Ini Hujjah Peringatan Haul yang Dianggap Bid’ah Tercela oleh Salafi Wahabi

Ini Hujjah Peringatan Haul yang Dianggap Bid'ah Tercela oleh Salafi Wahabi

Pecihitam.org – Kalau kita amati, akhir-akhir ini banyak dijumpai acara haul, baik yang diselenggarakan perorangan maupun organisasi. Ada yang dilangsungkan secara sederhana, dengan memanggil kerabat serta tetangga dekat, untuk bersama-sama melaksanakan tahlil atau khataman Al-Qur’an.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Baca juga: Apa Sih Tahlilan Itu? Sunnah dan Fadhilah Apa Sih Di Dalamnya?

Apa Itu Haul?

Haul adalah ritual ziarah tahunan yang di kemas sebagai metode dakwah yang di himpun dari As-Sunnah. Di dalam acara ziarah tahunan atau Haul, kita di ajak untuk menziarahi ulama/wali/syuhada yang telah meninggal, agar kita bisa mencontoh dan meneladani perjuangan dakwah mereka serta mendoakan mereka.

Haul dalam pembahasan ini diartikan dengan makna setahun. Jadi peringatan haul maksudnya ialah suatu peringatan yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan wafatnya seseorang yang ditokohkan oleh masyarakat, baik tokoh perjuangan atau tokoh agama/ulama kenamaan.

Ritual ziarah tahunan seperti ini pernah di lakukan oleh Rasullullah ﷺ dan diikuti oleh para sahabat beliau seperti dalam hadits yang di abadikan oleh Al-hafidz Ibnu Katsir dalam kitab tafsir beliau sewaktu menafsirkan surat Ar-Ra’d, ayat 24 beliau berkata:

وقد جاء في الحديث : أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – كان يزور قبور الشهداء في رأس كل حول ، فيقول لهم : ( سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار ) وكذا أبو بكر ، وعمر وعثمان

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ menziarahi kuburan para syuhada setiap Haul (tahunnya) dan mengucapkan ayat berikut kepada mereka: Salam (keselamatan) untuk kalian berkat kesabaran kalian dan sebaik baiknya nikmat/balasan adalah balasan akhirat (Qs. Ar-Ra’d: 24).

Baca Juga:  Peran Santri dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia

Begitupun Abu bakar, Umar dan Ustman melakukan hal yang sama. disebutkan juga di dalam Tarikh Madinah oleh Ibnu Syabbah:

قال أبو غسان : حدثني عبد العزيز بن عمران ، عن موسى بن يعقوب الزمعي ، عن عباد بن أبي صالح ، ” أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يأتي قبور الشهداء بأحد على رأس كل حول ، فيقول : سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار (سورة الرعد آية 24) قال : وجاءها أبو بكر ، ثم عمر ، ثم عثمان رضي الله عنهم.

Telah berkata Abu Ghassan: telah berkata kepadaku Abdul Aziz bin Imran dari Musa bin Yaqub al-Zam’i dari Abbad bin Abi Shaleh, bahwa Rasulullah ﷺ mendatangi makam para Syuhada yang berada di Uhud setiap Haul (tahunya), kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat: Salam (keselamatan) untuk kalian berkat kesabaran kalian dan sebaik baiknya nikmat/balasan adalah nikmat/ balasan akhirat (Qs. Ar-Ra’d: 24 ).

Perawi (Abbad bin Abi Shaleh) berkata: begitupun Abubakar melakukan hal yang sama (yaitu mendatangi kuburan para syuhada),dan Umar, dan juga Ustman Radliyallahu ‘anhum.

Al-Imam al-Baihaqi dalam kitab Dalaailun-nubuwah, dan Imam Abdurrazzaq dalam Musannaf Abdurrazzaq, juga meriwayatkan dengan lafadz yang semisal.

Tujuan Haul

Tujuan ‘mengenang’ kembali seorang ulama dalam biografi ataupun tradisi yang sering dilakukan oleh Aswaja dalam mengadakan haul ulama dengan menyebutkan kisahnya selama hidupnya adalah untuk ‘meneladani keshalehannya’. Hal ini sudah dilakukan sejak zaman sahabat:

عَنْ سَعْدٍ قَالَ أُتِيَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَوْمًا بِطَعَامِهِ فَقَالَ قُتِلَ مُصْعَبُ بْنُ عُمَيْرٍ وَكَانَ خَيْرًا مِنِّي فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مَا يُكَفَّنُ فِيهِ إِلاَّ بُرْدَةٌ وَقُتِلَ حَمْزَةُ أَوْ رَجُلٌ آخَرُ خَيْرٌ مِنِّي فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مَا يُكَفَّنُ فِيهِ إِلاَّ بُرْدَةٌ لَقَدْ خَشِيْتُ أَنْ يَكُونَ قَدْ عُجِّلَتْ لَنَا طَيِّبَاتُنَا فِي حَيَاتِنَا الدُّنْيَا ثُمَّ جَعَلَ يَبْكِي

Baca Juga:  Mengucap Kalimat Tauhid Saja Tidaklah Cukup, 5 Hal Ini Juga Harus Dipenuhi

“Diriwayatkan dari Sa’d bahwa Abdurrahman bin Auf suatu hari disuguhi makanan. Ia berkata: “Mush’ab bin Umair telah terbunuh, ia lebih baik dariku, tak ada yang dapat dibuat kafan untuknya kecuali kain selimut. Hamzah juga telah terbunuh, ia lebih baik dariku, tak ada yang dapat dibuat kafan untuknya kecuali kain selimut. Sungguh saya kuatir amal kebaikan-kebaikan kami segera diberikan di kehidupan dunia ini”. Kemudian Abdurrahman bin Auf menangis” (Riwayat Bukhari No 1195)

Dalam hal ini al-Hafidz Ibnu Hajar mengutip dari ahli hadis:

قَالَ ابْنُ بَطَّالٍ وَفِيْهِ أَنَّهُ يَنْبَغِي ذِكْرُ سِيَرِ الصَّالِحِيْنَ وَتَقَلُّلِهِمْ فِي الدُّنْيَا لِتَقِلَّ رَغْبَتُهُ فِيْهَا.

“Ibnu Baththal telah berkata: Dalam riwayat ini dianjurkan menyebut kisah-kisah orang saleh dan kesederhanannya terhadap duniawi. Tujuannya agar tidak cinta dunia” (Fathul Bari 7/354).

Abdullah Ibn Mubarak berkata:

قَالَ ابْنُ الْمُبَارَكِ رَحِمَهُ اللهُ : (سِيَرُ الصَّالِحِيْنَ جُنْدٌ مِنْ جُنُوْدِ اللهِ يُثَبِّتُ اللهُ بِهَا قُلُوْبَ عِبَادِهِ) وَمِصْدَاقُ ذَلِكَ مِنَ اْلقُرْآنِ قَوْلُ اللهِ تَعَالَى: {وَكُلاًّ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ} [هود:120]… يَحْتَاجُ اْلإِنْسَانُ إِلَى زِيَارَةِ مَنْ يُبْكِيْهِ، وَإِذَا لَمْ يَجِدْهُ فِي اْلأَحْيَاءِ، اِطَّلَعَ عَلَى سِيْرَتِهِ فِي اْلأَمْوَاتِ (دروس للشيخ محمد الحسن الددو الشنقيطي 5/ 28)

Abdullah bin Mubarak berkata: “Sejarah orang-orang shaleh adalah salah satu pasukan Allah, yang dapat mengokohkan hati hamba-hamba Allah. Sebagaimana dalam firman Allah: Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman [Hud: 120]… Seseorang butuh untuk berkunjung kepada sosok manusia yang dapat membuatnya menangis. Jika tidak menemukannya di kalangan yang masih hidup, maka pelajarilah dari sejarah orang-orang yang telah wafat” (Syaikh Hasan asy-Syanqithi)

Baca Juga:  Hukum Istri Menelan Sperma Suami Saat Berhubungan Intim, Bolehkah?

Dalam riwayat hadis disebutkan:

وَفِي الْحَدِيْثِ : ذِكْرُ اْلاَنْبِيَاءِ مِنَ الْعِبَادَةِ وَذِكْرُ الصَّالِحِيْنَ كَفَّارَةٌ وَذِكْرُ الْمَوْتِ صَدَقَةٌ وَذِكْرُ الْقُبُوْرِ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ (رواه الديلمي عن معاذ).

Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa: “Mengingat para Nabi adalah bagian dari ibadah. Mengingat orang shaleh menjadi sebab terhapusnya dosa. Mengingat mati adalah sedekah. Dan mengingat kubur dapat mendekatkan kalian ke surga” (HR Dailami, sanadnya dlaif)

Baca juga: Inilah Dalil Tahlilan 3,7,25,40,100, & 1000 Hari Yang Perlu Anda Tahu

Sufyan bin Uyainah berkata:

عِنْدَ ذِكْرِ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ (سفيان بن عيينة ذكره ابن الجوزي في مقدمة صفوة الصفوة)

“Mengingat orang shaleh menjadi sebab turunnya rahmat” (Sufyan bin Uyainah dikutip oleh Ibnu Jauzi dalam Muqaddimah Shifat ash-Shafwah).

Wallahu a’lam bishshawab

Sanad: IG Aswaja_Makassar

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *