Hadits Shahih Al-Bukhari No. 100 – Kitab Ilmu

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 100 – Kitab Ilmu ini, menjelaskan tentang Aisyah istri Rasulullah saw yang selalu menanyakan segala sesuatu sampai dia benar-benar mengerti hal tersebut. Hal ini menjadi contoh bagi kalangan penuntut ilmu agar selalu bertanya dan jangan pernah malu untuk bertanya kepada guru atau syaikh yang menyampaikan ilmu.  Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 1 Kitab Ilmu. Halaman 378-379.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ قَالَ أَخْبَرَنَا نَافِعُ بْنُ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ لَا تَسْمَعُ شَيْئًا لَا تَعْرِفُهُ إِلَّا رَاجَعَتْ فِيهِ حَتَّى تَعْرِفَهُ وَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى { فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا } قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Sa’id bin Abu Maryam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Nafi’ bin Umar] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa [Aisyah] istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali menanyakannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai dia mengerti, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Siapa yang dihisab berarti dia disiksa” Aisyah berkata: maka aku bertanya kepada Nabi: “Bukankah Allah Ta’ala berfirman: “Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan” Aisyah berkata: Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang dimaksud itu adalah pemaparan (amalan). Akan tetapi barangsiapa yang didebat hisabnya pasti celaka”.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 194 – Kitab Wudhu

Keterangan Hadis: الْعَرْض berarti menghadapkan seorang hamba di depan pengadilan Allah.

نُوقِشَ (Dihisab dengan teliti). Maksudnya, bahwa pemeriksaan Allah terhadap seorang hamba akan menyebabkan adanya siksaan, karena perbuatan baik seorang hamba tergantung apakah perbuatan tersebut diterima atau tidak. Jika bukan karena rahmat Allah yang menjadikan amal perbuatan tersebut diterima di sisi-Nya. maka dia tidak akan selamat dan siksa-Nya.

يَهْلِك (Binasa). Hadits ini menjelaskan antusiasme Aisyah untuk memahami makna setiap hadits. dan Nabi pun tidak pernah merasa bosan untuk menjelaskan setiap ilmu yang ditanyakan, maka hadits ini mengandung isyarat diperbolehkannya mengadakan dialog dan mendiskusikan sesuatu, menghubungkan Sunnah dan Al Qur’an serta perbedaan manusia dalam pemeriksaan (hisab) Allah.

Kemudian muncul pertanyaan, apakah hal ini tidak berarti larangan bagi para sahabat untuk banyak bertanya sesuai dengan Firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diteragkan kepada mu, niscaya menyusahkankamu.“(Qs. Al Maa’idah (5): 101) dan hadits Anas, “Kami dilarang untuk mengajukan pertanyaan akan sesuatu hal kepada Nabi.”

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 609-611 – Kitab Adzan

Kasus serupa juga pernah terjadi pada selain Aisyah, seperti dalam hadits Hafshah ketika mendengar sabda Nabi yang menyatakan, “Tidak akan masuk neraka mereka-merek yang mati syahid dalam medan pertempuran Badar dan Hudaibiyah,” Hafshah berkata, “Bukankah Allah berfirman. ‘Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendalangi neraka itu.'”(Qs. Maryam (19):71) Kemudian Beliau menjawab, “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa ” (Qs Maryam (19) 72)

Ketika turun ayat الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانهمْ بِظُلْمٍ sahabat menanyakan siapa yang tidak berbual zhalim (aniaya) terhadap dirinya sendiri’.’ Nabi menjawab bahwa maksud dan kata الظلم (aniaya) dalam ayat tersebut adalah syirik kepada Allah.

Pengertian yang dapat diambil dari ketiga hadits tersebut حساب (hadits Aisyah). الورود (hadits Hafshah) dan الظلم (hadits sahabat), yaitu adanya kata yang masih mempunyai pengertian yang sangat umum, maka Rasulullah menjelaskan arti khusus dan kata lersebul Kejadian seperti ini tidak banyak terjadi di kalangan para sahabat, karena mereka mengerti dan memahami bahasa Arab.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 337 – Kitab Shalat

Dari sini dapat dipahami, bahwa pertanyaan yang dilarang sebagaimana yang dijelaskan di depan adalah pertanyaan vang akan menyulitkan orang yang bertanya, sebagaimana dalam firman-Nya, “Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan ,maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabih untuk menimbulkan fitnah“(Qs. Aali Imraan (3): 7) atau dalam hadits Aisyah, “Apabila kalian melihat mereka menanyakan mengenai hal itu. maka mereka adalah orang-orang yang termasuk dalam ancaman Allah pada kalimat فَاحْذَرُوهُمْ (jauhilah).”

Oleh sebab itu, diceritakan bahwa Umar pernah mengingkari dan menghukum seorang bernama Subaigh karena terlalu banyak mengajukan pertanyaan. Penjelasan lebih lanjut mengenai hai ini, insya Allah akan dijelaskan dalam kitab Al I’tisham dan Ar-Riqaq.

M Resky S