Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 60 – Kitab Ilmu ini, menjelaskan bahwa Pemimpin menyampaikan pertanyaan kepada kepada para sahabatnya untuk mengatahui kadar ilmu mereka. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 1 Kitab Ilmu. Halaman 276-277.
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ حَدِّثُونِي مَا هِيَ قَالَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ
Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya diantara pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Katakanlah padaku, pohon apakah itu?” Maka para sahabat beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah. Abdullah berkata: Aku berpikir dalam hati pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu mengungkapkannya. Kemudian orang-orang berkata: “Wahai Rasulullah, pohon apakah itu?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Pohon kurma”.
Keterangan Hadis: Dalam bab ini disebutkan kembali hadits ibnu Umar dengan redaksi yang mirip dengan hadits sebelumnya, akan tetapi dengan rangkaian sanad yang berbeda. Perbedaan tersebut dimaksudkan untuk membantah pendapat yang mengatakan, bahwa hadits ini merupakan pengulangan tanpa maksud.
Sedangkan Al Karmani mengklaim bahwa pengulangan tersebut disebabkan karena dia memperhatikan judul dan karangan karya gurunya. Kemudian riwayat Qutaibah menunjukkan makna tahdits dan ikhbar, sedangkan riwayat Khalid –menurutnya menjelaskan masalah “pertanyaan imam”. Setelah itu Al karmani menyebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Syaikhnya yang berkaitan dengan hal tersebut.
Pendapat ini tidak dapat diterima, karena kami tidak pernah menemukan orang yang mengetahui kadar kejeniusan Al Bukhari, yang menyatakan bahwa dia meniru tema yang dibuat oleh gurunya. Karena jika memang perbuatan tersebut ternyata dilakukan, maka tidak ada keistimewaan Bukhari dibanding yang lain.
Telah diriwayatkan dan beberapa pakar bahwa keistimewaannya dibanding yang lain adalah dalam ketajaman analisanya untuk menentukan judul-judul setiap bab, oleh karena itu apa yang diklaim oleh Al Karmani menunjukkan bahwa dia tidak memiliki keistimewaan karena menjiplak gurunya. Al Karmani sering kali mengulang pendapat ini dalam syarahnya, walaupun saya tidak menemukan ada yang berpendapat seperti ini sebelumnya.