Hadits Shahih Al-Bukhari No. 98 – Kitab Ilmu

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 98 – Kitab Ilmu ini, mengemukakan anjuran menjaga ilmu. peringatan bagi pemimpin yang bodoh, peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar-benar mengetahui, dan larangan bagi orang yang beram mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 1 Kitab Ilmu. Halaman 375.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Isma’il bin Abu Uwais] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [bapaknya] dari [Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash] berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan”. Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami ‘Abbas berkata, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam seperti ini juga.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 231-232 – Kitab Wudhu

Keterangan Hadis: (Tulislah). Dan kalimat ini dapat diartikan, bahwa ini adalah awal mula penulisan hadits Nabi, karena sebelumnya umat masih bergantung kepada hafalan. Pada saat Umar bin Abdul Aziz merasa khawatir akan hilangnya ilmu dengan meninggalnya para ulama, maka ia berpendapat bahwa penulisan ilmu berani usaha untuk melestarikan ilmu itu sendiri.

لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا (Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan jalan mencabutnya) atau menghapus ilmu dari lubuk hati sanubari. Rasulullah mengucapkan hadits ini pada saat haji wada’, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dan hadits Abu Umamah. bahwa saat haji Wada’ Nabi SAW bersabda, “Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya ilmu tersebut.” Arabi berkata, “Bagaimanakah cara ilmu diangkat atau dipunahkan? Beliau bersabda, “Punahnya ilmu itu dengan punahnya para ulama (orang yang menguasai ilmu tersebut.”

Baca Juga:  Puasa Syawal: Puasa 6 Hari yang Menyamai Setahun, Kok Bisa?

حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِم riwavat Muslim disebutkan حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُك عَالِمًا

بِغَيْرِ عِلْم riwayat Abu Al Aswad pada kitab Al I’tisham karangan Imam Bukhari disebutkanفَيُفْتُونَ بِرَأْيِهِمْ (mereka memberikan fatwa dengan pendapainya). begitu pula dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Hadits ini berisi anjuran menjaga ilmu. peringatan bagi pemimpin yang bodoh, peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar-benar mengetahui, dan larangan bagi orang yang beram mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan.

Hadits ini juga dijadikan alasan oleh jumhur ulama untuk mengatakan, bahwa pada /aman sekarang ini tidak ada lagi seorang mujtahid; dan kita akan membahas masalah ini dalam kitab Al I’tisham, insya Allah.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 264-265 – Kitab Mandi
M Resky S