Ayatollah Ali Khamenei Pimpin Shalat Jumat, Pertama Kalinya Sejak 2012

Pecihitam.orgKhatib sekaligus imam Shalat Jumat di Teheran, Iran pada Jumat, 17 Januari 2020, diisi oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Hal itu merupakan yang pertama dalam delapan tahun terakhir bagi Khamenei menyampaikan khutbah secara langsung di hadapan masyarakat Iran. 

Dilansir dari situs resmi NU, Jumat, 17 Januari 2020, terakhir kalinya Khamenei menyampaikan khutbah dan memimpin Shalat Jumat di Masjid Mosalla Teheran pada Februari 2012 lalu pada peringatan 33 tahun revolusi negara itu dan pada saat krisis karena masalah nuklir Iran.

Ketika itu, dalam khutbahnya Khamenei  menyampaikan khutbah tersebut yang dinilainya sebagai tindakan simbolis yang signifikan.

Hal itu biasanya dilakukan ketika Pemimpin Tertinggi Iran tersebut ingin menyampaikan pesan penting kepada orang-orang. Memang, selama ini Khamenei muncul ke publik ketika keadaan Iran sedang bergejolak misalnya setelah aksi protes sengketa pemilu 2009, saat Arab Spring 2011, dan ketika menghadapi sanksi AS atas pengembangan nuklir pada 2012. 

Baca Juga:  Aksi Doa Bersama Untuk Uighur Dituding Ditunggangi FPI dan HTI

Khamenei yang muncul di hadapan publik ini menyusul keadaan Iran yang ‘gaduh’ dalam dua pekan terakhir, terutama setelah Komandan Pasukan Quds, Jenderal Qasem Soleimani, tewas dalam serangan dalam serangan Amerika Serikat (AS) dan jatuhnya pesawat komersil Ukraina oleh Iran.

“Bangsa Iran sekali lagi akan menunjukkan persatuan dan kebesaran mereka,” kata Markas Shalat Jumat Teheran, dilansir laman Aljazeera, Jumat, 17 Januari 2020.

Presiden Iran Hassan Rouhani juga sebelumnya menegaskan bahwa Iran bekerja setiap hari untuk mencegah konfrontasi militer dan perang.

Hasan Rouhani menyatakan bahwa Iran masih mungkin melakukan dialog dengan dunia.

Diketahui, saat ini ketegangan antara Teheran dan Washington menurun ketika Iran mengakui menembak jatuh pesawat komersil Ukraina. Tragedi tersebut menewaskan 176 orang, sebagian besar warga negara Iran dan Kanada. 

Baca Juga:  Tolak Kesepakatan Damai Timteng Prakarsa Trump, Palestina: Itu Proposal Zionis Israel
Muhammad Fahri