Surah Al-Ahqaf Ayat 26-28; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ahqaf Ayat 26-28

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ahqaf Ayat 26-28 ini, Allah mengingatkan kaum musyrik Mekah agar mereka mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang telah dialami oleh orang-orang dahulu, yang telah mendustakan rasul yang diutus kepada mereka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Orang-orang dahulu itu bertempat tinggal tidak jauh dari Mekah seperti kaum ‘Ad di Ahqaf, dan kaum Samud yang berdiam di daerah antara Mekah dan Syam. Kepada mereka telah diterangkan pula tanda-tanda keesaan, kekuasaan, dan kebesaran Allah dan telah disampaikan pula agama-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ahqaf Ayat 26-28

Surah Al-Ahqaf Ayat 26
وَلَقَدۡ مَكَّنَّٰهُمۡ فِيمَآ إِن مَّكَّنَّٰكُمۡ فِيهِ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ سَمۡعًا وَأَبۡصَٰرًا وَأَفۡـِٔدَةً فَمَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُمۡ سَمۡعُهُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُهُمۡ وَلَآ أَفۡـِٔدَتُهُم مِّن شَىۡءٍ إِذۡ كَانُواْ يَجۡحَدُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ

Terjemahan: “Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.

Tafsir Jalalain: وَلَقَدۡ مَكَّنَّٰهُمۡ فِيمَآ (Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal) إِن (yang belum pernah) lafal In di sini dapat dikatakan sebagai In Nafiyah atau In Zaidah مَّكَّنَّٰكُمۡ (Kami meneguhkan kedudukan kalian) hai penduduk Mekah فِيهِ (dalam hal itu) dalam hal kekuatan dan banyaknya harta benda.

وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ سَمۡعًا (dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran) lafal Sam’an bermakna Asmaa’an bermakna jamak وَأَبۡصَٰرًا وَأَفۡـِٔدَةً (dan penglihatan serta hati) atau kalbu فَمَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُمۡ سَمۡعُهُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُهُمۡ وَلَآ أَفۡـِٔدَتُهُم (tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka) maksudnya, hal-hal tersebut sama sekali tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun buat diri mereka. lafal Min di sini adalah Zaidah مِّن (karena) lafal Idz adalah yang dima’mulkan oleh lafal Aghnaa kemudian diberlakukan sebagai makna Ta’lil شَىۡءٍ إِذۡ كَانُواْ يَجۡحَدُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ (mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah) yaitu hujah-hujah-Nya yang nyata (dan turunlah) yaitu menimpalah وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ (kepada mereka apa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya) yaitu azab yang dahulu mereka suka memperolok-olokkannya.

Tafsir Ibnu Katsir: “Dan Sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu.” Maksudnya adalah Allah berfirman: Dan sungguh Kami telah meneguhkan kedudukan umat-umat terdahulu di dunia ini berupa harta kekayaan dan anak keturunan, dan Kami berikan kepada mereka apa-apa yang belum pernah Kami berikan kepada kalian hal serupa dengannya dan tidak juga mendekatinya.

“Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya”

Maksudnya mereka telah diliputi oleh adzab dan siksaan yang dulu mereka selalu mendustakannya dan menganggap tidak akan pernah terjadi. Dengan kata lain, berhati-hatilah kalian semua, hai orang-orang yang mendengar ini, agar kalian tidak sama seperti mereka, yang menyebabkan kalian ditimpa adzab yang menimpa mereka di dunia dan di akhirat.

Tafsir Kemenag: Dengan ayat ini, Allah membandingkan antara keadaan kaum ‘Ad yang dihancurkan dengan orang-orang musyrik Mekah yang semakin bertambah keingkarannya kepada Nabi saw dengan mengatakan, “Kami telah meneguhkan kedudukan kaum ‘Ad pada beberapa segi kehidupan duniawi. Belum pernah Kami meneguhkan satu kaum seperti Kami meneguhkan mereka.

Baca Juga:  Surah Al-Ahqaf Ayat 1-6; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kami telah memberikan kepada mereka harta yang banyak, tubuh yang kuat dan perkasa, dan kemampuan untuk membentuk suatu negara sehingga mereka dapat menguasai negeri-negeri di sekitarnya, tetapi semuanya itu tidak dapat menghindarkan mereka dari azab Allah yang ditimpakan kepada mereka.”

Allah berfirman: Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka. (Gafir/40: 82)

Selanjutnya ayat 26 ini menjelaskan bahwa Allah telah memberikan banyak kenikmatan kepada kaum ‘Ad. Allah telah memberikan tempat yang baik kepada mereka, menganugerahkan penglihatan yang baik, dan pendengaran yang tajam agar mereka dapat memperhatikan ayat-ayat dan tanda-tanda kebesaran Allah. Akan tetapi, mereka tidak mempergunakannya, bahkan semuanya itu tidak mereka manfaatkan dengan baik dan benar.

Sejarah telah membuktikan bahwa kaum ‘Ad pernah mempunyai kebudayaan yang tinggi. Mereka telah sanggup menyusun pemerintahan dan membangun negara. Mereka telah membangun istana, benteng, menggali barang tambang dari perut bumi, dan membuat kanal untuk menciptakan irigasi yang teratur.

Dengan adanya irigasi yang teratur itu, tanah negeri mereka menjadi subur. Mereka dapat pula mengolah tanah dengan baik sehingga mereka hidup makmur. Di samping itu, mereka juga mampu membentuk tentara yang kuat sehingga negara mereka menjadi negara yang terkemuka di Jazirah Arab pada masa itu.

Firman Allah: Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati, dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal? (asy-Syu’ara’/26: 128-129)

Seharusnya kenikmatan dan kebesaran yang telah dianugerahkan Allah menjadi bahan pemikiran bagi mereka tentang siapa yang telah menolongnya mencapai semua yang mereka cita-citakan. Tetapi semuanya itu menambah kesombongan dan ketakaburan mereka. Mereka mengira bahwa keadaan yang demikian itu mereka peroleh semata-mata atas kesanggupan dan kemauan mereka, dan keadaan itu akan mereka punyai selama-lamanya.

Allah berfirman: Maka adapun kaum ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran dan mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?” Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya daripada mereka? Dan mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami. (Fussilat/41: 15)

Selanjutnya Allah menerangkan bahwa kaum ‘Ad tidak dapat mengambil manfaat dari semua yang telah dianugerahkan kepada mereka, karena mereka mendustakan seruan rasul yang diutus kepada mereka serta mengingkari mukjizat-mukjizat rasul. Akibatnya, mereka ditimpa azab yang selalu mereka minta untuk disegerakan, karena menurut mereka azab itu mustahil akan terjadi.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai penduduk Mekah, sesungguhnya Kami benar-benar telah meneguhkan kaum ‘Ad dengan kelapangan hidup dan kekuatan yang belum pernah Kami berikan kepada kalian. Mereka Kami berikan pendengaran, penglihatan dan hati yang dapat mereka manfaatkan.

Namun pendengaran, penglihatan dan hati itu tidak ada gunanya sedikit pun, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah. Itulah yang menjadi penghalang bagi mereka untuk memanfaatkan apa yang diberikan kepada mereka. Mereka diliputi oleh azab yang dahulu mereka olok-olokkan.

Baca Juga:  Surah Al-Ahqaf Ayat 33-35; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Al-Ahqaf Ayat 27
وَلَقَدۡ أَهۡلَكۡنَا مَا حَوۡلَكُم مِّنَ ٱلۡقُرَىٰ وَصَرَّفۡنَا ٱلۡءَايَٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

Terjemahan: “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat).

Tafsir Jalalain: وَلَقَدۡ أَهۡلَكۡنَا مَا حَوۡلَكُم مِّنَ ٱلۡقُرَىٰ (Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitar kalian) yakni penduduk-penduduknya, seperti kaum Tsamud, kaum Ad dan kaum Luth وَصَرَّفۡنَا ٱلۡءَايَٰتِ لَعَلَّهُمۡ (dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang) maksudnya Kami telah mengulang-ulang hujah-hujah Kami yang nyata يَرۡجِعُونَ (supaya mereka kembali.).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَلَقَدۡ أَهۡلَكۡنَا مَا حَوۡلَكُم مِّنَ ٱلۡقُرَىٰ (“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu.”) yaitu penduduk negeri Makkah, dimana Allah telah membinasakan umat-umat yang mendustakan para Rasul yang bertempat tinggal di sekitarnya, misalnya kaum ‘Aad yang tinggal di al-Ahqaaf [bukit pasir] di Hadhramaut, Yaman. Juga kaum Tsamud yang tempat tinggal mereka terletak di antara mereka dan Syam.

Demikian juga dengan kaum Saba’, penduduk Yaman, dan Madyan yang berada di jalan menuju Gazza. Demikian juga danau kaum Luth, mereka pernah pula melewatinya.

Firman Allah: وَصَرَّفۡنَا ٱلۡءَايَٰتِ (“Dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang.”) artinya, Kami telah menerangkan dan menjelaskannya secara gamblang. لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ( supaya mereka kembali (bertaubat).

Tafsir Kemenag: Allah mengingatkan kaum musyrik Mekah agar mereka mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang telah dialami oleh orang-orang dahulu, yang telah mendustakan rasul yang diutus kepada mereka.

Orang-orang dahulu itu bertempat tinggal tidak jauh dari Mekah seperti kaum ‘Ad di Ahqaf, dan kaum Samud yang berdiam di daerah antara Mekah dan Syam. Kepada mereka telah diterangkan pula tanda-tanda keesaan, kekuasaan, dan kebesaran Allah dan telah disampaikan pula agama-Nya. Akan tetapi, mereka tidak mengacuhkannya, bahkan mengingkari dan memperolok-olokkan para rasul.

Pada waktu azab menimpa mereka, tidak ada satu pun dari sembahan-sembahan itu yang dapat menolong mereka, bahkan sembahan-sembahan berupa patung yang tak bernyawa itu ikut hancur-lebur bersama mereka. Itulah kebohongan dan pengingkaran umat-umat dahulu dan itu pula balasan dan azab yang mereka terima.

Dari ayat ini, terkandung suatu ancaman Allah kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa mereka pasti ditimpa azab, seperti yang dialami kaum ‘Ad, Samud, dan umat yang lain apabila mereka tetap tidak mengindahkan seruan Muhammad saw sebagai rasul Allah yang diutus kepada mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai penduduk Mekah, sesungguhnya Kami telah menghancurkan negeri-negeri yang ada di sekitar kalian. Kami telah menjelaskan kepada mereka bukti-bukti kebesaran Kami dengan berbagai macam cara, agar mereka kembali dan bertobat dari sikap ingkarnya. Tetapi mereka tidak mau kembali dan tetap berada dalam sikap ingkarnya.

Surah Al-Ahqaf Ayat 28
فَلَوۡلَا نَصَرَهُمُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ قُرۡبَانًا ءَالِهَةًۢ بَلۡ ضَلُّواْ عَنۡهُمۡ وَذَٰلِكَ إِفۡكُهُمۡ وَمَا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ

Terjemahan: “Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.

Tafsir Jalalain: فَلَوۡلَا (Maka mengapa tidak) atau kenapa tidak نَصَرَهُمُ (menolong mereka) dengan cara menolak azab dari diri mereka ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ (sesembahan-sesembahan selain Allah yang mereka jadikan) selain dari Allah (sebagai taqarrub) untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah (dan sebagai tuhan-tuhan) di samping Allah, yaitu berupa berhala-berhala.

Baca Juga:  Surah Al-Ahqaf Ayat 10-14; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Maf’ul pertama dari lafal Ittakhadza adalah Dhamir yang tidak disebutkan yang kembali kepada Isim Maushul, yaitu lafal Hum, sedangkan Maf’ul keduanya adalah lafal Qurbaanan, dan lafal Aalihatan sebagai Badal dari lafal Qurbaanan. بَلۡ ضَلُّواْ عَنۡهُمۡ (Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap) yakni pergi (dari mereka) sewaktu azab itu datang menimpa mereka.

وَذَٰلِكَ (Itulah) yakni pengambilan mereka terhadap berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan untuk mendekatkan diri kepada Allah إِفۡكُهُمۡ (akibat kebohongan mereka) kedustaan mereka وَمَا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ (dan apa yang dahulu mereka ada-adakan) yang dahulu mereka buat-buat. Maa adalah Mashdariyah atau Maushulah, sedangkan Dhamir yang kembali kepadanya tidak disebutkan yaitu lafal Fiihi; lengkapnya: Wa Maa Kaanuu Fiihi Yaftaruuna.

Tafsir Ibnu Katsir: فَلَوۡلَا نَصَرَهُمُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ قُرۡبَانًا ءَالِهَةًۢ (“Supaya mereka kembali [bertaubat]. Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai ilah untuk mendekatkan diri [kepada Allah] tidak dapat menolong mereka?”) maksudnya apakah tuhan-tuhan mereka itu dapat menolong mereka ketika mereka membutuhkan? بَلۡ ضَلُّواْ عَنۡهُمۡ (“Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka.”) artinya, pergi dari mereka karena lebih membutuhkan daripada mereka sendiri.

وَذَٰلِكَ إِفۡكُهُمۡ وَمَا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ (“Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.”) maksudnya, pengada-adaan mereka dalam tindakan mereka menjadikan tuhan-tuhan selain Allah. Dan mereka tidak memperoleh keuntungan, bahkan telah merugi dalam penyembahan mereka terhadap tuhan-tuhan itu. wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Allah mengingatkan kaum musyrik Mekah agar mereka mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang telah dialami oleh orang-orang dahulu, yang telah mendustakan rasul yang diutus kepada mereka. Orang-orang dahulu itu bertempat tinggal tidak jauh dari Mekah seperti kaum ‘Ad di Ahqaf, dan kaum Samud yang berdiam di daerah antara Mekah dan Syam.

Kepada mereka telah diterangkan pula tanda-tanda keesaan, kekuasaan, dan kebesaran Allah dan telah disampaikan pula agama-Nya. Akan tetapi, mereka tidak mengacuhkannya, bahkan mengingkari dan memperolok-olokkan para rasul.

Pada waktu azab menimpa mereka, tidak ada satu pun dari sembahan-sembahan itu yang dapat menolong mereka, bahkan sembahan-sembahan berupa patung yang tak bernyawa itu ikut hancur-lebur bersama mereka. Itulah kebohongan dan pengingkaran umat-umat dahulu dan itu pula balasan dan azab yang mereka terima.

Dari ayat ini, terkandung suatu ancaman Allah kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa mereka pasti ditimpa azab, seperti yang dialami kaum ‘Ad, Samud, dan umat yang lain apabila mereka tetap tidak mengindahkan seruan Muhammad saw sebagai rasul Allah yang diutus kepada mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Mengapa tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya itu tidak dapat menolong mereka dari kehancuran? Tuhan-tuhan itu bahkan telah lenyap dari mereka tatkala mereka membutuhkan pertolongan. Kehinaan dan lenyapnya tuhan-tuhan mereka itu adalah akibat kebohongan yang mereka ada-adakan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Ahqaf Ayat 26-28 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S