New Normal untuk Pondok Pesantren, Efektifkah?

new normal pondok pesantren

Pecihitam.org – Pesantren dari semenjak lahirnya bangsa ini selalu memberikan dukungan penuh untuk bisa menjaga stabilitas dan kemajuan negara. Belakangan dunia pesantren tengah ramai dengan perbincangan terkait New Normal yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebab pemerintah juga menyarankan pesantren untuk menerapkan new normal. Hal ini kemudian menjadi problematika yang dilematis, sebab penerapan new normal yang diminta oleh pemerintah itu sulit dan memberatkan pondok pesantren.

Lalu apa sebetulnya new normal itu?

Pemerintah Indonesia akhirnya mulai mencoba berdamai dengan virus Covid-19. Tidak lagi menghindari tetapi hanya harus mawas diri, yakni dengan menerapkan tatanan kehidupan baru yang disebut new normal.

New normal ini disampaikan oleh pemerintah melalui Achmas Yurianto juru bicara penanganan Covid-19 yaitu dengan cara melakukan gaya hidup sehat dengan sering melakukan cuci tangan, memakai masker, menjaga jarak sampai menghindari kerumunan. Kurang lebih demikian yang menjadi protokol standar pemerintah.

Jadi masyarakat akan bisa beraktifitas seperti biasanya tetapi dengan protok standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun sebetulnya akan sulit untuk bisa diterapkan kendatipun oleh masyarakat pada umumnya.

Baca Juga:  Shalat Dirumah Lebih Utama daripada Shalat BerJamaah, Ini Penjelasannya

New normal ini mulai diberlakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan, kantor-kantor swasta dan juga fasilitas-fasilitas umum baik milik swasta maupun milik negara. Hal ini diberlakukan sebagai bentuk upaya pencegahan penularan covid-19.

Cara new normal ini bisa kita pahami sebagai bentuk kelonggaran pemerintah yang dilatar belakangi oleh stabilitas ekonomi yang semakin mengkhawatirkan, sehingga berefek pada naiknya tingkat kejahatan yang tinggi.

Lalu bagaimana Jika New Normal diberlakukan di pondok pesantren?

Menurut KH. Ghofarrozin ketua PP RMI (Rabithah Ma’had Islamiyah) permintaan dari pemerintah ini sangat sulit untuk bisa diiyakan. Sebab kita ketahui bersama bahwa pesantren adalah lembaga yang berbasis komunitas yang hidupnya secara bersama-sama, makan bersama dan tidur beesama.

Jika dipaksakan pesantren menerapkan new normal maka akan banyak sekali kendala dan permasalahan yang muncul. Diantaranya seperti :

  1. Identitas Santri, bagi kaum santri hidup secara bersama-sama itu sudah menjadi sebuah keumuman dan kekhasan tersendiri. Sehingga apabila harus diberikan jarak dalam setiap aktifitas akan mengganggu kehidupan di pesantren.
  2. Fasilitas pesantren. Fasilitas pesantren umumnya dibuat diperuntukan untuk bisa dipakai banyak orang. Bahkan dalam pesantren-pesantren salaf kita akan menjumpai satu kamar ukuran 6-7 meter persegi akan berisi 20-30 santri. Jadi apabila harus diberikan jarak maka ini juga akan menjadi masalah.
  3. Biaya alat kesehatan. Apabila diberlakukan new normal di pesantren maka pemerintah harus bisa menunjang untuk bisa memenuhi kebutuhan seperti rapid test, handsanitizer, tenaga medis dll. Apabila harus dilakukan secara mandiri oleh pesantren maka akan sudah pasti sulit untuk diterapkan. Sebab tidak semua pesantren memiliki financial yang cukup.
Baca Juga:  Menelisik Sastra Pesantren di Tengah Perkembangan Sastra Islami

Padahal kalo memang ada rencana untuk pemberlakuan new normal maka seharusnya pesantren dianjurkan untuk melakukan lockdown mandiri. Sebab lembaga pesantren tidak terikat dengan lembaga formal seperti sekolah.

Maka langkah yang paling memungkinkan hanya ada diantata dua pilihan.

  1. Tidak mengaktifkan dulu pesantren sampai keadaan memungkinkan untuk diaktifkan.
  2. Pesantren aktif seperti biasanya tanpa adanya pemberlakuan new normal yang diminta oleh pemerintah.

Menurut Kiai Ali munir Pimpinan pondok pesantren Assanusi Babakan Ciwaringin Cirebon, sebetulnya pondok pesantren bisa saja memberlakukan New normal tapi cuma beberapa point saja yakni sebatas menggunakan masker dan cuci tangan. Tapi kalo untuk menjaga jarak akan sulit untuk diberlakukan. Sebab apa-apa yang dilakukan di pesantren itu semuanya serba bersama.

Baca Juga:  Di Tengah Wabah Covid-19, Israel Tetap Serang Jalur Gaza Palestina

Apalagi jika pemerintah juga mendukung dengan memberikan alat rapid test itu akan bisa membantu pesantren. Sebab rata-rata pesantren itu tempatnya dibatasi dan hidupnya sehari-hari tidak jauh dari lokasi pesantren. Aksesnyapun hanya sedikit biasanya gerbang depan dan gerbang belakang saja, jadi akan bisa efektif jika melakukan rapid test.

Jadi permasalahan new normal di pondok pesantren ini juga patut diperhatikan lebih mendalam oleh pemerintah. Sebab pesantren merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari bangsa dan negara tercinta kita ini. Demikian semoga bermanfaat. Tabik.!

Fathur IM