Pesantren Modern dan Terpadu, Lembaga Pendidikan atau Kapitalisasi?

pesantren modern

Pecihitam.org – Pondok Pesantren adalah institusi lembaga pendidikan yang mengajarkan agama Islam. Pesantren hadir di Indonesia sudah sejak dulu dan dimana pada abad ke-14 pesantren melekat pada sebuah tokoh yaitu wali yang menjadi pimpinan dalam dunia pesantren sekaligus merangkap pada tokoh masyarakat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hadirnya pesantren di tengah-tengah masyarakat banyak memberikan dampak positif dalam sektor perekonomian. Seperti banyaknya masyarakat yang melakukan aktifitas jual beli ( berdagang ) di lingkungan pesantren.

Banyaknya masyarakat yang jual di lingkungan pesantren bukan berati pesantren sebagai pasar. Namun para pedangan tersebut memberikan pelayanan berupa makanan yang tidak didapatkan di dalam pesantren. Selain itu, terbukanya dalam proses ajar-mengajar di pendidikan pesantren kepada masyarakat umum.

Artinya tidak ada eksklusifitas dan kesenjangan sosial meskipun pesantren bertempat di tengah pemukinamn warga. Siapapun yang hendak belajar dan ingin menimba ilmu agama pengetahuan di dalam pesantren cukup dengan menemui seorang wali/kiai yang saat ini lebih di kenal dengan istilah ustadz.

Namun seiring berkembangnya waktu, dunia pesantren menutup diri di tengah-tengah masyarakat. Tradisi yang digaungkan oleh para leluhur (walisongo) yang mana setiap orang yang hendak ingin belajar di dalam dunia pesantren dengan mudah dipersilahkan.

Baca Juga:  Menilik Eksistensi Pesantren dari Santri Tradisional hingga Modern

Namun sekarang banyak kita temui bahwa salah satu persyaratan masuk di dalam pesantren adalah dengan uang. Hal tersebut tentu menjadi persoalan penting bagi masyarakat kurang mampu.

Pesantren berkembang dengan sebuah tradisi yang melingkupinya. Ini ditopang oleh kehadiran ustadz sebagai penjaga keutuhan dan konsistensi pendiriannya. Watak dan ideologi ustadz menyatu dengan kelembagaan pesantren. Dengan misi utama menyebarluaskan ajaran agama secara internal dalam kalangan umat Islam.

Selain menjadi negara yang mempunyai penduduk muslim tersbesar di dunia. Hadirnya pesantren juga menjadikan warna baru dalam masyarakat Indonesia. Zainal Arifin dalam bukunya yang berjudul “Perkembangan Pesantren Di Indonesia” ia menjelaskan bahwa banyak ilmuan dan tokoh nasional pernah belajar di pesantren dan banyaknya khzanah keilmuan Islam yang ditanamkan oleh pimpinan pesantren kepada santri-santrinya.

Zamakhsyari Dhofier juga menjelaskan bahwa peran seorang ustadz di dalam pesantren bukan hanya sebatas untuk mengejar uang, kekuasaan, dan keagungan duniawi. Namun tugas penting seorang ustadz adalah mendidik dan memberikan contoh atau akhalak yang baik kepada santri-santrinya.

Pesantren adalah sebuah kawasan yang khas yang ciri-cirinya tidak dimiliki oleh kawasan yang lain. Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem pendidikan pesantren tradisional yang menjadikannya khas adalah kiai, ustadz, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik.

Baca Juga:  Peci Hitam; Potret Kesalehan dan Kebudayaan Muslim Indonesia

Kemudian Syarifuddin Zuhry dalam sebuah penelitian di ditulis dalam sebuah jurnal yang berjudul “Budaya Pesantren Dan Pendidikan Karakter pada Pondok Pesantren Salaf”. Ia menjelaskan bahwa Secara garis besar, tipologi pesantren bisa dibedakan paling tidak menjadi tiga jenis. Walaupun agak sulit untuk membedakan secara ekstrim di antara tipe-tipe tersebut yaitu salafiyah (tradisional), khalafiyah (modern) dan terpadu.

Namun dalam perkembanganya, pesantren yang ada di Indonesia saat ini mayoritas menjadi pesantren modern dan terpadu. Semakin minimnya pesantren salafiyah di Indonesia yang membuat masyarakat tidak ada pilihan lain untuk memasukan putra dan putrinya di dalam pondok pesantren modern atau terpadu.

Di dalam pondok pesantren modern atau terpadu memang mengajarkan sistem pendidikan perpaduan antara sistem pendidikan tradisional dan modern. Namun disatusisi pondok pesantren tersebut juga menjadikan para santri untuk membayar lebih mahal untuk bisa masuk dalam pesantren.

Mahalnya  biaya yang ada di dalam pondok pesantren saat ini menjadi telaah faktor utama bagi masyarakat yang hendak memasukan anaknya ke dalam pesantren. Tidak hanya itu, banyaknya institusi lembaga pondok pesantren yang menjadi wahana dan tempat untuk berbisnis ternyata telah menjadi sebab mahalnya biaya yang harus dikeluarkan oleh walisantri.

Baca Juga:  Tahun 2020 Menjadi Nuqthatul Inthilaq (Titik Tolak) Globalisasi NU

Dengan dengan demikian, pesantren yang selama ini telah eksis di Indonesia ternyata banyak yang dilatarbelakangi oleh kepentingan duniawi dan kekuasaan. Hilangnya ruh pesantaren yang diajarkan oleh para leluhur, menjadikan pesantren-pesantren saat ini telah mengalami kemunduran dalam segi etika baik oleh santri dan juga ustadz.

Sehingga pentingnya menumbuhkan semangat mengajar dan mengabdi kepada Allah swt. Dengan melalui lembaga pendidikan pesantren yang tidak bertendensi pada keduniawian semata melainkan harus didasari dengan ruh para leluhur yang telah mendahului kita.

M. Dani Habibi, M. Ag