba’an yang berisi tentang perjalanan hidup nabi Muhammad.

Bukan hanya itu, di Sulawesi Selatan misalnya ada tradisi Maudu Lompoa dalam memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini dikenal oleh masyarakat muslim di Takalar dengan menghias kapal dan diisi dengan serangkaian acara seperti pembacaan sejarah Nabi Muhammad yang dikenal dengan Rete’ oleh masyarakat pesisir Takalar.

Tradisi unik lainnya juga ada di beberapa daerah, seperti di daerah padang pariaman yang terkenal dengan Bungo Lado dan khususnya di pulau jawa yang banyak juga memiliki peringatan serupa.

Baca Juga:  Abu Thalib, Meninggal Sebagai Kafir atau Sebagai Mukmin?

Di penjuru pulau jawa sendiri masih kental dengan tradisi jawa dalam memperingati peringatan maulid nabi dan peringatan hari besar lainnya.

Beberapa tradisi unik ini menjadi titik temu antara agama dan budaya yang selalu berjalan beriringan, meskipun modernisasi selalu melahirkan hal baru.

Tradisi ini sebagai penanda bahwa penyebaran Islam di Nusantara ini menjadi sebuah kekhasan tersendiri. Selain itu, tradisi ini menjadi hal penting yang harus senantiasa kita rawat bersama, sekaligus menjadi kearifan lokal daerah setempat.

Gus Dur selalu mengingatkan dalam petikan-petikan hikmah beliau, tumpang tindih antara agama dan budaya ini akan selalu terus terjadi dan menjadi kekuatan tersendiri yang bersifat kultural.

Mengingat bahwa beberapa tradisi yang sudah tidak dirawat ini akan tergerus oleh arus deras modernisasi yang bisa saja menghilangkan tradisi tersebut.

Gus Dur selalu mengingatkan dalam petikan hikmah beliau, begitu sangat pentingnya tradisi ini untuk selalu dirawat dan di langgengkan terus menerus.

Baca Juga:  Reaktivasi Dua Warisan Leluhur Bangsa Sebagai Wujud Persatuan

Sekaligus, menjadi ekspresi keberagamaan umat muslim Nusantara yang begitu ramah dengan senantiasa menunjukkan kearifan lokalnya.

Akhirnya, perayaan atau peringatan maulid Nabi Muhammad ini menjadi momentum dalam mentradisikan sekaligus merawat tradisi di Nusantara yang dikenalkan oleh Ulama dari masa ke masa.

Hemat penulis, momentum maulid ini dengan berbagai banyak tradisi ini menjadi pemersatu umat Islam dan juga menjadi representasi umat muslim yang toleran dalam mengambil ibrah perjalanan nabi Muhammad Shollahu Alaihi Wasallam. Wallahu’alam bisshowab

Arief Azizy