Pentingnya Memahami Al-Quran dari Tafsirnya

Pentingnya Memahami Al-Quran dari Tafsir

PeciHitam.org Menjadi muslim yang baik adalah impian setiap orang, sehingga tidak mustahil jika banyak yang berlomba-lomba berprilaku sesuai dengan ajaran islam, lebih khususnya yang terdapat dalam nash.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun akan sangat celaka jika kita mempunyai itikat baik untuk beramal sesuai A-Qur’an tapi yang terjadi malah kesalahan dalam melihat maksud Al-Quran karena minimnya ilmu yang kita punya. Seperti halnya fenomena aksi bakar tempat dengan semboyan amar ma’ruf nahi munkar.

Jika diperkenankan saya bertanya, apakah jika kita mendapati seorang pencuri, apakah kita akan langsung memotong tangannya, karena mengamalkan Al-Quran Surat al-Maidah ayat 38 ??

Berangkat dari hal tersebutlah perlu kita menyadari bahwa yang tertulis dalam Al-Quran tidak seperti kelihatannya. Melainkan Al-Quran memiliki asbabun nuzul nya dan nilai yang tersirat yang tidak bisa semua orang mengerti hanya dengan membaca saja.

Pentingnya Sebuah Tafsir, Pendapat Hasbi Ash Shiddieqy

Al-Qur’an memang tidak pernah berubah, dan tak akan direvisi oleh kaum Muslim. Wahyu Allah tersebut akan berlaku sepanjang zaman, karena seluruh isi Al-Qur’an bersifat potensial. Nilai-nilai dalam Al-Qur’an berlaku abadi karena sejalan dengan fitrah kejadian manusia.

Baca Juga:  5 Alasan Mengapa Umat Islam Boleh Merayakan Maulid Nabi

Meskipun demikian, perkembangan masyarakat yang dinamis dan tidak pernah berhenti mengharuskan pula adanya kebutuhan bagi Al-Qur’an untuk menjawab perubahan tersebut. Dalam kondisi seperti ini, kehadiran tafsir Al-Qur’an merupakan keniscayaan.

Hasbi berpendapat bahwa tanpa mempelajari tafsir, seseorang tidak mungkin bisa beramal dengan ajaran-ajaran Al-Qur’an secara tekstual. Tanpa tafsir, tidaklah mungkin kita sampai kepada esensi Al-Qur’an walaupun kita dapat membacanya dengan berbagai qira’at. Kita sangat berharap kepada tafsir lantaran kurangnya kemampuan kita dalam memahami bahasa Arab dan rahasia-rahasianya.

Hasbi juga menambahkan bahwa dengan mempelajari tafsir, kita memperoleh banyak manfaat, di antaranya untuk tadzakkur (kenangan), i’tibar (pelajaran), mengetahui hidayah Allah baik dalam bidang aqa’id (akidah-akidah), ibadah, muamalah dan akhlak, agar kita mendapat kemenangan dunia dan akhirat.

Berdasarkan realitas ini, Hasbi menempatkan ilmu tafsir sebagai salah satu dari ilmu-ilmu yang paling mulia. Pendapat Hasbi ini tidaklah berlebihan. Karena, seperti sama halnya yang dikatakan Dawam Rahardjo, “Al-Qur’an akan mudah dipahami dengan mempelajari tafsirnya serta mengamalkan nilai dan ajarannya”.

Baca Juga:  Tuduhan Syirik Terhadap Burdah, Bukti Ustadz Wahabi Tak Hormati Jasa Ulama

Yang perlu digaris bawahi, bahwa tafsir Al-Qur’an yang dihasilkan oleh seorang mufasir bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk orang lain. Karena itu, seorang mufasir hendaknya memperhatikan perkembangan masyarakat dan mensyarahkan (menjelaskan) lafal lafal Al-Qur’an menurut perkembangan ilmu dan sunnah Allah dalam alam ini, serta undang-undang kemasyarakatan, politik, ekonomi, akhlak, dan aneka hukum yang lain termasuk mengenai keluarga, perdata, pidana, peperangan dan lain sebagainya. Dalam buku Inilah Islam, Hasby mengatakan:

“Segala kesungguhan dalam menafsirkan Al-Qur’an merupakan usaha-usaha berharga bagi perkembangan tafsir dan memudahkan jalan bagi kita mengambil manfaat dari Al-Qur’an. Hanya saja tiap-tiap zaman mempunyai corak sendiri, tiap miliu mempunyai kebutuhan sendiri. Masa kita, miliu kita, dan kecerdasan kita mengharuskan para ulama bergerak berusaha dengan ikhlas dan sepenuh hati memungkinkan umat Islam di masa modern ini memahami ayat-ayat Al-Qur’an agar mereka dapat mengumpulkan antara ta’abud (mem-baca sebagai suatu ibadat) dan tadabbur (membaca untuk dipahami dan diselami isinya)”

Demikianlah pendapat Hasby Ash-Shiddieqy tentang pentingnya Tafsir Al-Quran, penting kiranya kita memahami Al-Quran dengan membaca tafsirnya, jangan asal back to quran tapi faktanya yang terjadi malah terjadi kerusuhan di sana sini.

Baca Juga:  Waktu Yang Dilarang Untuk Berhubungan Suami Istri Dalam Islam

Ash Shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan