Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 79 – Kitab Ilmu ini, menjelaskan juga tentang sebagian dari tanda-tanda datanganya atau semakin dekatnya hari kiamat. Didalam hadis ini Rasulullah saw menjelaskan bahwa tanda-tanda tersebut adalah punahnya ilmu pengetahuan agama, meningkatnya kejahilian atau kebodohan, munculnya perzinahan dimana-mana dan yang terakhir adalah banyaknya jumlah wanita daripada lelaki. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 1 Kitab Ilmu. Halaman 341-344.
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَأُحَدِّثَنَّكُمْ حَدِيثًا لَا يُحَدِّثُكُمْ أَحَدٌ بَعْدِي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ
Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu’bah] dari [Qotadah] dari [Anas bin Malik] berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah sedikitnya ilmu dan merebaknya kebodohan, perzinahan secara terang-terangan, jumlah perempuan yang lebih banyak dan sedikitnya laki-laki, sampai-sampai (perbandingannya) lima puluh perempuan sama dengan hanya satu orang laki-laki.
Keterangan Hadis: لَأُحَدِّثَنَّكُمْ (Akan kusampaikan kepada anda). Itu adalah jawaban qasam (sumpah) yang dihilangkan yaitu وَاَللَّه لَأُحَدِّثَنَّكُمْ “Demi Allah akan kusampaikan kepada anda.” Hal ini ditegaskan oleh Abu Awanah dari jalur Hasyim dari Qatadah Imam Muslim mempunya1 riwayat lain dari Ghundur dari Syu’bah, أَلَا أُحَدِّثكُمْ (Apakah aku akan menyampaikan kepada kalian?), maka kemungkinannya adalah pada mulanya dia mengatakan kepada mereka, أَلَا أُحَدِّثكُمْ “‘Apakah aku akan menyampaikan kepada kalian? Mereka menjawab, “Ya ” Setelah itu baru dia berkata, لَأُحَدِّثَنَّكُمْ
لَا يُحَدِّثكُمْ أَحَد بَعْدِي (Tidak akan disampaikan oleh orang kepadamu sepeninggalku), begitulah lafadz Bukhari dan Muslim dengan menghapus objek. Ibnu Majah dari Ghundur dan Syu’bah mempunyai lafadz لَا يُحَدِّثكُمْ بِهِ أَحَد بَعْدِي Mushannif memiliki lafadz dari jalur Hasyim لَا يُحَدِّثكُمْ بِهِ غَيْرِي dan Abu Awanah mempunyai lafazd dari jalur ini juga. لَا يُحَدِّثكُمْ أَحَد سَمِعَهُ مِنْ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدِي (Yang tidak akan disampaikan orang kepadamu apa yang dia dengar dan Rasulullah sepeninggalku).
Anas telah mengetahui bahwasanya tidak ada satu pun orang yang mendengarnya dan Rasulullah kecuali dia sendiri, karena dia yang paling terakhir meninggal diantara sahabat-sahabat dari Basharah. Barangkali tujuan perkataan dia waktu itu adalah penduduk Bashrah ataupun untuk kalangan umum. Dia menyampaikan hadits ini pada akhir hayatnya, karena waktu itu tidak ada sahabat yang tersisa setelah dia yang menetapkan pendengarannya dari Nabi kecuali sedikit.
Ibnu Baththal mengatakan, “Kemunginan Anas mengatakan hal ini ketika dia menemukan adanya kekurangan ilmu, maka dia mengabarkan hadits yang dimilikinya. Karena jika tidak, keadaan akan semakin buruk. Saya katakan, bahwa pendapat pertama lebih tepat.
سَمِعْت (Telah saya dengar. Kalimat ini sebagai penjelasan atau sebagai pengganti kalimat لَأُحَدِّثَنَّكُمْ
أَنْ يَقِلّ الْعِلْم (Berkurangnya ilmu). Dalam riwayat Muslim dari Ghundur dan selain dia dari Syu’bah, أَنْ يُرْفَع الْعِلْم begitu juga riwayat Ibnu Abi Syaibah dari Said dan para Mushannnif (penulis) dalam bab “Hudud” riwayat dari Hamam dan dalam bab “Nikah” dari Hisyam yang kesemuanya itu dari Qatadah. Lafazh itu sama dengan riwayat Abi Athiyah dan mushanmf dalam bab “Al Asyribah” dari jalur Hisyam, أَنْ يَقِلّ maka kemungkinan yang terjadi adalah ilmu menjadi langka dan setelah itu punah.
وَتَكْثُر النِّسَاء (Dan banyak perempuan). Ada yang mengatakan penyebabnya adalah karena banyaknya peperangan sehingga kaum lelaki banyak yang terbunuh. Abu Abdul Malik mengatakan, bahwa hal ini merupakan pertanda sering terjadinya peperangan yang menimbulkan meningkatnya jumlah tawanan sehingga setiap orang laki-laki mengawini perempuan lebih dari satu.
Saya katakan bahwa pandangan ini perlu diteliti kembali, karena dalam hadits Abu Musa dalam bab “zakat” disebutkan dengan jelas, “sedikitnya kaum laki-laki dan banyaknya kaum perempuan” dimana hal ini merupakan fenomena yang bukan karena sebab lain. akan tatapi memang takdir Allah menetapkan pada akhir zaman dengan mengurangi anak laki-laki yang lahir dan memperbanyak anak perempuan. Banyakmu jumlah wanita sebagai tanda-tanda kiamat adalah sesuai dengan timbulnya kebodohan dan punahnya ilmu.
Maksud (setiap lima puluh) adalah jumlah perempuan dan laki-laki adalah 50 berbanding 1, atau mungkin juga kata tersebut adalah kiasan yang menggambarkan banyaknya jumlah kaum hawa. Hal ini dikuatkan oleh hadits Abu Musa yang memebutkan, “kamu melihat seorang laki-laki diikuti empat puluh orang wanita.
الْقَيِّم (Pengawal) atau orang yang mengurus urusan kaum hawa. Huruf “lam ” pada kata tersebut berfungsi untuk mengisyaratkan, bahwa kaum laki-laki adalah sebagai pemimpin kaum wanita.
Disebutkannya lima tanda kiamat secara khusus adalah mengisyaratkan bahwa lima tanda-tanda inilah yang menjadi pemicu kesenjangan dan kerusakan, dimana dengan menjaga hal-hal ini akan membawa kebaikan dunia dan akhirat. Pertama adalah agama, karena dengan punahnya ilmu berarti agama juga sekarat. Kedua adalah akai, karena dengan minum alkohol akan merusak pikiran. Ketiga adalah keturunan, karena perzinaan akan merusak keturunan, Terakhir adalah jiwa dan harta, karena dengan banyaknya peperangan akan merusak keduanya.
Al Karmani mengatakan, bahwa kerusakan lima perkara ini merupakan tanda runmhnya dunia karena manusia telah meremehkannya dan tidak ada nabi lagi setelah Nabi kita Muhammad SAW. maka hal-hal tersebut akan menjadi kenyataan.
Al Qurtubi mengatakan, bahwa hadits ini memberitahukan akan ilmu kenabian, karena Nabi memberitakan apa yang akan terjadi dan hal ini sungguh-sungguh terjadi, khususnya pada zaman sekarang.
Dalam kitab Tadzkirah, Al Qurtubi juga mengatakan. “Mungkin yang dimaksud dengan “Al Qayyim” adalah orang yang mengurusi urusan perempuan, terlepas apakah dia seorang istri atau tidak. Mungkin juga hal itu terjadi pada zaman dimana tidak tersisa lagi orang yang mengucapkan Allah, sehingga dia mengawini hanya seorang istri karena tidak tahu hukum syar’i.” Saya katakan, bahwa hal tersebut telah kita jumpai pada beberapa umara (penguasa) dan urang-orung selam mereka pada masa sekarang.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020