Dzul Khuwaishirah, Cikal Bakal Khawarij dengan Ciri Jidat Hitam dan Jenggot Panjang

Dzul Khuwaishirah

“Islam itu bukan hanya sekedar Simbol. Disangka hanya pake gamis jidat hitam dan jenggot panjang sudah bisa menjadi paling Islam apa?” (Prof.Dr. KH. Said Aqil Siradj).

Pecihitam.org – Islam diturunkan dimuka bumi ini sebagai agama yang Rahmatan lil ‘alamin yang membangun peradaban dan menjadi payung peneduh bagi setiap insan. Bukan sebagai agama yang menakutkan apalagi sampai menjadi agama yang memecah belah persatuan. Bukankah dalam dalam Al Quran dikatakan,

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

“dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan rahmat bagi seluruh alam”. (Q.S Al-Anbiya : 107)

Indonesia sendiri merupakan negara majemuk yang didalamnya mencakup kurang lebih 1340 entik atau suku (menurut survei BPS pada tahun 2010). Akan tetapi konflik antar suku atau golongan tidak pernah terjadi secara berkepanjangan apalagi sampai menimbulkan perpecahan.

Namun belakangan justru dipicu bukan dengan dasar suku atau golongan melainkan atas dasar Agama, yang akhirnya sampai menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Sejak Agama Islam dimanfaatkan oleh berbagai macam kepentingan golongan akhirnya citra negatif tentang Islam mulai menjadi buah bibir dikalangan masyarakat Non-muslim. Bahkan golongan-golongan Islam Garis Keraspun mulai banyak bermunculan dan masuk dalam setiap lini kehidupan masyarakat Indonesia.

Menurut KH. Said Aqil Siradj ketua Umum PBNU mengatakan, Islam terlihat menakutkan itu karena disebabkan oleh sekelompok orang yang tidak mengerti Islam tetapi berkedok dengan simbol Islam.

Baca Juga:  Peran Penting Labelisasi Halal di Indonesia

Menurut Kang Said sendiri orang-orang seperti ini dapat mengganggu keberlangsungan kerukunan umat beragama di Indonesia yang sudah terbangun kokoh semenjak negara ini berdiri.

Namun bagi kang Said hal demikian sudah tidak aneh lagi sebab sejak zaman Rasulullah pun orang-orang yang tidak mengerti Islam tetapi merasa paling benar sudah ada. Dan itu yang kemudian akan menjadi cikal bakal golongan Khowarij dan kemudian menjadi Islam Garis keras yang tersebar diberbagai Negara.

Pada waktu bulan syawal tahun 8 Hijriyah saat Umat Islam memenangkan Perang Thaif dan Perang Hunain. Umat Islam Mendapatkan ghanimah yang melimpah, kemudian melakukan pembagian di Ja’ranah.

Sahabat-sahabat Nabi yang senior seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Sa’ad dan lainnya, tidak mendapatkan bagian ghanimah. Sebaliknya sahabat-sahabat yang baru masuk islam mendapatkan bagian ghonimah yang besar meskipun meraka sudah kaya seperti Abu Sufyan.

Tiba-tiba seorang sahabat Nabi yang bernama Dzul Khuwaishirah dari bani Tamim mengatakan dengan sombongnya,

Berlakulah adil hai Muhammad” kemudian Nabi berkata “Celakalah kamu, siapa yang akan berbuat adil jika aku saja tidak berlaku adil” kemudian Umar juga ikut berkata “Wahai Rasulullah biarkan aku memenggal lehernya” kemudian Nabi berkata lagi “Biarkan saja“.

Baca Juga:  Alquran Masa Kini dan Penodaan Kitab Suci

Setelah Dzul Khuwashirah pergi Nabi Saw kemudian bersabda,

“Akan lahir kaum dari keturunan orang ini yang bisa membaca Al-Qur’an tetapi tidak melewati batas tenggorokan (tidak memahami substansi-substansi Al-Qur’an dan hanya hafal di Bibir saja). Mereka keluar dari Agama Islam seperti anak panah keluar dari hewan buruannya, mereka memerangi orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala. Jika aku menemui mereka niscaya aku akan memenggal leher mereka seperti halnya kaum ‘Ad (HR. Shahih Muslim)

Prediksi Nabi Saw akhirnya terbukti pada Ahad pagi 17 Romadhon 40 H. sahabat Ali bin Abi Thalib dibunuh oleh Abdurrahman Ibnu Muljam di Irak. Kemudian diketahui bahwa ada dua orang target lagi yang akan dibunuh oleh kelompok ini, yakni Gubernur Syam Muawiyah bin abu sofyan dan Amr bin ash Gubernur Mesir. Adapun yang akan membunuh dua pemimpin ini adalah Bakr At-Tamimi dan Abdullah bin Barak.

Mereka membunuh karena menganggap Ali sudah kafir sebab menerima perjanjian dengan Muawiyah pada tahun 37 H dengan perantara utusan Sahabat Ali yang dipimpin Abu Musa Al-Asy’ari dan utusan dari Sahabat Muawiyah yang dipimpin oleh sabat Amr bin Ash. Perjanjian tersebut untuk menghentikan perang saudara yakni perang Shifin.

Baca Juga:  Mengeja Metodologi Kaum Khilafah dalam Memecah Belah Umat

Padahal mereka adalah golongan Hafidzu al-Qur’an, Shai’mun an-nahar dan Qa’imu al-lail. Itu artinya bahwa kelompok ini adalah kelompok yang sangat tidak mengerti akan ajaran agama Islam. Maka penting bagi untuk bisa memahami ajaran Agama Islam dan tidak terjebak pada hal-hal yang bersifat simbolistik semata.

Sebab menurut Imam Nawawi dalam kitabnya Idahram yang berjudul “Mereka memalsukan kitab-kitab karya ulama klasik” bahwa ciri-ciri Dzul Khuwaishirah adalah berjidat hitam, kepalanya botak, memakai gamis setengah kaki dan berjenggot panjang. Dari kelompok inilah yang kemudian menjadi cikal bakal kelompok-kelompok ekstrem yang ada saat ini. Wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat. Tabik!

Fathur IM