Agus Rahardjo Tolak Kehadiran UAS, PBNU: Mungkin Untuk Menjaga Netralitas KPK

Ustaz Abdul Somad

Pecihitam.org – Menanggapi pernyataan Ketua KPK, Agus Rahardjo yang menolak kehadiran Ustad Abdul Somad (UAS) di KPK, Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Marsudi Suhud menilai apa yang dilakukan Agus tersebut hanya untuk menjaga netralitas KPK.

“Jadi itukan salah satu cara, mungkin untuk menjaga netralitas beliau (KPK), yang demikian ini adalah pertimbangan beliau sendiri (ketua KPK),” kata Marsudi, dikutip dari Republika, Kamis, 21 November 2019.

Menurutnya, Agus Rahardjo merupakan orang yang mengetahui bagaimana kondisi dan situasi di KPK.

Marsudi menilai, Agus hanya tidak ingin kedatangan UAS justru menjadikan KPK seolah berafiliasi dengan politik tertentu.

“Beliau Pak Agus atau Ketua KPK atau orang KPK, itu yang tahu situasinya, yang tahu pertimbangannya, (bahwa kedatangan UAS) nanti dikira miring ke kanan-miring ke kiri. Yang tahu persis adalah beliau (Agus) sendiri,” ujar Marsudi.

Baca Juga:  Abu Rara, Pengikut ISIS yang Menyerang Wiranto Divonis 12 Tahun Penjara

Lagipula, lanjut Marsudi, banyak ustaz dan kiai yang bisa mengisi kajian di KPK. Namun, semua itu kembali lagi terhadap orang-orang di KPK.

“Ya itu tergantung pada hati kecil atau perasaan di lingkungan KPK. Karena sesungguhnya mau mengundang siapa saja itukan pilihannya banyak, ustaz dan kiai itu banyak, semuanya bisa memilih dan saya yakin di antara satu dengan orang lain referensinya beda-beda,” terangnya.

Terkait isi ceramah UAS yang tidak menyinggung politik namun kehadirannya tetap dipermasalahkan, pihaknya menyarankan agar menanyakan langsung ke pimpinan KPK. Sebab menurutnya, KPK pastinya memiliki pertimbangan.

“Nah itu tanyakan kepada Pak Agus dan KPK, kan yang punya perasaan menyinggung atau tidak beliau,” ujarnya.

Baca Juga:  Siap Perang, Iran Bersumpah Akan Membalas Jika AS Menyerang

“Ketika referensi berbeda-beda maka akan memilih yang lebih tepat, dengan kata lain yang lebih aslah, lebih maslahah. Karena tujuannya baik pasti memilihnya adalah hal yang lebih baik. Agar jangan tujuannya baik nanti hasilnya malah tidak baik. Nah itu yang punya pertimbangan adalah orang di KPK sendiri,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *