Mengenal Metode Tafsir, dari Tahlili hingga Maudu’i

Mengenal Metode Tafsir, dari Tahlili hingga Maudu'i

PeciHitam.orgUntuk dapat memahami al-Quran, kita perlu faham dan mengerti tentang ilmu yang tercakup di dalamnya, salah satunya adalah ilmu Tafsir.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Biasanya, dalam sebuah kitab tafsir memiliki ciri tersendiri dalam melakukan pembahasan.

Ciri yang dimaksud disini adalah sebuah metodologi mengenai bagaimana cara seorang mufasir menulis tafsrinya. Ada beberapa kitab tafsir yang menulis tafsir secara menyeluruh dan menjelaskannya secara rinci.

Ada juga kitab tafsir yang ditulis dengan membahas tema tema tertentu dalam al-Quran, hingga ada kitab tafsir yang mengumpulkan pendapat ulama lain dan menjadikannya sebuah kitab tafsir.

Untuk itu, akan kita bahas sati persatu metodologi yang paling sering digunakan oleh mufassir.

Daftar Pembahasan:

Tafsir Tahlili

Tafsir Tahlili adalah suatu metode tafsir yang dimaksud menjelaskan ayat Al-Quran dari seluruh aspeknya dan menjelaskan kosa kata ayat demi ayat. Susunan tafsir model ini dimulai sesuai dengan susunan Al-Quran itu sendiri.

Metode tafsir ini juga menafsirkan al-Quran secara global (umum) dan mencamtumkan munasabah atau hubungan antar ayat dan juga asbabun nuzulnya.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 78-79 ; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Di samping itu metode ini juga mencantumkan hadis Rasulullah saw, sahabat, bahkan pendapat para penafsir sendiri untuk memperkaya isi tafsir itu sendiri.

Tafsir Ijmaly

Tafsir Ijmaly adalah metode tafsir Al-Quran yang menjelaskan makna ayat secara global. Metode tafsir ini sangat mengutamakan pemahaman dengan mudah bagi yang membacanya. Tafsir ini menafsirkan sesuai dengan susunan Al-Quran.

Penafsiran ayat Al-Quran dengan cara singkat, padat dan jelas. Tanpa penjelasan yang panjang lebar atau dapat dikatakan juga suatu cara penafsiran Al-Quran atau menjelaskan ayat-ayat dengan singkat dengan menggunakan Bahasa-bahasa yang popular, mudah dimengerti dan dipahami oleh umat.

Tafsir Muqaran

Tafsir Muqaran merupakan sebuah cara menafsirkan al-Quran dengan mengambil pendapat ulama yang mengarang kitab tafsir atau tidak dengan menghimpun dalam kitabnya sendiri.

Tafsir muqaran mengambil pendapat baik para ulama yang dahulu (salaf) ataupun ulama yang kemudian (Khalaf). Selain mengutip juga membandingkan pendapat mereka masing –masing dari arah yang beragam.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 179; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Tafsir Mawdu‘i

Tafsir Maudhui Secara bahasa Mawdu‘iy berasal dari kata Wada’a yang merupakan bentuk dari isim maf’ul yang bermakna judul, tema, atau topik.

sedangkan menurut istilah adalah Metode Maudhu’i ialah metode yang membahas ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan.

Maudhui adalah metode tafsir yang mana menghimpun ayat-ayat sanga saling berhubungan dengan ayat yang lain baik pada satusurat atau pada surat yang lain.

Ayat–ayat ini dapat diketahui dengan meilihat asbabun nuzul, inti kasus kemudian seorang penafsir mengambil kesimpulan dari hal yang diatas tersebut.

Pembahasan diatas adalah sedikit cara bagaimana membaca dan memahami produk tafsir dari para Ulama terdahulu. Dari sini kita bisa mengetahu bahwa setiap karya tafsir memiliki ciri khas tersendiri dalam penulisannya.

Pemilihan metodologi yang digunakan dalam penulisan tafsir tersebut nantinya juga akan mempengaruhi hasil penafsiran ulama. Maka dari itu, dari masing masing metode memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

Baca Juga:  Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 21-30 dan Artinya

Sebagai pembaca al-Quran dan belajar lebih jauh mengenai metodologi dan hal hal yang terkait dengan ilmu tafsir membuat penulis secara pribadi mulai memahami bagaimana cara masing masing ulama mencoba memberikan penjelasan dari setiap ayat dalam al-Quran.

Maka, sejatinya sebagai umat Islam, kita juga setidaknya harus mulai membaca karya tafsri Ulama, baik itu ulama salaf maupun karya ulama khalaf juga karya tafsir ulama Indonesia.

 

Mohammad Mufid Muwaffaq