La Tahzan! Apakah Maksud dan Pengertiannya? Ini Ulasannya Menurut al-Quran

la tahzan

Pecihitam.org La Tahzan sebagaimana kita tahu merupakan salah satu judul buka karya penulis kontemporer, Aid Al-Qarni. Buku best seller di masanya ini bahkan ada versi untuk prempuan dengan judul La Tahzan for Women.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tetapi jauh sebelum buku tersebut, kalimat La Tahzan telah dikenal dalam Islam. Karena ungkapan ini diabadikan dalam Al-Quran. Ia merupakan nasihat penguat dari Nabi Muhammad SAW kepada Abu Bakar As-Shiddiq ketika bersembunyi dalam gua dari kejaran kafir Quraish.

Daftar Pembahasan:

Makna La Tahzan

Kalimat La tahzan innallaha ma’ana yang dalam tulisan Arab لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا merupakan suatu ucapan yang tertulis dalam bahasa Arab yang memiliki arti

“janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita” atau “janganlah berduka cita, Allah beserta kita”.

Kalimat ini dapat di ucapkan dan ditujukan terhadap sejumlah orang yang tengah dirundung permasalah atau merasakan kesedihan.

Dimana ungkapan la tahzan innallaha ma’ana digunakan sebagai kalimat yang dapat menghibur hati dan mengingatkanyya akan Allah Swt yang senantiasa tidak akan pernah meninggalkan hamba-Nya dalam kondisi apapun.

La Tahzan dalam Al-Quran

La tahzan, diambil dari firman Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 40 berikut:


لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا

“Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”

ayat ini mengisahkan bahaimana Rasulullah Muhammad SAW meneguhkan hati sahabatnya yang ketakutan ketika bersembunyi di dalam gua Tsur. Abu bakar ketakutan kalau saja mereka dtemuka dan dibunuh.

Bahkan sahabat yag sangat mencintai Rasulullah ini sempat berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah andaikata ada salah seorang di antara mereka mengangkat kakinya, pasti dia dapat melihat kita berada di bawah kakinya.”

Baca Juga:  Tips Memilih Konten Islami di Media Online Ala Gus Nadir

sat itu, Nabi Muhammad saw menjawab, “Wahai Abu Bakar, janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.”


Nabi Muhammad saw bersama Abu Bakar selama berada di dalam gua sur, senantiasa berada di bawah pertolongan dan lindungan Allah. Allah memberi ketenangan hati kepada Nabi saw dan Abu Bakar, serta memberikan bantuan tentara yang tidak dilihatnya, sehingga selamatlah keduanya di dalam gua sur, dan niat jahat orang-orang itu gagal.

La Tahzan Meski Banyak Ujian

Hidup ini memang banyak ujian. Tapi kita harus tegar, tidak boleh putus asa, dan jangan bersedih. Karena badai pasti akan berlalu. Jangan beresedih, karea Allah bersama kita.

… Jika Dihina

Jangan bersedih jika dihina, diremehkan dan didzalimi. Tidak ada yang ujuiannya lebh berat daripada para nabi. Mereka dihina, dikatakan gila, dikatakan sok suci, dikatakan tukang sihir, tapi mereka tetap tegara dan tidak sedih.

Rasul Muhammad Saw pernah dliudahi dan dilempari kotoran sapi serta dituduh membuat-buat Al-Qur’an, beliau tetap sabar. Dan Allah meyakinkan untuk tidak sedih dengan ucapan orang-orang kafir.

فَلَا يَحۡزُنكَ قَوۡلُهُمۡ‌ۘ إِنَّا نَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَ

Artinya : “Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu, Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.” (QS.Yasin: 76)


Melalui ayat ini Allah memberitahukan dan mengingatkan kepada kita semua yaitu kita tidak usah sedih dan berpikir kalu kita seolah-olah di kucilkan, tidak punya banyak teman

… Jika Tidak Ditolong

Ketika kita punya masalah dan serasa tidak ada yang mengerti dan memberikan pertolongan, jangan pula bersedih, Karena Allah tidak akan membiarkan kita sendirin. Ia akan mengirimkan tentara dan ketenangan pada hamba-Nya yang meminta.

Baca Juga:  Ini Bahayanya Jika Istri Berperilaku Jahat dan Tidak Patuh Kepada Suami

Mintalah pertolongan pada-Nya dengan berdoa. Karena Ia sangat dekat melebihi urat nadi, dan akan mengabulkan permohonan hamba-Nya.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah: 186)

… Jika Ada Masalah

Jangan bersedih ketika dihadapkan pada masalh dan musibah. Tidak ada satu manusia pun yang tidak diuji oleh Allah. Cobaan dan musibah adalah proses pendewasaan agar kita naik derajat atau agar kita menyadari mungkin ada yang salah dengan yang kita lakukan selama ini.

Yakinlah, bahwa setiap yang terjadi sudah menjadi ketentuan-Nya. Dengan begitu, kita tidak akan larut dalam kesedihan. Karena setelah hujan akan ada pelingi. Setelah datanganya badai akan cerah kembali. Dan setelah musibah berupa kesusahan akan datang masa lapang dnegan kenikmatan.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Insyirah

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah Ayat 6)

menurit pakar bahasa dan ahli tafsir, al-usr yang bermakna kesulitan pada ayat di atas berbentuk isim ma’rifat yang bermaksud sesuatu yang terttentu dan diketahuii. Sedangkan lafadz yusra merupakan isim nakirah yang bermkasud umum, tidak tertentu.

Ini mengandung pengertian bahwa kesulitan yang biasanya kita hadapi mungkin hanya satu persoalan, sedangkan kemudahan atau pintu keluarnya sangat banyak, bahkan tanpa kita sangka-sangka.

Baca Juga:  Orang yang Bermuka Dua, Menurut Pandangan Islam

… Jika Masih Belum Baik

Jangan bersedih jika anda masih tertatih-tatih memperbaiki diri untuk enjadi pribadi yang baik. Boleh saja menyesali salah dan dosa masa lalu, tapi hal itu jangan kemudian membuat putus asa dar rahmat Allah.

Bukankah yang dinamakan orang yang baik bukanlah yang tak pernah melakukan dosa, seperti disebutkan dalam hadis.

أَوْحَى اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى نَبِيٍّ مِنْ أَنْبِيَاءِ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ :كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ


“Allah tabaraka wa ta’aala mewahyukan kepada seorang nabi dari kalangan bani israil ‘alaihimussalam: Seluruh anak Adam itu bersalah, dan sebaik-baik yang bersalah adalah mereka yang senantiasa bertaubat.”

dan juga tidak sepantsnya orang beriman bersedih dan berputus asa dari ramhat Allah.

 وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

.. dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf ayat 87)

Faisol Abdurrahman