Aher Bahas Jihad Ulama dan Santri Dalam Peringatan Hari Bela Negara

Aher Bahas Jihad Ulama dan Santri Dalam Peringatan Hari Bela Negara

Pecihitam.org – TEPAT pada hari ini, 19 Desember 2017, bangsa Indonesia tengah memperingati Hari Bela Negara (HBN). Peringatan dilaksanakan serentak di seluruh pelosok tanah air.

Pada momentum Hari Bela Negara tahun ini, dilaksanakan Upacara Peringatan Hari Bela Negara Tingkat Provinsi Jawa Barat. Upacara digelar di Halaman Gedung Sate Bandung, Selasa 19 Desember 2017 pagi.

Presiden Jokowi Widodo, menyampaikan amanat yang dibacakan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Isinya, presiden mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk senantiasa belajar dari sejarah perjuangan bangsa. Jokowi menerangkan, Indonesia bisa berdiri sebagai bangsa berdaulat tidak lepas dari semangat bela negara dari seluruh kekuatan rakyat.

“Sejarah juga telah mencatat bahwa membela negara tidak hanya dilakukan dengan kekuatan senjata. Akan tetapi juga dilakukan oleh setiap warga negara dengan kesadarannya untuk membela negara dalam bentuk apapun,” kata Presiden Jokowi dalam amanatnya.

Pada momentum peringatan Hari Bela Negara kali ini, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk melakukan aksi nyata dalam bela negara.

Sebagai contoh, dalam memasuki era milenium ini, sudah barang tentu tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah maupun keselamatan segenap bangsa tidak lagi bersifat tradisional atau ancaman militer. Namun sudah bersifat multidimensional dan berada di setiap lini kehidupan.

Baca Juga:  Kiai Ma'ruf Amin: Radikalisme Bukan Soal Pakaian, Tapi Cara Berpikir

Oleh karena itu, bentuk aktualisasi kecintaan kepada tanah air atau patriotisme dan nasionalisme tentu jauh berbeda dengan era perjuangan para pendahulu bangsa.

“Kemudahan dan kecanggihan akses digitalisasi internet di abad milenium sudah sangat potensial mempengaruhi mindset manusia termasuk beragam informasi dan paham-paham yang dapat merubah moral dan kepribadian suatu bangsa,” katanya.

Karenanya Jokowi meminta seluruh masyarakat, khususnya para generasi muda milenial sebagai penduduk mayoritas Indonesia, untuk senantiasa kritis terhadap upaya memecah belah bangsa, merendahkan martabat bangsa dan senantiasa waspada terhadap upaya infiltrasi ideologi dengan cara yang sangat halus dan kekinian yang ingin merubah atau menggantikan Pancasila dan ingin memecah belah NKRI.

Hubbul wathan minal iman

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, para generasi muda adalah pemimpin di masa mendatang. Mereka harus berperan dan bangga dengan ke-Indonesiaannya.

“Itulah bagian dari bentuk Bela Negara yang sesungguhnya di era kekinian. Tantangan sekarang adalah bagaimana para generasi muda Indonesia ini meningkatkan kualitas pengorbanan kepada bangsa dan negara. Terutama dihadapkan pada bentuk dan sifat ancaman modern tersebut,” kata Gubernur Aher, usai upacara.

Baca Juga:  Banser dan GP Ansor Berhasil Ungkap Identitas Penghina Mbah Moen, Ini Pelakunya

Maka inti dari seremoni bela negara kali ini kata Aher, adalah mengajak segenap bangsa untuk mengejawantahkan bela negara yang sesungguhnya.

“Kita cinta negara itu adalah tuntutan tanah air, tuntutan kemanusiaan, bahkan tuntutan agama,” ujar Aher.

Dari sisi spiritualitas, tutur Aher, sejarah mencatat loyalitas para ulama dan kaum santri terhadap bangsa Indonesia. Loyalitas mereka tidak pernah lekang walau dalam kondisi darurat sekalipun.

Resolusi jihad

Ahmad Heryawan menyebut para ulama di zaman memperebutkan kemerdekaan, menyuarakan resolusi jihad. Resolusi jihad diterapkan untuk mempertahankan tanah air dari serbuan para penjajah, dan para sekutunya.

Aher bercerita, resolusi jihad berhasil menyatu padukan masyarakat untuk bela negara dengan segala apa yang mereka miliki termasuk nyawanya.

Dalam sejarah juga tercatat, beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945, Pemerintah kolonial Belanda lewat organisasi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) berusaha menancapkan kembali misi penjajahannya di Tanah Air dengan membonceng tentara Sekutu.

Menghadapi situasi tersebut, KH Hasyim Asy’ari bersama para ulama lainnya di seluruh Jawa dan Madura, berkumpul di Surabaya pada 21- 22 Oktober 1945. Para ulama itu lantas mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan sebagai perang suci, atau dikenal dengan istilah ‘jihad’.

Baca Juga:  Militer Yaman Luncurkan Serangan Rudal, Gempur Provinsi Ma'rib

“Dalam resolusi jihad, membela Tanah Air hukumnya adalah ‘fardhu ain’ bagi setiap orang Islam di Indonesia,” kata Aher.

Dalam resolusi jihad, juga ditegaskan bahwa kaum Muslimin yang berada dalam radius 94 km dari pusat pertempuran wajib ikut berperang melawan Belanda.

“Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari termasuk salah satu bela negara yang jadi faktor penentu berlanjut atau tidaknya kemerdekaan Indonesia,” terang Aher.

“‘Hubbul Wathan Minal Iman,’ Cinta tanah air adalah sebagian dari Iman. Jadi sangat banyak cara kita untuk bela negara,” tambahnya.***

Source: http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2017/12/19/hari-bela-negara-ahmad-heryawan-bahas-jihad-ulama-dan-santri-melawan-penjajah

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *