Usai Digempur Rudal Balistik Iran, Presiden Donald Trump Ajak Damai

Donald Trump

Pecihitam.org – Presiden Donald Trump menyerukan untuk berdamai dengan Iran usai puluhan rudal balistik Fateh-313 milik Iran menggempur markas militer Amerika Serikat di Irak

Serangan rudal Iran tersebut diketahui merupakan aksi balasan terhadap kematian Jenderal Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan pesawat tanpa awak milik AS.

Dilansir dari New York Times, Kamis, 9 Januari 2020, anggota Dewan AS memaksa Presiden Trump untuk segera menghentikan tindakan militer terhadap Iran.

Donald Trump pun akhirnya mengumumkan bahwa dirinya akan mundur dari segala serangan militer terhadap Iran dan menyerukan perdamaian dengan Teheran.

Dalam pidato terakhirnya, Trump meminta agar menghentikan semua tindakan militer terhadap Teheran dalam waktu 30 hari kecuali Kongres memberikan suara untuk menyetujuinya. Sementara pastinya Partai Republik secara umum memuji Trump.

Baca Juga:  Tegas! NU dan Muhammadiyah Tolak Paham Khilafah di Indonesia

“Amerika Serikat siap merangkul perdamaian dengan semua pihak yang menginginkan itu,” ujar Donald Trump.

Kendati menghentikan aksi militer terhadap Iran, Donald Trum tetap menyerukan sanksi ekonomi diberlakukan kepada Teheran.

Dalam pidatonya, Trump tidak banyak menjelaskan alasan dirinya memerintahkan pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.

 “Dia (Soleimani) seharusnya sudah dihentikan sejak lama,” ujarnya singkat.

Sebelumnya diberitakan, puluhan rudal ditembakkan Iran ke markas militer Amerika Serikat (AS) di Irak pada Rabu 8 Januari 2020.

Serangan roket Iran terhadap AS tersebut merupakan aksi balasan Iran terhadap kematian Jenderal Qasem Soleimani yang tewas akibat serangan drone AS.

Otoritas militer AS mengatakan, Iran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik dari wilayah Iran terhadap setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel koalisi yang dipimpin AS.

Baca Juga:  Fachrul Razi: 65 Persen Muslim Indonesia Buta Alquran

Sementara itu Garda Revolusi Iran membenarkan serangan tersebut.  Mereka mengatakan telah menembakkan roket sebagai pembalasan atas pembunuhan Qassem Soleimani minggu lalu.

Muhammad Fahri