Ponpes di Kudus Batasi Santri dari Luar Kota

Pecihitam.org – Pondok pesantren di Kabupaten Kudus saat ini masih membatasi kedatangan santri yang berasal dari luar kota.

Hal itu diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren ‎Darul Falah, KH Ahmad Badawi.

Ia mengatakan, jumlah santri yang diasuhnya di sana mencapai 1.300 orang yang mayoritas berasal dari luar kota.

“Sebanyak 95 persennya santri kami dari luar kota. Sedangkan sisanya dari dalam Kabupaten Kudus,” kata KH Ahmad, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu, 10 Juni 2020.

Adapun santri yang berada di pondok pesantren, kata Kiai Ahmad, tidak diperkenankan untuk pulang ke rumah sementara waktu.

Sebaliknya, santri yang sudah terlanjur kembali ke rumah pun terpaksa mengikuti pembelajaran virtual melalui daring.

Baca Juga:  SKT Masih Dikaji Pemerintah, FPI Mengaku Tidak Akan Ingkar Janji dan Akan Setia Kepada Pancasila dan NKRI

“Jadi saat ini yang masih aktif dan tinggal di pondok pesantren ini ada sekitar 200 orang,” ujarnya.

KH Ahmad juga menekankan kepada para santri agar menghindari penggunaan peralatan mandi dan barang-barang lainnya secara bersama.

“Setiap santri harus memiliki peralatan mandi, pakaian, alat makannya sendiri-sendiri untuk mencegah terjadinya penularan covid-19,” ujarnya.

“Kebersamaan itu tidak harus ditunjukkan dengan menggunakan barang bersama. Jadi di sini sudah tidak ada,” sambungnya.

Pengasuh Putri Pondok Pesantren‎ Sirajul Hannan, Ukhawatun Hasanah, menjelaskan bahwa pihaknya masih belum berani menerima santri dari luar kota.

“Dari luar kota belum boleh. Jumlahnya juga tidak banyak, tidak sampai 50 persennya dari seluruh santri di sini berjumlah 100 orang,” ujarnya.

Baca Juga:  Pentingnya Dakwah dan Peranan Santri di Era Digital

Mayoritas santri, kata Ukhwatun, merupakan perempuan sebanyak 70 orang sedangkan laki-lakinya sebanyak 30 orang.

“30 orang santri yang ada di sini merupakan penghafal Alquran,” terangnya.

Muhammad Fahri