Mengenal Tafsir Faid Al-Rahman Karya Kyai Shaleh Darat, Tafsir Dengan Kearifan Lokal

Mengenal Tafsir Faid Al-Rahman Karya Kyai Shaleh Darat, Tafsir Dengan Kearifan Lokal

PeciHitam.org – Kyai Shalih Darat yang notabenenya merupakan guru RA. Kartini memiliki semangat untuk menyebarkan ilmu tidak hanya dilakukan melalui jalur pendidikan dan berdakwah. Beliau juga aktif menulis berbagai kitab lintas disiplin keilmuan Islam. Dalam menuliskan kitabnya, beliau seringkali menggunakan bahasa arab-pegon, bahasanya sederhana dan mudah dipahami.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Di antara karya-karya beliau itu adalah sebagai berikut:

  1. Majmu’ah al-Syari’ah al-Kafyah li al-’Awam, merupakan kitab fikih;
  2. Munjiyat, merupakan petikan dari Ihya’ ’Ulum al-Din;
  3. Syarḥ Al-Hikam, merupakan ringkasan sepertiga dari kitab al-Hikam karya Ahmad Ibn ’Atha’illah;
  4. Lata’if al-Thaharah, yang membicarakan hakekat dan rahasia salat dan puasa, keutamaan bulan Muharram, Rajab, dan Sya’ban;
  5. Manasik al-Hajj, berisi tuntunan melaksanakan ibadah haji;
  6. Pasolatan, berisi tuntutan salat wajib 5 waktu;
  7. Tarjamah Sabil al-’Abid ’ala Jauharah al-Tauhid, merupakan terjemah dalam bahasa Jawa terhadap karya Ibrahim al-Laqani dan disertai uraian secukupnya;
  8. Minhaj al-Atqiya’;
  9. Al-Mursyid al-Wajiz, merupakan kitab yang membicarakan al-Qur’an dengan segala aspeknya;
  10. Hadis al-Mi’raj;
  11. Syarh Mawlid al-Burdah, merupakan syarah kitab Mawlid al-Burdah karya Muhammad Sa’id al-Busyiri;
  12. Tafsir Faid al-Rahman;
  13. Syarh Barzanji, berisi tentang Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dan datangnya perintah shalat fardhu sebanyak 5 waktu;
  14. Manasik Kaifyah al-Shalat al-Musafrin. Ditulis pada tahun 1288H/ 1870 M.

Kitab Tafsir Faid al-Rahman, sebenarnya memiliki nama lengkap Faid Al-rahman fi Tarjamah al-Kalam al-Malik Al-Daiyyan. Kitab tersebut mulai ditulis pada hari Kamis tanggal 5 Rajab 1309 H/1891 M menggunakan aksara Arab-Pegon dengan bahasa Jawa.

Baca Juga:  Ulama Nusantara di Haramain Ini Adalah Embrio Nahdlatul Ulama

Dalam menyajikan tafsir tersebut, Kyai Shalih Darat menggunakan dua corak penafsiran yaitu, corak fiqh dan tasawuf, sehingga dapat dikatakan bahwa tafsir tersebut memiliki dua corak yaitu fiqih dan tasawuf. Konon, kitab tafsir itu terdiri dari dua jilid, hanya saja penerbitan jilid kedua kitab tersebut tidak pernah sampai ke tangan kita.

Jilid pertama, diawali dengan muqaddimah kitab Tafsir Faid Al-Rahman dilanjutkan dengan muqaddimah Surat al-Fatiḥah, dilanjutkan dengan tafsir surat al-Baqarah yang juga dimulai dengan muqaddimah surat al-Baqarah. Setelah itu baru menginjak pada penafsiran ayat 1 sampai 286, dengan jumlah isinya 503 halaman.

Jilid pertama ini mulai ditulis pada malam Kamis 20 Rajab 1309 H/19 Februari 1892 M dan selesai pada malam Kamis 19 Jumadil Awal 1310 H/9 Desember 1892 M. Dicetak di Singapura oleh percetakan Haji Muhammad Amin pada tanggal 27 Rabi’ul Akhir 1311 H/7 November 1893 M.

Sedangkan Jilid kedua, dimulai dari muqaddimah dari penulis kemudian muqaddimah surat Ali Imran dan dilanjutkan dengan tafsir surat al-Nisa’ yang dimulai dengan muqaddimah Surat al-Nisa’. Sepertihalnya pada jilit pertama, setelah muqaddimah dilanjutkan dengan k penafsiran ayat 1 sampai ayat 176 dari surat al-Nisa’.

Baca Juga:  Sikap Nahdlatul Ulama Tentang Hubungan Antara Muslim dengan Non Muslim - Bagian 1

Jilid kedua ini terdiri dari 207 dan diselesaikan pada hari Selasa tanggal 17 Safar 1312 H/20 Agustus 1894 M dan dicetak oleh percetakan Haji Muhammad Amin pada tahun 1312 H/1895 M. Tafsir Faidh al-Rahman yang digunakan dalam tulisan ini adalah versi digital dari kitab asli cetakan NV. Haji Usman Singapura, Tahun 1898 M masih menggunakan tulisan tangan.

Penulisan menggunakan aksara Arab Pegon dan terlihat acakan serta sulit dibaca. Kertas yang digunakan tidak ada barisnya untuk mengatur tulisan di samping penulisan kalimatnya saling berdekatan sehingga membuat pembaca perlu ekstra ketelitian dalam membaca dan mengkaji kitab tersebut.

Salah satu latar belakang penulisan kitab tafsir tersebut di antaranya telah beliau paparkan dalam bagian muqaddimah (pendahuluan), yaitu tuntutan keadaan masyarakat di masa itu. Masyarakat muslim di lingkungan Kyai Shaleh Darat kesulitan untuk memahami isi dan kandungan Al-Quran karena tidak mengerti bahasa Arab. Karena itulah Kyai Shaleh Darat kemudian menulis kitab tafsirnya menggunakan bahasa Jawa dengan menggunakan aksara Arab-Pegon.

Dalam muqaddimah kitab, Kyai Shaleh Darat mengatakan bahwa penafsiran tersebut merupakan hasil cuplikan beberapa pendapat ulama dengan merujuk beberapa kitab yang masyhur di antaranya adalah sebagai berikut:

Baca Juga:  Tiga Datuk Penyebar Islam di Sulawesi Selatan

(1) Tafsir al-Jalalain, karya Imam Jalal al-Din al-Mahali (w. 864 H/ 1459 M) dan Imam Jalal al-Din al-Suyuthi (w. 911 H/1505 M); (2) Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar alTa’wil, karya Imam ’Abdullah ibn ’Umar al-Baidhawi (w. 685 H/1286 M); (3) Lubab al-Ta’wil f Ma’ani al-Tanzil, karya Syaikh ‘ala’ al-Din al-Khazin (w. 741 H/1360 M); (3) Jawahir al-Tafsir, Misykat al-Anwar dan Ihya‛ ’Ulum al-Din karya al-Ghazali (w. 505 H/1111 M) (3)Tafsir al-Qur’an al-Azhim, karya Imam Isma’il ibn ‘Umar ibn Katsir al-Dimasyqi (w. 505 H/1372 M).

Mohammad Mufid Muwaffaq