Tahukah Kamu? Masjid Qiblatain Ini Punya Dua Arah Kiblat yang Berbeda

masjid qiblatain

Kabbah di Mekkah merupakan bangunan yang menjadi kiblat seluruh umat islam di bumi ini. Setiap bangunan masjid, baik bentuk maupun arahnya akan mengikuti dari bangunan yang didirikan Nabi Ibrahim dan Ismail tersebut. Namun tahukah kamu ternyata ada masjid yang memiliki dua kiblat sekaligus yaitu Masjid Qiblatain di Madinah. Di Masjid ini terdapat tempat pengimaman dengan arah kiblat yang berlawanan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Masjid Qiblatain atau yang artinya Masjid dua kiblat termasuk salah satu dari tiga bangunan yang paling awal berdiri dalam sejarah Islam, selain masjid Quba dan Nabawi. Masjid ini awalnya bernama masjid Bani Salamah.

Di masjid inilah terjadi peristiwa besar dan sangat penting bagi sejarah perkembangan agama Islam. Yakni berpindahnya arah kiblat shalat umat Islam yang awalnya menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem kemudian berpindah menghadap ke Baitullah Ka’bah.

Dahulu Baitul Maqdis memang menjadi kiblat untuk sebagian Nabi dari Bani Israil dan berlanjut hingga masa Nabi Muhammad Saw. Namun Rasulullah SAW lebih suka shalat menghadap ke kiblatnya Nabi Ibrahim AS yaitu Kabbah. Sehinggabeliau sering shalat di antara sudut Ka’bah, sehingga ketika shalat posisi Ka’bah ada di antara beliau dan Baitul Maqdis.

Baca Juga:  Sholawat Tibbil Qulub; Siapakah Penulis dan Apa Keutamaannya?

Namun ketika Nabi Muhammad harus hijrah ke Madinah hal tersebut tidak bisa beliau lakukan lagi. Selama di Madinah Rasulullah Saw shalat dengan menghadap ke Baitul Malqis sekitar tujuh belas bulan. Dalam kurun waktu itu Nabi Saw selalu berdoa agar Allah SWT menurunkan wahyu tentang pemindahan kiblat ke arah Ka’bah. Dengan ijin Allah SWT, doa tersebut dikabulkan dengan dirunkannya surat Al Baqarah: 144,

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Baca Juga:  Inilah 6 Jenis Kelompok Orang dalam Pelaksanaan Sholat Jumat

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 144)

Wahyu tersebut turun pada pertengahan bulan Sya’ban, tahun ke-2 Hijriyah, ketika Rasulullah SAW sedang melaksanakan shalat dzuhur di Masjid Bani Salamah. Seketika ditengah-tengah shalat beliau kemudian langsung memutar arah kiblat dari awlanya ke arah Baitul Malqis berpindah ke arah Ka’bah.

Sejak saat itu, arah kiblat kaum Muslimin pun berubah ke Kabah di Masjidil Haram, di Makkah. Untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa tersebut, Masjid Bani Salamah ini lantas diganti namanya menjadi Masjid Qiblatain.

Baca Juga:  Seperti Apa Sosok Perempuan Ideal Menurut Al-Qur’an? Ini Penjelasannya

Saat ini Masjid Qiblatain menjadi salah satu tempat kunjungan wajib umat muslim yang sedang wisata religi ke Madinah. Jika masuk ke dalam masjid akan terlihat bekas tempat pengimaman shalat yang dulu dipakai saat kiblat menghadap Baitul Maqdis berupa pasir dan tidak ada sajadah. Sebaliknya, tempat pengimaman yang sekarang telah memiliki mimbar khusus lengkap dengan sajadahnya.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik