Dzulqa’dah: Bulan yang Agung dan Mengandung Banyak Kemuliaan Bagi Umat Islam

Dzulqa'dah

Pecihitam.org – Tahun Hijriyah memiliki dua belas bulan. Salah satunya adalah bulan Dzulqa’dah yakni bulan ke-sebelas dalam penanggalan Islam. Bulan ini termasuk ke dalam bulan-bulan yang disebut oleh Allah sebagai bulan haram. Kenapa?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mari kita simak hal ini, yang termaktub dalam QS At-Taubah ayat 36 sebagai berikut:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah disaat Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu.”

Ada beberapa alasan yang menyebabkan kemuliaan dan keagungan bulan Dzulqa’dah. Alasan-alasan tersebut di antaranya adalah:

Pertama, amalan dilipatgandakan.

Poin ini berdasarkan pada At-Thabari yang menyebutkan dalam tafsirnya bahwa bulan Dzulqa’dah merupakan bulan haram, yakni bulan yang dijadikan oleh Allah sebagai bulan yang suci lagi diagungkan kehormatannya. Di dalamnya, ada amalan-amalan baik yang akan dilipatgandakan pahalanya. Untuk amalan-amalan yang buruk, maka akan dilipatgandakan dosanya.

Baca Juga:  Empat Keistimewaan Bulan Dzulqaidah bagi Umat Islam

Kedua, bulan Dzulqa’dah adalah salah satu dari bulan-bulan haji (asyhrul hajj). Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Allah. Berikut firman-Nya:

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ

“ (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklum”

Mari tengok tafsir Ibnu Katsir yang mengemukakan bahwa asyhurun ma’lumaat merupakan bulan yang tidak sah ihram untuk menunaikan ibadah haji kecuali pada bulan-bulan ini. Disebutkan di sana bahwa bulan-bulan tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Sedangkan Ibnu Rajab menyatakan dalam kitabnya “Lathaaiful Ma’arif”. Ia menjelaskan bahwa Rasulullah melaksanakan ibadah umrah sebanyak empat kali dalam bulan-bulan haji.

Lebih jauh, mari kita tengok penjelasan Ibnul Qayyim  tentang menunaikan ibadah di bulan-bulan haji sama halnya dengan menunaikan haji di bulan-bulan haji. Maksudnya, bulan-bulan haji ini dikhususkan oleh Allah dengan ibadah haji. Allah pun mengkhususkan bulan-bulan ini sebagai waktu pelaksanaannya. Disebutkan bahwa umrah merupakan haji kecil (hajjun ashghar). Untuk itu, waktu yang paling utama untuk umrah adalah pada bulan-bulan haji. Sedangkan Dzulqa’dah berada di tengah-tengah bulan haji tersebut.

Baca Juga:  Orang Fakir Bisa Masuk Surga Lebih Dulu daripada Orang Kaya, Ini Syaratnya

Ketiga, alasan lain bulan Dzulqa’dah diagungkan adalah karena dalam bulan tersebut Allah melarang manusia untuk berperang. Penjelasan ini senada dengan makna secara harfiah dari “Dzulqa’dah” yaitu penguasa genjatan senjata. Dalam Zaadul Masiir disebutkan bahwa karena mulianya bulan itu, sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.

Keempat, ada beberapa hal penting lain yang membuat  bulan Dzulqa’dah istimewa. Salah satunya adalah bahwa masa tiga puluh malam yang dijanjikan oleh Allah kepada Nabi Musa untuk bertemu dengan-Nya terjadi pada bulan Dzulqa’dah, sisanya terjadi pada sepuluh malam di bulan Dzulhijjah. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. Al-A’raf ayat 142:

وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ

Baca Juga:  Jenis dan Syarat Asuransi yang Diperbolehkan dalam Islam

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.”

Ramadan telah usai, begitu juga bulan Syawal. Kini saatnya umat Islam di seluruh dunia menyambut kedatangan bulan Dzulqa’dah dengan mempertebal iman melalui ketaatan dalam beribadah juga menjauhi segala dosa.

Semoga bulan Dzulqa’dah di tahun ini bisa kita manfaatkan dengan baik. Aamiin.

Habib Mucharror

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *