Inilah Dua Macam Taubat yang Tidak Diterima Oleh Allah

taubat yang tidak diterima allah

Pecihitam.org – Hampir setiap manusia pernah melakukan perbuatan dosa. Dalam hidupnya, tidak henti-hentinya setan merayu manusia untuk berbuat kejelekan. Mereka tidak akan pernah menyerah sampai manusia masuk dalam perangkapnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Akan tetapi, kasih sayang Allah swt masih sangat luas untuk menyayangi hambanya. Allah membuka pintu maaf selebar-lebarnya meskipun hambanya telah berulang kali melakukan dosa. Namun, ada kalanya Allah menutup pintu ampunan. Disebutkan dalam suatu ayat bahwa pintu taubat akan ditutup dalam dua keadaan.

Taubat merupakan ritual pembersihan dosa. Hampir setiap hari manusia selalu melakukan tindakan melanggar perintah Tuhan. Meskipun perintah sudah jelas disebutkan, akan tetapi godaan setan begitu kuat hingga manusia tidak tahan untuk menjalankan apa yang setan perintahkan.

Ada satu kepuasan tersendiri ketika melaksanakan tindakan dosa. Namun di samping itu ada sebuah kegelisahan dalam diri setelah melakukan tindakan yang tidak dibenarkan.

Manusia diciptakan dari zat yang suci. Terlahir dalam wajah cerah, tanpa adanya dosa sedikitpun yang memancar dalam senyum keindahan. Tangisannya selalu diharapkan dan membawa kebahagiaan keluarga. Kelahirannya ditunggu-tunggu, bahkan dibesarkan dengan penuh harapan.

Baca Juga:  Tidak Cukup Menyesal, Inilah Tiga Syarat Agar Taubat Diterima Allah

Dalam perjalannya, manusia menapaki rintangan yang tidak sedikit. Ada beberapa lika-liku kehidupan yang menjerumuskan manusia dalam kejahatan. Setan menjadi pelancar dalam setiap tindakan kejahatan yang dilakukan manusia. Menjadi penyemangat tersendiri bagi mereka yang berlaku jahat.

Meskipun manusia kerap melanggar perintah Allah swt, Tuhan tidak henti-hentinya membuka pintu maaf bagi manusia. Berulang kali berbuat dosa, Allah tetap tidak tega kepada hamba-Nya. Sebisanya semua manusia mendapat kenikmatan berupa surga. Akan tetapi, manusia tidak menyadari semua itu. Mereka tidak henti-hentinya berlaku dosa.

Dari banyaknya ampunan yang diberikan Allah swt, ada dua keadaan dimana taubat yang dilakukan manusia namu tidak diterima oleh-Nya. Hal ini disebutkan jelas dalam Surat An-Nisa’ ayat 18-19. Allah menjelaskan secara gamblang dalam ayat tersebut agar dijadikan peringatan dan pembatas dalam melaksanakan dosa.  

“Dan tobat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” Dan tidak (pula diterima tobat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.” (QS. An-Nisa’: 18-19).

Dalam ayat tersebut, Allah menganjurkan ketika melaksanakan kejahatan agar segera bertobat. Allah tidak mau hambanya masuk dalam kelarutan dosa. Orang yang beruntung adalah mereka yang segera bertobat saat melakukan dosa.

Baca Juga:  Larangan Merusak Gereja dan Tempat Ibadah Agama Lain dalam Islam

Dirinya sadar bahwa semakin banyak dosa yang dia lakukan, maka akan banyak titik keraguan yang timbul dalam hatinya. Titik-titik itu akan menjadi magnet kuat untuk melakukan tindak kejahatan lainnya sampai dirinya melaksanakan pertobatan.

Selain itu dalam ayat diatas juga memberikan informasi terkait kapan dan bagaimana taubat yang tidak diterima oleh Allah.

Pertama, keadaan dimana seorang hamba melaksanakan pertaubatan saat mendekati ajalnya. Saat ruh mulai dicabut dari jasad, tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat. Yang ada hanyalah kepasrahan atas semua perbuatan yang selama ini dilakukan.

Kedua, orang-orang yang mati dalam kekafiran atau tidak membawa iman. Kematian diartikan penutup segala bentuk amal baik dan itu termasuk pertobatan yang ia lakukan. Seberapa pun ia menyesal, tidak ada artinya karena telah berada dalam penutupan usia. Waktu tidak bisa dikembalikan. Dan sisa hidupnya sudah tidak bisa diperbaiki kembali.

Baca Juga:  Berkeluh Kesah di Media Sosial Menurut Pandangan Islam

Maka sudah seharusnya sebagai manusia kita selalu waspada. Selalu melaksanakan taubat setiap saat meskipun kita tidak merasa melaksanakan dosa. Mungkin dalam waktu tertentu, ada beberapa dosa yang tidak kita sadari. Ada beberapa dosa yang menumpuk pada diri. Maka dari itu, diperlukan pertobatan untuk menghapus semua. Sebelum terlambat marilah kita bertobat.

Muhammad Nur Faizi