Mukjizat-Mukjizat Nabi Musa AS dalam Kisah yang Terdapat dalam Al-Quran

Mukjizat-Mukjizat Nabi Musa AS dalam Kisah yang Terdapat dalam Al-Quran

Pecihitam.org- Pada suatu waktu, lahirlah seorang bayi laki-laki dengan sebuah mukjizat, yaitu Nabi Musa AS. Allah mengilhamkan kepada ibunya agar ia melarungkan anak itu dengan Tabut ke Sungai Nil.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Peristiwa dihanyutkannya bayi Nabi Musa AS ke Sungai Nil dalam sebuah Tabut hingga ditemukan istri Fir’aun terdapat dalam surat al-Qashash ayat 7-11. Setelah Nabi Musa beranjak dewasa, Allah memberikannya kemuliaan di antaraya sebuah tongkat. Kisah tentang tongkat mukjizat Nabi Musa AS itu, tertera dalam berbagai ayat dalam Alquran.

Perintah Allah kepada Musa telah diturunkan. Tetapi Musa merasa takut (karena pernah membunuh orang Mesir) dan tidak percaya diri sehingga meminta Harun yang pandai orasi untuk diangkat sebagai orang yang membantu perjuangannya.

Permintaan Musa dikabulkan oleh Allah, Musa dan Harun diperintahkan oleh Allah agar berbicara dengan lemah-lembut agar Firaun bersedia mengikuti ajakan keduanya. Allah menjamin Musa dan Harun dengan pertolonganNya sehingga keduanya tidak perlu kuatir menghadapi Firaun. Atas nama Rasul Allah, keduanya menghadap Firaun dan segera meminta agar bani Israel dibebaskan dari belenggu Firaun.

Allah SWT mengabadikan kekejaman Firaun kepada Bani Israil dalam Alquran surah al-Qashash (surat ke-28) ayat 4 yaitu: ”Sungguh, Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki dan membiarkan hidup anak perempuan. Sungguh, dia (Fir’aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan.”

Baca Juga:  Kisah Malaikat Maut Menangis dan Tertawa Saat Mencabut Nyawa Manusia

Betapa Firaun heran atas tindakan Musa yang pernah diasuhnya dan kini berdiri untuk menentangnya. Firaun menganggap Musa tidak tahu balas budi. Namun, Musa tidak menyesal sebab menurutnya, apa yang terjadi pada masa lalunya adalah kecelakaan dan kekhilafannya.

Musa menuduh dengan sinis kepada Firaun bahwa perhatian kepadanya yang melimpah dulu adalah kedok untuk menutupi kejahatan perbudakannya kepada bani Israel. Firaun bertanya siapakah Tuhan Musa dan Harun.

Musa menjawab, “Tuhan kami ialah Tuhan yang telah menciptakan alam raya ini lengkap dengan isi dan aturannya.” Firaun tergelak dan berteriak kepada orang-orang sekelilingnya. 

Firaun menanggapi dengan angkuh, “Wahai kaumku, tidak ada Tuhan bagimu selain aku. Haman! bakarlah untukku tanah liat, kemudian buatkan bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Aku benar-benar yakin bahwa dia pendusta.” Musa tetap mempersuasi Firaun agar beriman kepada Allah.

Tetapi Firaun tetap tidak percaya dan mengancam Musa. Nabi Musa terus berupaya meyakinkan Firaun dengan bukti-bukti mukjizat. Namun, Firaun tetap tidak bergeming. Bahkan Firaun menuduh Musa hendak melakukan tindakan kudeta terhadap Firaun.

Baca Juga:  Biografi Nabi Muhammad, Cerita Singkat Yang Patut Kita Pelajari

Firaun tidak mau kehilangan muka dan menantang Musa menentukan waktu untuk menggelar adu kekuatan antara Musa dengan Firaun. Musa menerima tantangan itu. 

Akan tetapi, bukan Firaun sendiri yang menghadapi Musa melainkan tukang sihir bayaran. Musa mengecam sikap pengecut Firaun ini. Firaun membela diri dan kembali menuding Musa benar-benar akan mengkudeta dirinya. Firaun menjanjikan hadiah istimewa bagi ahli sihir-ahli sihirnya bila dapat mengalahkan Musa.

Musa menantang ahli-ahli sihir Firaun sekaligus. Para tukang sihir itu mendemonstrasikan kekuatannya berupa tali-tali dan tongkat yang dilemparkan menjadi binatang yang merayap dengan cepat ke arah Musa. Demo itu membuat Musa gentar.

Allah menguatkannya untuk maju. Dengan gegas Musa melempar tongkatnya menjadi ular besar yang melahap binatang-binatag sihir itu. Tak ayal, tukang-tukang sihir Firaun terperangah dan mengaku takluk kepada Musa.

Mereka menyatakan beriman kepada Allah. Firaun geram dengan tindakan tukang sihirnya. Ia mengancam mereka dengan potong tangan dan salib di pangkal pohon kurma (Q.S Thaha 20:71).

Firaun mengumbar serapahnya bahwa siksanya lebih pedih dari siksa yang diancamkan Musa. Ternyata para tukang sihir itu mantap dengan pilihan keyakinannya karena meyakini bukti-bukti yang ditunjukkan Musa.

Baca Juga:  Ketika Kitab Ihya Ulumuddin Imam Ghazali Hendak Dibakar Ulama

Selanjutnya mukjizat Tongkat tersebut juga mampu membelah lautan saat Nabi Musa dikejar oleh pasukan Fir’aun. Laut yang terbelah itu akhirnya menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya di Laut Merah, Mesir. Allah SWT mengabadikan peristiwa mukjizat tongkat Nabi Musa AS dan tenggelamnya Fir’aun di Laut Merah di antaranya dalam surah Thaaha (surah ke-20) ayat 77-78, yaitu:

”Dan sungguh, telah kami wahyukan kepada Musa, ‘Pergilah bersama hamba-haba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatku) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam)’,” (77). ”Kemudian Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.” (78).

Mochamad Ari Irawan