Muhasabah Diri di Tengah Musibah dan Pandemi

Muhasabah Diri di Tengah Musibah Pandemi

Pecihitam.org – Walau di negara kita sudah diterapkan peraturan New Normal, namun banyak kegiatan yang masih dilakukan di rumah, dikarenakan masih adanya kekhawatiran untuk kembali seperti semula, termasuk pendidikan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Maka banyak pola hidup yang berbeda, pun banyak hal positif dan negatif baru yang didapat, sebab keadaan memang berubah tiga ratus enam puluh derajat. Salah satu hal positif yang dapat dilakukan adalah muhasabah diri di tengah maraknya pandemi.

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu di fahami apa itu muhasabah diri? Kata muhasabah diambil dari kata hasiba yahsibu husbanan yang mempunyai arti menghitung. Dan yang dimaksud dengan muhasabah disini adalah mengintropeksi diri dengan cara mengevaluasi baik dari sisi yang baik ataupun buruk.

Dalam islam muhasabah diri bertujuan untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah atau yang disebut dengan habluminallah. Tak hanya itu, muhasabah diri juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri kepada sesama manusia atau yang disebut dengan habluminannas. Muhasabah juga dapat memperbaiki hubungan dengan diri sendiri, yaitu agar hati dapat berdamai dengan jiwa.

Baca Juga:  Miskin Bersabar atau Kaya Bersyukur, Mana yang lebih Utama?

Di tengah maraknya pandemi saat ini, bagi kita yang masih dituntut untuk dirumah, alangkah baiknya untuk muhasabah diri, disamping memikirkan hiruk pikuk kehidupan, agar segala yang kita dapatkan di masa sekarang, dengan mudah dapat kita terima dengan dada yang lapang.

Saat seperti ini juga cocok untuk bermuhasabah diri terhadap hubungan keluarga, baik dengan cara shalat berjamaahm memberikan edukasi yang maksimal terhadap anak, atau andil dalam pekerjaan rumah di sela-sela waktu kerja.

Dalam al-qur’an surat al-Hasyyr ayat 18 Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadaap apa yang kamu kerjakan.”

Dalam kitab Shofwatu al-Tafasir karya Muhammad Ali al-Shobuni, beliau menyebutkan bahwa perintah Allah untuk muhasabah diri dengan cara menyadari segala dosa dan memperbaikinya dengan perbuatan yang baik untuk bekal di hari kiamat kelak.

Baca Juga:  Inilah 3 Keutamaan Umat Nabi Muhammad Dibanding Umat Nabi-Nabi Terdahulu

Ibnu Katsir juga menyebutkan perintah untuk mengoreksi diri atas apa yang pernah diperbuat sebagai persiapan saat hari di mana manusia akan dihadapkan dengan Rabbnya.

Jika sudah mengoreksi diri sendiri tentu manusia akan menyadari kesalahannya dan bergegas untuk bertaubat kepadaNya, sebab sebaik-baiknya umat adalah ia yang menyadari kesalahannya lalu bergegas untuk bertaubat. Lalu bagaimana cara taubat kepada Allah?

Moment yang tepat, saat kebanyakan orang menghabiskan waktu dirumah karena masih maraknya wabah dimana-mana, untuk melaksanakan taubat dengan cara mendirikan shalat taubat misalnya, atau menerima pendapat dan kritikan dari orang lain, dengan catatan mempunyai azam yang kuat untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

Jika sudah begitu, maka seakan-akan ia akan mendapati kehidupan yang baru. Dan sebagai manusia biasa, jika toh nanti melakukan kesalahan lagi maka bergegaslah untuk memohon ampun kepadaNya.

Baca Juga:  Idul Adha di Tengah Pandemi: Menyembelih Ego, Menjunjung Akal Sehat

Hikmah dari muhasabah sendiri juga dapat menjauhkan manusia dari sifat sombong, merasa paling benar, serta menyadarkan untuk memanfaatkan waktu dengan baik dan tidak menyia-nyiakannya. Jadi, walaupun banyak mengahabiskan waktu dirumah, namun dapat pula memanfaatkannya dengan baik.

Dan yang menjadi catatan adalah jika hubungan dengan Allah sudah baik, maka tentu hubungan dengan manusia pun lebih baik, sebab Allah adalah penggerak hati setiap hambanya. Oleh karena itu muhasabah diri di tengah maraknya pandemi adalah salah satu hal positif yang dapat dilakukan oleh semua orang. Wallahu A’lam Bisshowab.

Nur Faricha